Sukses

Kisah Hidup Bunda Corla di Jerman Disorot Media Deutsche Welle

Bunda Corla menjadi fenomena baru di Indonesia dengan aksi live-nya yang ditonton ratusan ribu orang, termasuk akun-akun centang biru. Belakangan, kehidupannya di Jerman pun menjadi sorotan salah satu media di negeri tersebut, yakni Deutsche Welle (DW).

, Berlin - Bunda Corla, begitu ia akrab disapa.

Corla menjadi fenomena baru di Indonesia dengan aksi live-nya yang ditonton ratusan ribu orang, termasuk akun-akun centang biru. Belakangan, kehidupannya di Jerman pun menjadi sorotan salah satu media di negeri tersebut, yakni Deutsche Welle (DW).

Untuk pertama kalinya setelah ngetop kembali lewat Instagram live dan TikTok, Corla menerima tawaran interview dan bercerita bagaimana kehidupannya sehari-hari. "Biasanya bangun tidur, minum kopi, aku langsung live," ucapnya dalam wawancara khusus dengan Deutsche Welle (DW) yang dikutip Jumat (4/11/2022).

Warga Indonesia di Jerman yang terkenal dengan julukan Bunda Corla ini juga digadang-gadang telah membuat lagu-lagu dangdut 'jadul' (zaman dulu) mendadak nge-trend lagi. Sebab, ia sering memutarnya saat live, baik di Instagram maupun tampil di Tiktok.

Salah satunya yang berjudul No Comment dari Tuty Wibowo. Lagu ini termasuk 'lagu bandit' alias lagu yang disukai dan sering diputar Corla.

Ia selalu tampak girang berjoget-joget sambil menyanyikannya. 

"Netizen sepertinya suka dengan celoteh Bunda yang lucu-lucu, spontan saja. Itu tidak bisa dibuat-buat. Itu memang kelakuan Bunda sehari-hari, jadi terbawa dalam hal apa pun. Dan menurut Bunda, 'bodo amat!'. Aku apa adanya saja," ujar Corla dalam wawancara khusus tersebut.

Tenar dan Viral Sejak 2016

Bukan baru-baru ini saja perempuan yang nyaman menyebut dirinya sebagai bunda ini berceloteh di media sosial.

"Bunda itu sempat viral juga tahun 2016, itu masa-masa dulu sudah banyak pengikutnya. Sudah banyak sekali, kadang-kadang bahkan pernah sampai tembus 15 ribu di siaran langsung FB. Kemudian, (akun) Facebook Bunda diblokir tim Facebook karena mungkin banyak laporan tidak jelas. Karena dulu masih suka membahas masalah politik,” ungkapnya geli.

"Tapi sekarang, bunda sudah netral, (untuk) Bunda tidak penting siapa (yang jadi) presiden. Tapi, lalu banyak pengikut yang mencari, Bunda, di mana? Kenapa tidak pernah siaran langsung lagi?”

Karena banyak yang sekian lama mencari Corla dan menantikannya live di media sosial akhirnya, warga negara Indonesia yang bermukim di Hamburg, Jerman, ini kemudian diberi masukan oleh orang-orang untuk live di Instagram. Saking seringnya kini follower mencari-carinya, sebuah lagu baru pun kini muncul dengan lirik, "Mana Bunda, mana Bunda… itu Bunda, Bunda sayang," yang diaransemen dengan nada ceria.

Sejak 2004 Corla bermukim di Jerman. Sementara selama tinggal di Indonesia, ia aktif bekerja di dunia hiburan dengan membintangi beberapa film, sinetron, serta menjadi model.

Corla sendiri mengaku merasa nyaman live di rumahnya sendiri, sambil memutar lagu, berdendang dan mengobrol dengan netizen lewat kolom komentar. "Karena di Jerman, kehidupannya tidak seperti di Indonesia. Di sana banyak tongkrongan, banyak tempat yang bisa kita duduk-duduk di luar. Di Jerman dingin. Kita hanya di musim panas bisa untuk nongkrong. Untuk menghilangkan stres sehari-hari itu jadi minum kopi, siaran langsung, begitu terus rutinitasnya sebelum berangkat kerja," ungkap perempuan bernama lengkap Cynthia Corla Pricillia ini.

