Liputan6.com, London - Seorang pengawas di sekolah Inggris yang terkenal dengan kritikan pedasnya, Chris Woodhead, mengundurkan diri pada 2 November 2000 setelah enam tahun menjabat.
Dilansir dar laman BBC, Selasa (1/11/2022), Departemen Pendidikan Inggris mengatakan, Woodhead meninggalkan Office for Standards in Education (Ofsted) untuk menjadi pimpinan di sebuah surat kabar bernama Daily Telegraph.
Baca Juga
Seorang sumber mengatakan, Woodhead telah memikirkan langkah itu selama beberapa minggu.
Advertisement
Dalam periode pemberitahuan tiga bulan, seharusnya Woodhead dapat menyelesaikan tugasnya hingga akhir Februari, tetapi dia telah meninggalkan meja kerjanya di Ofsted pada 30 November 2000.
Wakilnya, Mike Tomlinson kemudian mengambil alih posisi tersebut sebelum penentuan kepala inspektur baru.
Sekretaris Pendidikan, David Blunkett, memuji peran Woodhead dalam meningkatkan standar sekolah di Inggris.
Dia menambahkan, "Saya pikir siapa pun yang merasa peran mereka lebih baik dimainkan sebagai penulis untuk The Daily Telegraph atau menjadi konsultan untuk perusahaan PR jelas telah menemukan ceruk yang berbeda dalam hidup."
Di sisi lain, serikat guru menyambut berita kepergian Woodhead dengan "gembira".
Nigel de Gruchy, Sekretaris Jenderal Persatuan Nasional Kepala Sekolah dan Persatuan Guru Wanita mengatakan itu sudah lama tertunda.
"Saya pikir selama beberapa bulan terakhir dia melakukan misi bunuh diri dan para guru dapat bernapas lega," katanya.
Pengunduran diri Chris Woodhead terjadi sehari setelah dia terlibat dalam perselisihan dengan anggota parlemen di komite pendidikan Commons (Dewan Rakyat Inggris).
Selama pertemuan dengan komite, dia menyangkal tuduhan bahwa gayanya mengurangi kinerja baik Ofsted.
Woodhead tidak malu dalam keributan yang disebabkan oleh komentar rutinnya terkait kondisi pendidikan di Inggris. Dia percaya bahwa dia harus berbicara terus terang atas nama orang tua ketika dia menemukan segala sesuatu yang tidak sesuai harapan.
Saat itu, kehidupan pribadinya juga terjebak di tengah kontroversi. Pada Mei 1999 terungkap bahwa mantan guru itu berselingkuh dengan mantan muridnya.
Pro dan Kontra Chris Woodhead
Chris Woodhead, pengawas sekolah legendaris Inggris akhir abad 20 ini awalnya ditunjuk oleh pemerintah Konservatif pada 1994. Namun, ia tidak diharapkan bertahan ketika Partai Buruh mengambil alih kekuasaan Inggris tiga tahun kemudian (1997).
Dia seringkali membuat marah serikat pekerja, misalnya ketika dia mengatakan "ada 15.000 guru yang tidak kompeten di Inggris".
Pada Desember 2000, Chris Woodhead bahkan menyebut Kanselir Gordon Brown sebagai "penjahat tahun ini" saat jejak pendapat yang nantinya ditentukan oleh pendengar di program BBC's Radio 4's Today.
Di sisi lain, di program yang sama, ia juga memenangkan gelar, ia berada di urutan kedua dalam penghargaan "hero of the year".
Pada Februari 2002, Chris Woodhead menjadi profesor di Universitas Buckingham.
Advertisement
Krisis di Inggris, Anak Sekolah Kelaparan: Kunyah Karet dan Pura-Pura Makan Bekal Kosong
Bagaimana kondisi sekolah di Inggris yang saat ini dilanda krisis?
Inggris sedang mengalami krisis ekonomi yang memilukan hingga membuat anak-anak kelaparan di sekolah. Kepala sekolah dan badan amal bantuan makanan mengatakan mereka berjuang untuk mengatasi meningkatnya permintaan dari keluarga yang tidak mampu membeli makanan.
Anak-anak sangat lapar sehingga mereka makan karet atau bersembunyi di taman bermain karena mereka tidak mampu membeli makan siang, menurut laporan dari para kepala sekolah di seluruh Inggris.
Mengutip The Guardian, Selasa (27/9/2022), para kepala sekolah mengatakan bahwa pemerintah membiarkan sekolah-sekolah menghadapi krisis yang semakin meningkat - sebuah pesan yang diperkuat survei baru tentang kemiskinan pangan di sekolah, yang akan diterbitkan bulan depan oleh Chefs in Schools, sebuah badan amal makan sehat yang melatih koki untuk dapur sekolah.
Survei ini mengungkapkan bahwa banyak sekolah di Inggris sudah melihat peningkatan yang memilukan pada anak-anak yang kelaparan, bahkan sebelum musim dingin dan tagihan energi yang besar memaksa lebih banyak keluarga untuk memilih untuk menyalakan pemanas ruangan dan membeli makanan.
Salah satu sekolah di Lewisham, London Tenggara, mengatakan kepada badan amal tentang seorang anak yang "berpura-pura makan dari kotak makan siang yang kosong". Mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan makanan sekolah gratis dan tidak ingin teman-temannya tahu bahwa tidak ada makanan di rumah.
Kelompok bantuan makanan masyarakat juga mengatakan kepada Observer minggu ini bahwa mereka berjuang untuk mengatasi permintaan baru dari keluarga yang tidak dapat memberi makan anak-anak mereka.
"Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka makan karet di sekolah," ujar Naomi Duncan, kepala eksekutif Chefs in Schools.
"Anak-anak datang ke sekolah karena belum makan apa pun sejak makan siang sehari sebelumnya. Pemerintah harus melakukan sesuatu." tambahnya.
Mengapa Peringkat Pendidikan Indonesia Masih Tergolong Rendah
Sementara itu, bagaimana dengan kondisi pendidikan di Indonesia yang menempati urutan ke-54 dalam Best Educational Systems - 2021?
Sejak dulu peringkat pendidikan di Indonesia memang tidak pernah mengalami kenaikan yang signifikan, selama bertahun-tahun negara ini hanya berkutat pada peringkat itu dan itu saja.
Ada banyak faktor sebenarnya yang dapat menyimpulkan mengapa peringkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.Â
Salah satunya adalah angka pertumbuhan penduduk yang tinggi yang membuat pemerataan infrastruktur dalam pendidikan. Berdasarkan proyeksi saat ini, populasi Indonesia saat ini diperkirakan akan mencapai puncaknya 337,38 juta pada tahun 2067 dan penurunan pada dekade berikutnya.
Antara tahun 2000 dan 2010, Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata tahunan sebesar 1,49%. Perubahan pertumbuhan tahunan Indonesia adalah sekitar 1,07% untuk tahun 2020. Artinya, Indonesia saat ini tumbuh sekitar 2,73 juta orang per tahun.
Banyaknya anak muda Indonesia yang memilih untuk menGenyam pendidikan di luar negeri karena mereka merasa kualitas pendidikan disana lebih baik, pun banyak diantara yang sudah lulus memilih untuk bekerja di negara tersebut.
Hal ini seharusnya menjadi bahan evaluasi pemerintah tentang bagaimana mengoptimalkan dan memberikan pelayanan pendidikan terbaik untuk masyarakat.
Â
Penulis: Safinatun Nikmah
Advertisement