Sukses

Jair Bolsonaro Minta Pendukungnya Tidak Blokade Jalanan Brasil

Presiden Brasil Jair Bolsonaro untuk pertama kalinya Rabu (2/11) meminta pengunjuk rasa yang menutup jalan nasional.

Liputan6.com, Brasilia - Presiden Brasil Jair Bolsonaro untuk pertama kalinya Rabu (2/11) meminta pengunjuk rasa yang menutup jalan nasional, untuk membuka blokade itu. Ia mengatakan akasi demonstrasi membatasi hak orang untuk datang dan pergi sehingga menyebabkan kerugian bagi perekonomian.

Protes meletus pada Minggu, setelah Bolsonaro kalah tipis dari lawannya yang sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva dalam pemilu presiden putaran kedua pada 30 Oktober.

Dalam sebuah video yang diposting di media sosial, Bolsonaro mengatakan ia memahami rasa frustrasi masyarakat atas hasil pemilu itu, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (3/11/2022).

Presiden mengatakan, memblok jalan untuk melakukan protes adalah tidak sah. Ia menyarankan orang memilih cara lain untuk berunjuk rasa.

Bolsonaro menambahkan, Polisi Jalan Raya Federal (PRF) Brasil dikerahkan untuk membantu menghalau pengunjuk rasa dan membersihkan jalan. Namun dia mengatakan, mereka kewalahan karena protes terjadi di banyak lokasi.

Aparat mengatakan, pengunjuk rasa memblok jalan raya sebagian atau seluruhnya di 126 lokasi pada Rabu malam, turun dari sekitar 190 malam sebelumnya.

Meski tidak semasif dari hari-hari sebelumnya, tteapi unjuk rasa masih berpotensi mengganggu pengiriman BBM, aktivitas industri, pengiriman makanan ke supermarket dan pengiriman biji-bijian ke pelabuhan.

2 dari 4 halaman

Tak Akui Hasilnya Secara Terbuka

Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, telah memecah keheningan yang dia pertahankan sejak dikalahkan dalam pemilihan presiden atau pemilu hari Minggu.

Dilansir BBC, Rabu (2/11/2022), ia berterima kasih kepada pemilih yang telah memberikan suara mereka untuknya tetapi tidak mengakui kekalahannya.

Tetapi dia juga tidak menentang hasilnya, karena beberapa orang khawatir dia akan melakukannya.

Kepala stafnya, Ciro Nogueira, berbicara setelah pernyataan singkat Bolsonaro yang mengatakan bahwa "proses transisi" kekuasaan akan dimulai.

Meskipun Bolsonaro sendiri tidak mengakui kekalahan dengan kata-katanya sendiri, Mahkamah Agung Brasil merilis sebuah pernyataan tak lama setelah pidatonya yang mengatakan bahwa dengan mengesahkan transisi kekuasaan, dia telah mengakui hasil pemilihan.

Pernyataan-pernyataan agresif dari Bolsonaro - seperti bahwa "hanya Tuhan" yang bisa memecatnya dari jabatannya - berarti bahwa ada penantian yang menegangkan baginya untuk tampil di depan umum. 

Sebelum pemilihan, dia juga berulang kali melontarkan keraguan yang tidak berdasar pada sistem pemungutan suara.

Ketika dia akhirnya muncul di depan umum, 44 jam setelah hasil pemilu diumumkan, pernyataan Bolsonaro hanya berlangsung dua menit dan dia tidak menjawab pertanyaan apa pun dari para wartawan yang berkumpul.

3 dari 4 halaman

Pesan Bolsonaro

Dalam pesan yang ditujukan kepada para pendukungnya, Bolsonaro mengatakan bahwa "impian kami terus hidup seperti biasa".

Dia mengulangi nilai-nilai yang dia katakan diperjuangkan olehnya dan partainya - "Tuhan, tanah air, keluarga dan kebebasan" - dan bersikeras bahwa dia akan terus berjuang untuk "ketertiban dan kemajuan", seperti kata-kata yang terpampang di bendera Brasil.

Dia sama sekali tidak menyebut Luiz Inácio Lula da Silva, saingan beratnya yang mengalahkannya dengan tipis pada hari Minggu. 

Sementara itu, bertentangan dengan tradisi, Bolsonaro masih belum memanggil orang yang mengalahkannya dalam pemilihan.

4 dari 4 halaman

Pendukung Bolsonaro Tak Terima

Pendukung garis keras Bolsonaro - yang menolak untuk menerima bahwa dia kalah - telah mendirikan ratusan penghalang jalan di semua kecuali dua negara bagian Brasil. 

Dalam pidatonya, Bolsonaro menyebut mereka sebagai "gerakan populer saat ini" dan mengatakan mereka adalah "buah kemarahan dan rasa ketidakadilan tentang bagaimana proses pemilihan berlangsung".

Ia juga kerap menyinggung rivalnya dengan mengucapkan bahwa metode yang ia gunakan bersama pendukungnya berebeda dengan kaum kiri, yang ia anggap selalu merugikan masyarakat.Â