 

2 dari 5 halaman

Curhat Tentang Kegagalan Mendapat Kerja

Sehari-hari Corla bekerja di McDonald's. Ia mulai bekerja di restoran siap saji itu mulai dari awal pandemi Corona. "Karena dulu Bunda punya suami, cerai, lalu dibantu oleh pemerintah. Karena di Jerman, kalau ada seorang janda belum dapat kerja, kita bisa mengajukan ke pemerintah bahwa kita butuh biaya hidup. Akhirnya, karena Bunda merasa tidak enak dibantu pemerintah terus, Bunda ingin cari kerja," demikian Corla menceritakan awal mula ia bekerja kembali.

Ia bercerita tidak mudah untuk bisa mendapatkan kerja yang ia inginkan. Kegagalan kerap ia alami: "Aku mencoba, terus mencoba, tapi gagal di beberapa tempat. Ada tawaran kerja di rumah sakit, sama di panti jompo juga, tapi Bunda tidak bisa lihat darah. Akhirnya, sudah sempat mengeluh, sudah hampir menyerah. Lalu, bunda salat tahajud. Saat itu bulan puasa Ramadan, bunda sholat tahajud, Bunda meneteskan air mata, Bunda mengadu sama Tuhan, Ya Allah, kasih aku pekerjaan. Aku ingin kerja normal, ingin kerja di McDonald's ingin cari uang yang bisa menutupi kehidupan aku, jangan sampai pemerintah terus yang bantu,” tuturnya mengenang masa-masa mencari kerja.

"Akhirnya, tidak sengaja sedang jalan-jalan ke tengah kota dan melihat McDonald's, saya bertanya: Menerima kerja tidak di sini?  Mereka bilang, tidak menerima. Tapi ada tempat satu lagi yang sama-sama satu bos. Coba ke alamat ini, begitu. Sampai di sana, Bunda langsung diterima," kata Corla.

Mengaku usianya tidak muda lagi, di Jerman, usia tidak dianggap penting untuk bekerja. "Yang penting kita rajin, giat, dan ada kemauan. Jadi, tidak pandang usia. Selagi kerja kita bagus, kita tidak akan dikeluarkan. Selagi kamu masih muda, malas-malasan, akan dikeluarkan dari tempat kerja,” tegasnya.

Corla kesal dengan anggapan salah kaprah orang-orang bahwa semua pengangguran di Jerman diberi uang. ”Tidak! Jangan salah kaprah (tentang) hal ini. Walaupun Bunda masih memegang paspor WNI, karena memang Bunda itu pernah bekerja, bayar pajak, lalu ketika ada COVID-19 itu pemerintah melihat sudah berapa lama kita di Jerman, apa pernah bekerja, membayar pajak? Jadi mereka memeriksa dulu kondisi kita sebelum menyalurkan bantuan,” ucap Corla.

"Mereka melihat pajak yang kita pernah bayar, lalu mereka kumpulkan semua data-datanya. Jadi, terlihat saya pernah bekerja, bukan pekerja gelap, dan saya bayar pajak,” celotehnya.

 

 

3 dari 5 halaman

Pentingnya Bayar Pajak dan Jangan Sampai Gila Uang

Corla berpesan bagi mereka yang bermukim di luar negeri agar mematuhi aturan pemerintah setempat, termasuk soal bayar pajak. "Jadi uang pajak kita itu sangat bermanfaat sekali, seperti saat lockdown akibat pandemi COVID-19 yang lalu, pemerintah Jerman membantu warganya. Tapi Bunda tidak mau bertahan dengan uang pemerintah. Saya harus kerja. Saya harus cari makan. Saya tidak mau berpangku tangan," tutur Corla.

Bagi Corla, penting baginya hidup bagai air mengalir. "Biarlah air itu mengalir, tapi tetap pada jalurnya. Jadi semisal orang bilang, Bunda sudah terkenal, pasti kebanjiran uang! Saya tidak gila dengan yang namanya uang, popularitas, tidak gila dengan kemewahan, keartisan dan keviralan. Ini semua ujian untuk Bunda. Bagaimana kita menghadapinya? Apakah kita lupa diri, atau kita semakin sombong, atau kita mulai gegabah meninggalkan pekerjaan yang sudah pasti masa depannya cerah? Tidak," tandasnya yang masih ingin bekerja di restoran meski sudah menjadi selebgram.

