Liputan6.com, Seoul - Seorang polisi Korea Selatan, yang sedang diselidiki atas tragedi Halloween yang mematikan di Itaewon Seoul, telah ditemukan tewas di rumahnya dalam dugaan bunuh diri. Demikian mengutip laporan BBC, Jumat (11/11/2022).
Pria berusia 55 tahun, yang diidentifikasi sebagai Inspektur Jeong, adalah seorang perwira intelijen yang bekerja dengan polisi setempat.
Jeong adalah tersangka dalam penyelidikan atas tanggapan polisi terhadap pertikaian itu, yang secara tragis menewaskan 156 - kebanyakan anak muda - dan melukai 196 orang lainnya.
Advertisement
Dia diskors pada Rabu 9 November 2022, setelah diduga menutupi kegagalan polisi.
Jeong dituduh memerintahkan rekan-rekannya untuk menghapus laporan intelijen - yang ditulis menjelang acara Halloween - yang memperingatkan kemungkinan terjadinya insiden serius.
Laporan media lokal mengatakan seorang anggota keluarga menemukan petugas itu pada hari Jumat pukul 12:45 waktu setempat di rumahnya di Seoul utara. Polisi sedang menyelidiki keadaan kematiannya.
Sebagian besar dari mereka yang tewas dalam kecelakaan pada 29 Oktober merayakan Halloween di distrik kehidupan malam Itaewon untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.
Beberapa outlet berita mengatakan lebih dari 100.000 orang memadati daerah tersebut malam nahas itu.
Panggilan pertama ke polisi dari Itaewon diketahui pada pukul 18:34 waktu setempat, beberapa jam sebelum insiden berdesakan maut itu terjadi di sebuah gang di pinggir jalan utama.
Pihak berwenang mengatakan mereka memiliki 137 petugas di lapangan, di Itaewon malam itu. Tapi mereka kalah dengan ribuan orang yang berbondong-bondong ke daerah itu.
Seluruh departemen kepolisian dan dinas pemadam kebakaran setempat saat ini sedang diselidiki, terkait peran mereka dalam kegagalan mencegah dan menanggapi tragedi Halloween yang mematikan itu.
Orang tua dan orang-orang terkasih para korban telah meminta pertanggungjawaban atas tanggapan dan persiapan polisi Seoul, menjelang acara besar di distrik kehidupan malam Itaewon.
Â
Â
Korea Selatan Berduka
Korea Selatan sedang berduka, dengan banyak anak muda merasa dikecewakan oleh pihak berwenang.
"Awalnya saya merasa sedih. Tapi sekarang saya marah. Saya di sini karena kejadian ini sebenarnya bisa dicegah. Orang-orang itu seumuran dengan saya," kata mahasiswa berusia 22 tahun, Kang Hee-joo.
Pada 5 November, ribuan orang turun ke jalan untuk unjuk rasa di dekat Seoul City Hall Plaza.
Di atas panggung, para pembicara bergiliran menentang pemerintah dalam pidato-pidato yang diselingi dengan pertunjukan lagu-lagu sedih dan doa-doa yang dibacakan oleh para biksu Buddha.
"Meskipun pemerintah jelas bertanggung jawab, namun mencari pelaku dari organisasi yang tidak relevan ... insiden itu terjadi karena pemerintah tidak memainkan peran yang sangat mendasar," kata salah satu pembicara.
"Mundur, pemerintahan Yoon Suk-yeol! Mundur, pemerintahan Yoon Suk-yeol!" kerumunan meneriakkan, melambaikan lilin dan plakat mereka.
Advertisement