Sukses

Serba-Serbi Gerhana Bulan Hari Ini: Waktu, Ketentuan, Niat, dan Tata Cara Salat Gerhana

Memasuki detik-detik terjadinya fenomena gerhana bulan, berikut ini ketentuan, waktu, dan 3 niat salat gerhana yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan total yang juga dikenal fenomena Blood Moon akan terjadi sore hingga malam nanti, yang bertepatan dengan tanggal 13 Rabiulakhir 1444 H pada pukul 17.17 WIB hingga 21.49 WIB.

Dalam ajaran Islam, orang-orang muslim dianjurkan melaksanakan shalat khusuf (salat gerhana) untuk menyambut fenomena ini. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan shalat khusuf?

Melansir dari laman Muhammadiyah, Selasa (8/11/2022), waktu salat gerhana adalah ketika gerhana mulai terjadi hingga usai, baik gerhana sebagian, total, matahari, maupun bulan. Secara spesifik, masing-masing daerah memiliki kurun waktunya masing-masing.

Fenomena gerhana bulan adalah ketika sinar matahari terhalang bumi, sehingga tampak bayangan bumi di bulan yang mengakibatkan perubahan bentuk atau warna pada bulan dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, orang-orang muslim dapat mengamati penampakan bulan dan mulai melaksanakan salat ketika bayangan mulai tampak.

Apabila salat gerhana dilakukan di detik-detik fenomena itu usai, salat dapat dilanjutkan dengan memperpendek bacaan. 

Sementara itu, menurut Majalah Suara Muhammadiyah, yang disunnahkan untuk mengerjakan salat gerhana adalah orang-orang yang berada di kawasan yang dilintasi gerhana (dapat melihat gerhana di daerahnya).

Shalat khusuf dapat dilaksanakan sendirian, namun lebih utama dilakukan berjamaah.

Bagaimana ketentuannya?

Secara umum ketentuan salat gerhana diawali dengan salat sunah dua rakaat dan disusul dengan dua khutbah. Kurang lebih sama seperti salat hari raya. Bedanya, setiap rakaat salat gerhana dilakukan dua kali rukuk, dan tidak ada anjuran takbir saat khutbah.

Sebelum shalat ada baiknya imam atau jamaah melafalkan niat salat gerhana terlebih dahulu sebagai berikut: 

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى (Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ) 

Artinya: Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT. 

2 dari 4 halaman

Ketentuan Salat Gerhana

Berikut ketentuan tata cara shalat gerhana bulan yang perlu diperhatikan:

1. Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih dahulu.

2. Sholat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi.

3. Sebelum sholat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan, “ as-Shalatu jami'ah.”

4. Dalam sholat gerhana tidak ada adzan dan iqamah.

5. Niat melakukan sholat gerhana matahari (kusufus syams) atau gerhana bulan (khusuful qamar), menjadi imam atau ma’mum.

6. Sholat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat.

7. Setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud.

8. Setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat kembali.

9. Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua.

10. Setelah sholat disunahkan untuk berkhutbah.

11. Umat muslim yang hendak menjalankan sholat gerhana disunahkan mandi, berdoa, membaca takbir, dan sedekah.

12. Sunah membaca surat Al Baqarah atau yang semacamnya pada rakaat pertama. Kemudian membaca surat Al-Imran pada berdiri berikutnya

13. Sunnah membaca tasbih pada rukuk dan sujud dengan dipanjangkan.

14. Sunnah membaca dengan jahr (jelas) pada gerhana bulan dan Sirr (pelan) pada gerhana matahari.

3 dari 4 halaman

Niat Salat Gerhana Bulan

Niat untuk imam

‘Usholli sunnatal khusuufi rokataini imaaman lillahi ta'alaa’.

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah ta'ala."

Niat makmum

‘Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini ma'muuman lillahi ta'aalaa’.

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Niat shalat gerhana bulan sendirian

‘Usholli sunnatal khusuufi rok'ataini lillahi ta'alaa’

Artinya: " Aku niat shalat gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta'ala."

4 dari 4 halaman

Tata Cara Salat Gerhana

Melansir dari laman Kemenag, berikut urutan tata cara salat gerhana.

a. Berniat di dalam hati;

b. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana salat biasa;

c. Membaca doa iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) dan Imam mengeraskan suaranya. Sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan suara, bukan lirih) bacaannya ketika salat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);

d. Kemudian ruku sambil memanjangkannya;

e. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”;

f. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;

g. Lalu rukuk kembali (rukuk kedua) yang lebih pendek dari rukuk sebelumnya;

h. Bangkit dari ruku’ (i’tidal);

i. Sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali (seperti biasa);

j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya;

k. Salam.

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, dan bersedekah.

 

Penulis: Safinatun Nikmah