Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diunggah oleh pemerintah Rusia -- meski kini sudah dihapus -- menunjukkan ada yang tak beres dengan tangah Vladimir Putin.
Ada titik hitam di tangannya saat bersalaman dengan anggota tentara Rusia. Koresponden Kyiv Post Jason Jay mengklaim video yang dirilis oleh berita pemerintah Rusia menunjukkan ada bekas jejak dari infus di tangan Putin.
Baca Juga
Video itu kini telah dihapus oleh kantor media milik Rusia tak lama setelah pengguna media sosial menyoroti dugaan tanda tersebut, yang semakin memicu spekulasi tentang kesehatan Putin yang buruk, dikutip dari kyivpost, Kamis (3/11/2022).
Advertisement
Bereaksi terhadap rekaman itu, Lord Richard Dannatt, mantan Kepala Staf Pertahanan untuk Inggris, mengatakan kepada Sky News: "Banyak pengamat sekarang memperhatikan bahwa tangannya tampak sangat hitam di bagian atas, yang merupakan tanda suntikan."
Dugaan yang diberitakan oleh Barat bahwa Putin mengalami sejumlah permasalahan kesehatan, usai sebuah email bocor soal catatan kesehatannya.
Klaim bahwa Putin menderita penyakit Parkinson -- gangguan progresif yang mempengaruhi sistem saraf -- telah beredar selama bertahun-tahun tetapi dibantah oleh Moskow sebagai "propaganda Barat".
Namun, pada Selasa, 1 November 2022, surat kabar Inggris The Sun mengumumkan email dari sumber intelijen Rusia yang dekat dengan Kremlin.
Email itu menyebut bahwa pemimpin Rusia tidak hanya menderita penyakit Parkinson, tetapi mungkin juga telah didiagnosis menderita kanker pankreas dan kanker prostat.
Isi Email
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa dia telah didiagnosis dengan penyakit Parkinson tahap awal, tetapi info itu sudah berkembang," tulis orang dalam Rusia di salah satu email didapat oleh The Sun.
"Fakta ini akan disangkal dengan segala cara agar tetap bisa disembunyikan," tambahnya, dikutip dari kyivpost.
"Putin secara teratur diberikan suntikan penghilang rasa sakit untuk menghentikan penyebaran kanker pankreas yang baru-baru ini didiagnosis."
"Ini tidak hanya menyebabkan banyak rasa sakit, efeknya wajah Putin jadi bengkak dan mengakibatkan efek samping lainnya, termasuk masalah ingatan."
"Ada juga rumor bahwa selain kanker pankreas, yang menyebar secara bertahap, Putin juga menderita kanker prostat."
Â
Â
Advertisement
Laporan Pentagon
Pada tahun 2008, sebuah laporan dari Pentagon AS mengklaim bahwa Putin menderita penyakit Asperger, dan pada tahun 2010 desas-desus mulai beredar tentang dugaan penurunan kesehatan mentalnya dan dugaan penggunaan Botox.
Pada tahun 2012, platform media sosial dibanjiri dengan teori konspirasi dan spekulasi lebih lanjut, setelah Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengumumkan bahwa "masalah kesehatan" Putin telah menyebabkan dia menunda kunjungan ke Moskow.
Klaim bahwa Putin menderita kanker pankreas bukanlah hal baru.
Pada tahun 2014, sementara Rusia mulai menduduki sebagian Ukraina secara ilegal, The New York Post melaporkan bahwa sumber tak dikenal telah mengungkapkan Putin menderita penyakit mematikan, menunjukkan bahwa informasi tersebut awalnya berasal dari seorang dokter Jerman yang telah merawat presiden Rusia.
Pada 10 Juni, beberapa surat kabar arus utama melaporkan berita bahwa Putin menderita "sakit parah, lemah, dan pusing" setelah terpaksa meninggalkan panggilan virtual yang dilakukan dengan kepala militer Rusia.
Jelang KTT G20, Vladimir Putin Belum Putuskan Hadir
KTT G20 di Bali akan digelar 15-16 November 2022. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin masih belum memberikan keputusan apakah ia akan hadir.Â
Berdasarkan artikel di media Uni Eropa, Euractiv, Presiden Vladimir Putin juga belum memutuskan siapa pejabat tinggi yang akan dia kirim ke Indonesia.Â
Kedutaan Besar Rusia di Indonesia juga masih belum memberikan pengumuman tegas apakah Presiden Putin akan datang. Namun, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa Presiden Putin akan hadir.Â
Sementara, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah dipastikan hadir di G20. Presiden Biden akan di Jakarta pada 13-16 November 2022.Â
"Presiden akan berada di Bali, Indonesia pada 13 November hingga 16 November untuk G20 Leaders' Summit," ujar Karine Jean-Pierre dalam konferensi pers, dikutip dari situs resmi Gedung Putih.
"Di Bali, Presiden akan memuji kepemimpinan G20 Presiden Widodo dan menyorot komitmen AS kepada forum paripurna ini untuk kerja sama ekonomi dengan negara-negara yang mewakili lebih dari 80 persen GDP dunia," jelas Jean-Pierre.
Dijelaskan bahwa Presiden Biden ingin membahas perubahan iklim, dampak global perang Vladimir Putin di Ukraina, serta isu pangan dan energi.
Pihak Kedutaan Besar Uni Eropa di Indonesia juga telah memberikan konfirmasi bahwa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen akan hadir di G20 Bali.Â
Presiden Joko Widodo juga telah memberikan undangan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, akan tetapi pemimpin Ukraina itu berkata tak akan hadir jika Rusia masih menyerang.
Advertisement