Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tidak akan datang ke G20 Summit di Bali. Vladimir Putin akan diwakilkan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Rusia di Jakarta menyebut Presiden Putin sudah punya niat untuk datang.
Advertisement
Baca Juga
Pengamat politik Sergey Markov mengungkap alasan Presiden Vladimir Putin batal datang, yakni karena faktor malu dan takut dibunuh. Ada kemungkinan pemimpin Rusia itu ditarget oleh negara-negara Barat.
"Ada kemungkinan besar upaya pembunuhan kepada Putin dari petugas khusus dari AS, Inggris, dan Ukraina," ujar Sergey Markov seperti dilaporkan The Independent, dikutip Jumat (11/11/2022).
Isu lainnya adalah potensi Presiden Putin dipermalukan oleh aktivis. Markov yakin ada orang-orang Barat yang merencanakan hal demikian.
"Contoh lain, ada aktivis sosial disabilitas yang menabrak Putin hingga jatuh, seakan-akan kecelakaan. Dan semua media dunia akan menerbitkan foto dengan caption 'Presiden Rusia bertekuk lutut,'" ujar Markov.
Ada pula masalah kekalahan Rusia di Kherson. Pasukan Rusia baru-baru ini dipukul mundur dari Kherson. Wilayah tersebut dianeksasi Rusia melalui referendum yang tidak diakui oleh PBB.
Vladimir Putin pun disebut merasa takut, dan Rusia bisa ditekan agar menyerah secara halus.
"Setelah kekalahan di Kherson, status Rusia sebagai negara besar bisa dipertanyakan," jelas Markov. "Mereka akan memberikan tekanan, dan menuntut kapitulasi halus."
Meski Presiden Putin tidak datang ke G20 Bali, pemimpin dunia seperti Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping akan hadir.
Â
Wakil Gubernur Pengkhianat Ukraina Tewas di Kherson
Sebelumnya dilaporkan, politisi pengkhianat Ukraina yang diberi jabatan oleh Rusia dilaporkan tewas karena kecelakaan mobil. Sosok itu adalah Kirill Stremousov yang dulunya politisi Ukraina.
Stremousov mendapat jabatan wakil gubernur Kherson, wilayah Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia secara ilegal. Pria 45 tahun itu merupakan buronan Ukraina karena mengkhianati negara.
Kabar kematian Stremousov dikonfirmasi oleh media pemerintah Rusia, TASS, Kamis (10/11). Pria itu disebut mengalami kecelakaan di jalanan.Â
Namun, belum diungkap secara spesifik kronologi dari kecelakaan tersebut.Â
Stremousov mendapatkan paspor Rusia pada 28 September 2022, beberapa hari setelah referendum Rusia di wilayah-wilayah Ukraina. Referendum itu tidak dianggap oleh PBB.Â
Menurut laporan CNN, Stremousov kecelakaan di Kherson. Hal itu berdasarkan pesan Telegram dari pemimpin Kherson yang diangkat Rusia.Â
Stremousov disebut berkhianat ke Rusia tidak lama setelah invasi dimulai. Ia aktif bersuara untuk membela kepentingan Rusia, termasuk dalam mendukung referendum yang merebut wilayah Ukraina.Â
Stremousov sering angkat bicara di Telegram untuk menyerang mantan negaranya. Ia berkata Ukraina adalah "Nazi" dan "fasis". Meski demikian, ia juga mengkritik komandan Rusia ketika operasi militernya dianggap tidak efektif di lapangan.
Sementara, pihak Ukraina tidak langsung percaya bahwa sang pengkhianat tewas karena kecelakaan.
"Sejauh ini kami tidak bisa mengkonfirmasi atau membantah informasi tersebut. Itu mungkin benar atau diatur," ujar Yuriy Sobolevskyi yang menjabat sebagai deputi majelis Ukraina di Kherson.
Advertisement
Kherson
Sosok Stremousov sebetulnya sedang disorot karena ia memperingatkan bahwa pasukan Ukraina sedang menuju Kherson. Ia menyebut semakin banyak kendaraan lapis baja yang datang.
"Banyak unit-unit perlengkapan yang dikonsentrasikan, semakin banyak lagi kendaraan lapis baja, tank, yang dibawa," ujar Kirill Stremousov.
Stremousov berkata bahwa rakyat masih bisa melakukan evakuasi.
Stremousov adalah pengkhianat dari Ukraina yang kini menjabat sebagai kepada deputi Kherson untuk Rusia. Ia diburu oleh polisi karena mengkhianati negara.
Kherson merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran invasi Rusia. Daerah itu lantas sempat disebut Administrasi Militer-Sipil Kherson.
Kemudian, Kherson secara resmi dianeksasi oleh Rusia melalui referendum yang tak diakui internasional. Daerah itu lantas dianggil Kherson Oblast. Oblast merupakan sebutan bagi daerah Rusia.
Lavrov Hadir di G20
Kedutaan besar Moskow di Indonesia telah mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20 yang akan berlangsung di Bali pada pekan depan. Tepatnya 15-16 November 2022.
"Saya dapat memastikan bahwa (Menlu) Sergei Lavrov akan memimpin delegasi Rusia ke G20. Program Presiden Putin masih dalam proses, ia dapat berpartisipasi secara virtual," kata Yulia Tomskaya, kepala protokol kedutaan kepada AFP Kamis 9 November 2022.Â
Ketidakhadiran Vladimir Putin juga ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
"Putin tidak hadir, karena tadi sudah menyampaikan, dia mengirim Menteri Luar Negeri untuk datang, saya kira itu paling tinggi dan kita menghormati itu," kata Luhut Binsar Pandjaitan kepada awak media di Bali, Kamis (10/11).
Dengan kata lain, dapat dipastikan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) Sergei Lavrov yang bakal hadir di KTT G20 memimpin delegasi Rusia.
Luhut mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah melakukan komunikasi yang baik. Diharapkan, komunikasi tersebut bisa menurunkan tensi Ukraina dan Rusia.
"Tapi, Presiden sudah menyampaikan beliau sudah berkomunikasi dan kita berharap komunikasi bagus itu bisa menurunkan tensi Ukraina dan Rusia," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Advertisement