"Kerja di McDonald's memang gajinya untuk Bunda itu sudah lumayan. €1.600, untuk uang rumah €400. Uang pajak, uang asuransi kesehatan, uang pensiun, itu ditanggung oleh McDonald's. Kita terima bersih €1.600 per bulan. Dari €1.600 itu, kita bagi untuk rumah €400, untuk makan €200, tersimpan €1000. €1000 itu kita gunakan untuk belanja, makan, untuk beli barang-barang kesenangan kita,” tutur Corla dengan ceria. "Namun saya tetap berusaha menabung,” paparnya.

 

4 dari 5 halaman

Pandemi Menyaring Sahabat

Sebagai orang yang hidup di rantau, menurutnya sangat penting merawat persahabatan. "Seperti hari ini, misalnya ada teman Bunda salah satunya Solena Chaniago. Bunda sudah kenal dia dari lama. Dia orangnya baik. Zaman lockdown pandemi COVID-19 itu dia bilang rindu dan mengajak ke Paris. Atau misalnya mengundangku ke Berlin ke acara ulang tahunnya pada saat aku benar-benar sedang tak ada uang, ia mengongkosi hanya agar kita bertemu," tuturnya terharu.

Periode lockdown saat pandemi COVID-19 menjadi di mana ia bisa melihat yang mana teman dan yang bukan teman. "Di saat kita sedang terjatuh, mana teman yang peduli. Di saat kita sedang senang, semua orang merapat, seperti misalnya sekarang, pada mau panjat sosial! Pansos! Menurut bunda, pansos yang positif silakan, tapi jangan yang negatif,” ujarnya lugas.

Hidup di Jerman, bukan otomatis segalanya mudah dan penuh kemewahan, tutur Corla." Kita harus tahu hari ini surat apa yang datang, tagihan apa yang datang. Bukan hanya sebatas surat saja, tapi masak sendiri, mencuci sendiri. Kita harus tahu jam kerja kita, naik bis jam berapa, begitu," ujarnya yang tetap nyaman hidup sederhana meski sudah menjadi selegram terkenal dan membangkitkan fenomena ‘tercorla-corla', istilah para fans yang kecanduan dan tergila-gila dengan 'kegilaan' Corla saat live di Instagram.

Saat live di Instagram di suatu hari Minggu, pernah terlihat Corla baru bangun dan ruangannya masih gelap gulita meski waktu menunjukkan sudah pukul 14.00 siang. Namun, para penonton acara IG live-nya sudah sampai di atas 300 ribu viewers, meski Corla tak tampak karena gelapnya ruangan. Ia mengajak bercanda para netizen sambil sesekali membaca kolom komentar di IG live. Tak lama kemudian tanpa berdandan, ia dengan santai naik bus dan pergi ke kios.

Lalu setelah belanja, ia tampak bimbang antara pulang ke rumah untuk minum kopi atau minum kopi sambil duduk di depan kios. Akhirnya ia memutuskan pulang. Selama itu pula komentar para netizen membanjir bagai tak berkesudahan.

”Waktu itu aku juga  nonton. Duh aku gabut (kurang kerjaan) kelihatannya mungkin ya, tapi melihat live Corla itu sangat menghibur,” ujar Gishela Rahayu, warga Bonn, Jerman, salah satu penggemar Corla.

Bersama ratusan ribu penonton live Corla lainnya ia bagai menantikan Corla mericau atau mengikuti alunan dangdut dengan gayanya yang santai. "Aku suka nonton Bunda Corla karena lucu sekali menurutku. Autentik beliau itu. Lucunya bukan dibuat-buat atau pencitraan. Lucunya murni lucu karena beliau jadi dirinya sendiri. Sangat menghibur," tutur Gishela yang terkakak-kakak jika ingat celotehan Corla maupun gayanya yang menjiwai lagu, ketika bergoyang dangdut.

Gishela berharap bisa bertemu langsung idolanya itu.

