Liputan6.com, Hongkong - Seorang pria Cina baru-baru ini menjadi berita utama internasional karena mengumpulkan hadiah lotre hanya dengan nama samaran untuk merahasiakan identitasnya dari keluarganya sendiri.
Mengutip dari laman Odditycentral, Senin (7/11/2022), pria itu hanya beridentitaskan nama samaran Li. Li dilaporkan membeli 40 tiket lotre dari suatu tempat di wilayah Guangxi Zhuang Cina, dengan semuanya berisi tujuh nomor yang sama.
Baca Juga
Pertaruhannya membuahkan hasil, ia mampu mengantongi 220 juta yuan (5,48 juta yuan per tiket). Itu sekitar Rp 478 juta, jumlah uang yang fantastis untuk mengubah hidupnya dan seluruh keluarganya. Namun, alih-alih merayakan kemenangan bersama istri dan anaknya, Li dilaporkan bersikap tenang, dan lebih memilih untuk merahasiakan kabar baik itu dari mereka.
Advertisement
Kendati demikian, jangan terlalu cepat menganggap pria itu sebagai 'orang yang tidak menyenangkan', karena sebenarnya pria itu punya alasan yang bagus.
Alih-alih memberi tahu keluarganya bahwa mereka sekarang lebih kaya hampir setengah miliar dan mempertaruhkan mereka menjadi "sombong dan malas", Li lebih suka mengenakan pakaian karakter kartun saat mengumpulkan hadiah lotre dan membiarkan keluarganya dalam 'kegelapan' untuk jangka panjang.
“Saya belum memberi tahu istri atau anak saya kalau menang lotre. Saya khawatir mereka mungkin merasa lebih unggul dari orang lain dan tidak akan bekerja atau belajar keras di masa depan,” katanya kepada wartawan saat menerima hadiahnya.
Menyamar untuk Lotre Memang Populer
Mengenakan penyamaran telah menjadi sangat populer di kalangan pemenang lotre Tiongkok. Namun, biasanya orang mengenakannya untuk melindungi diri dari penjahat yang ingin merampok atau memeras mereka, atau dari keharusan membantu kenalan dan kerabat lama yang membutuhkan uang.
Alasan Li telah memicu perdebatan sengit. Beberapa orang memuji dia atas keputusannya, tapi yang lain mengklaim bahwa dia tidak memiliki hak untuk merahasiakan hadiah itu dari keluarganya.
Secara hukum di Cina, Li mungkin melanggar hukum dengan tidak memberi tahu istrinya tentang hadiah lotre karena uang lotre dianggap sebagai aset bersama antara pasangan yang sudah menikah.
Di sisi lain, ada begitu banyak cerita mengerikan tentang keluarga yang terkoyak dan kehidupan mereka justru hancur karena kemenangan lotre dengan jumlah besar yang diketahui keluarganya.
Advertisement
Pria Ini Kembalikan Uang Lotre Rp 50 Juta, Kisah di Baliknya Bikin Salut
Hal tak terduga yang dilakukan setelah menang lotre juga pernah terjadi di Singapura. Seorang pria bernama Yang membeli sebuah tiket lotre pada Sabtu (5/10/2019) dengan harga sekitar Rp 100 ribu.
Namun saat perjalanan pulang, ia menyadari bahwa tiket yang dibawanya bukanlah miliknya karena nominal pembeliannya bukan Rp 100 ribu melainkan Rp 250 ribu. Ia pun berencana mengembalikannya. Namun siapa sangka tiket yang dibawanya tersebut menang lotre dengan hadiah Rp 50 juta.
Pria berusia 63 tahun itu membeli tiket lotre di Singapore Pools yang berada di Hougang, Singapura. Pada waktu ia membeli lotre, Yang langsung memasukkannya ke dompet tanpa mengecek kembali.
Sampailah pada saat ia sedang makan malam dan menemukan tiket di dompetnya bukan yang ia beli. Memang pada waktu itu, printer yang digunakan untuk mencetak tiket kehabisan kertas.
Saat ia membeli tiket lotre, petugas pun mengganti kertas di dalamnya. Kemungkinan ada tiket yang belum tercetak sebelum ia datang. Lalu tiket tersebut diberikan kepada Yang, yang ternyata tiket tersebut memenangkan hadiah lotre senilai Rp 50 juta.
"Saya pergi untuk makan malam. Saya menemukan bahwa ada sejumlah tumpukan tiket yang tidak saya beli. Pada waktu itu, saya berpikir bahwa tempat taruhan mengirim nomor yang salah. Waktu yang tercetak pun lebih awal dari waktu saat saya beli," ungkapnya mengutip Zaobao dari Harian Xinming via Zaobao, Kamis (10/10/2019).
Cerita Pekerja Migran Indonesia Menang Lotre Nyaris Rp 1 Miliar di Taiwan
Sementara itu, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) dilaporkan menang lotre berhadiah NT$2 juta nyaris Rp 1 miliar atau sekitar Rp 988 juta.
Mengutip situs Focus Taiwan, Selasa (2/8/2022), wanita PMI yang tidak disebutkan namanya itu meraih Grand Prize dalam undian uniform invoice lottery Maret-April.
Dia memiliki seorang suami dan seorang putra berusia 6 tahun di Indonesia. Dia bermaksud menggunakan rejeki nomplok yang diperolehnya itu untuk membeli tanah di kampung halamannya.
Dia mengatakan penting untuk menggunakan layanan yang mengeluarkan tanda terima yang tepat jika ada yang menginginkan kesempatan untuk memenangkan lotre sepertinya. "Teruslah bekerja keras dan jangan menyerah, karena suatu hari keberuntungan akan menyinari Anda."
Pekerja asal Indonesia ini mengaku pada awalnya tidak dapat mengambil hadiah lotre tersebut, karena dia tidak memiliki Alien Resident Certificate (ARC) Taiwan setelah berganti pekerjaan dari pengasuh menjadi pekerja pabrik.
Setelah berganti pekerjaan dari pengasuh menjadi pekerja pabrik. Pemenang lotre hanya memiliki waktu tiga bulan untuk mengklaim hadiah mereka. Ia pun bergegas mengurusnya sebagai syarat pengambilan uang.
Segera setelah wanita Indonesia itu mendapatkan ARC barunya, dia pergi ke bank untuk mengambil hadiah uangnya.
"Saya tidak percaya bahwa saya telah menang, hanya sekarang saya di sini (di bank) baru benar-benar percaya," kata wanita itu mengutip CNA. "Ini adalah pertama kalinya saya memenangkan hadiah sebesar itu."S
Pada Senin 1 Agustus, Kementerian Keuangan Taiwan mengumumkan nomor pemenang untuk lotre periode Mei-Juni. Selain itu juga mengungkapkan bahwa satu hadiah NT$2 juta dari undian sebelumnya belum diklaim.
Tanda terima yang memuat nomor pemenang untuk hadiah NT$2 juta dikeluarkan dengan biaya tambahan NT$80 untuk pengiriman uang asing di cabang Indo Suara di Distrik Datong Taipei, kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa pemenang hadiah "mungkin" adalah warga negara asing.
Dalam sebuah wawancara dengan CNA, perwakilan Indo Suara membenarkan bahwa pemenang hadiah adalah seorang pekerja migran yang telah mengirim uang kembali ke Indonesia.
The uniform invoice lottery sendiri didirikan oleh pemerintah Taiwan untuk mendorong konsumen agar mengumpulkan kwitansi penjualan mereka setiap kali melakukan pembelian, untuk mencegah penghindaran pajak oleh pengecer dan vendor lainnya. Hadiah uang dibayarkan dari pajak bisnis yang dikumpulkan oleh pemerintah.
Penulis: Safinatun Nikmah
Advertisement