Di tengah-tengah musik yang dimainkan di playlist musiknya, terkadang Corla 'seenak jidat' mengganti lagu yang diputar dengan lagu lainnya. Padahal yang mememinta lagu itu diputar adalah artis terkenal Ayu Tingting. Meski tampak asal-asalan saja beraksi di depan layar Instagram telepon genggamnya, tetap saja netizen tak henti melontarkan komentar.

Di antaranya ketika Corla menyelipkan ocehannya tentang keinginan dia untuk bisa mengunjungi tempat-tempat unik di Indonesia. Ia bertanya apa itu pasar apung yang ada di laut atau sungai di Kalimantan dan tak tahu letak persisnya. Ramai-ramai kompak bagai tersihir, ribuan netizen pun menjawab, "pasar apung di Banjarmasin". Atau lokasi lain yang Corla dengar indah, namun ia hanya tahu namanya Bajo. Tak sampai hitungan detik, kembali ribuan netizen meluruskan nama lokasi itu: "Labuan Bajo". Semua netizen dan follower-nya, bagi Corla adalah anak-anaknya.

 

5 dari 5 halaman

Pesan Bunda Corla

Dalam wawancara khusus dengan DW, ia menitip pesan bagi ‘anak-anaknya' itu, terutama yang ingin menyusulnya bermukim di Jerman "Buat semua anak-anak Bunda yang mengikuti Bunda, yang menonton siaran langsungnya bunda, begitu juga yang di TikTok dan ingin hidup di Jerman, ini pesan dari Bunda: Hidup di Jerman itu, tidak semudah seperti yang kalian pikirkan. Kita tetap merangkak. Kita tetap mengesot. Tapi kita tetap mencoba untuk bangkit, bangkit, bangkit. Karena kita hidup sendiri, tidak bergantung pada siapa-siapa," tutur perempuan yang kini juga dijuluki "bunda pemersatu bangsa" itu.

Corla tak suka anak muda yang cepat mudah putus asa. Ia mengingatkan kegagalan adalah hal biasa. "Jika gagal di satu hal, tetap berusaha. Tuhan itu akan membuka jalan kita semua, kalau kita tidak menyerah. Jangan pernah menyerah! Seperti Bunda, pantang menyerah! Apalagi yang muda-muda lebih mudah emosional, langsung sepertinya sudah tidak ada semangat. Jangan! Semakin muda, semakin kuat, semakin berprestasi, semakin semangat. Jangan putus asa!" demikian petuah ‘Ratu Jreng' ini.

Baginya hidup merantau tak semudah membalik telapak tangan. Namun pengalamannya jatuh bangun selama di Jerman tak pernah membuatnya lupa tanah air. "Saya tetap semangat dan cinta Indonesia. Bagi yang sudah di luar negeri, sesudah kuliah coba magang dan bekerja di sini. Jika sudah tepat saatnya, dan ingin kembali ke Indonesia untuk membangun Indonesia, silakan. Indonesia itu membutuhkan tangan-tangan yang jujur, tangan-tangan yang rajin, tangan-tangan yang bertanggung jawab,” tuturnya lebih lanjut.

Kesedihan dan Kegembiraan yang Silih Berganti

Satu hal yang paling membuatnya sedih selama bermukim di Eropa adalah karena terpaksa tinggal jauh dari keluarga, "Itu yang membuat Bunda sedih. Misalnya, kalau ada keluarga yang meninggal, kita tidak bisa ketemu. Tiba-tiba sudah dikuburkan. Tidak bisa menjenguk jenazahnya," paparnya yang pernah berusaha cuti saat ada kerabat yang meninggal dunia, namun saja tetap butuh waktu kurang lebih 24 jam jika ingin sampai ke Indonesia.

Meski sudah menjadi selegram terkenal, Corla tetap tak ingin berubah dari apa yang dia jalani saat ini, "Aku tetap ingin menjadi diri sendiri, tetap bekerja di McDonald's dengan baik. Membantu keluarga yang ekonominya kurang menentu. Tetap jadi Bunda Corla. Bunda ingin hidup bahagia. Disayang banyak orang. Itu saja," pungkasnya sambil tak lupa kembali berdendang dan berjoget manja: "Mana Bunda, mana Bunda. Itu Bunda, Bunda sayang. Mana Bunda, Bunda Corla. Itu Bunda, bunda sayang."

Video Terkini