Sukses

Joe Biden Minta Xi Jinping Bujuk Korea Utara Setop Uji Coba Senjata Nuklir

Presiden AS Joe Biden meminta Presiden China Xi Jinping untuk membujuk Korea Utara agar tidak melanjutkan uji coba nuklir,

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa Beijing memiliki kewajiban untuk membujuk Korea Utara agar tidak melanjutkan uji coba nuklir, meskipun tidak diketahui jelas apakah China akan dapat mempengaruhi keputusan Pyongyang.

Biden bertemu dengan Xi Jinping selama lebih dari tiga jam menjelang KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Ini menandai pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Biden menjabat sebagai Presiden AS. 

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (15/11/2022), Biden mengungkapkan dalam konferensi pers setelah bertemu Xi Jinping, bahwa pihaknya telah memperingatkan China bahwa AS akan berupaya membela diri jika Korea Utara melanjutkan pengujian senjata nuklir.

Ketika ditanya sejauh mana dia yakin China memiliki kemampuan untuk membujuk Korea Utara agar tidak melakukan uji coba nuklir, Biden mengatakan dia belum yakin apakah Beijing dapat mengendalikan tetangganya dan sekutu lamanya.

"Sulit untuk menentukan apakah China memiliki kapasitas atau tidak," kata Biden.

"Saya yakin China tidak ingin Korea Utara untuk terlibat dalam cara-cara eskalasi lebih lanjut," bebernya.

"Kami harus mengambil tindakan tertentu yang akan lebih defensif atas nama kami, dan itu tidak akan diarahkan terhadap ... China, tetapi akan mengirim pesan yang jelas ke Korea Utara. . Kami akan membela sekutu kami, serta Amerika dan kapasitas Amerika," pungkas Biden. 

Seperti diketahui, Korea Utara telah melakukan peluncuran rudal balistik dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini dan AS menyebut dalam beberapa bulan terakhir bahwa negara itu dapat melakukan uji coba bom nuklir kapan saja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Joe Biden Mengaku Habiskan 3,5 Jam Ngobrol dengan Xi Jinping

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku menghabiskan waktu kurang lebih 3,5 jam saat berbincang dengan Presiden China Xi Jinping saat melakukan pertemuan di Bali, sebelum KTT G20.

"Tidak ada salah paham. Itu kekhawatiran terbesar yang saya miliki. Kesalahpahaman tentang niat atau tindakan di pihak kita," ujar Joe Biden saat melakukan press briefing bersama media Indonesia dan negara asing lainnya, di Grand Hyatt Nusa Dua Bali, dikutip Selasa (15/11/2022).

"Saya ingin bertanya ke tim saya, berapa lama pertemuan itu berlangsung? Tiga setengah jam. Jadi perbincangan kami tadi mencakup banyak hal."

Joe Biden: Kami Sangat Blak-blakan

Joe Biden juga mengaku blak-blakan saat berbicara dengan Xi Jinping.

"Kami sangat blak-blakan satu sama lain tentang hal-hal apa saja yang kami tidak setuju atau di mana kami tidak yakin tentang posisi satu sama lain," kata Biden.

"Dan kami setuju akan mengatur dan melakukan mekanisme untuk saling bertemu kembali."

 

3 dari 3 halaman

Bertemu Xi Jinping, Joe Biden Berjanji Tak Ada Perang Dingin Baru

Presiden Amerika Serikat berjanji bahwa tidak akan ada Perang Dingin baru yang akan tercipta di masa depan. Hal ini ia sampaikan kepada awak media di Nusa Dua, Bali usai melakukan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.

"Saya benar-benar mempercayai, tidak perlu ada Perang Dingin baru. Saya telah bertemu dengan Xi Jinping dan kami saling terus terang dan jelas pada maksud kami satu sama lain," kata Joe Biden di Grand Hyatt, dikutip Selasa (15/11/2022).

"Saya tidak merasa ada upaya dari pihak China untuk menginvasi Taiwan," ujarnya.

"Saya menjelaskan bahwa kami ingin melihat masalah lintas-selat diselesaikan secara damai sehingga tidak perlu sampai seperti itu. Dan saya yakin dia mengerti apa yang saya katakan, saya mengerti apa yang dia katakan."

Joe Biden juga mengatakan bahwa ia juga membahas One China Policy bersama Xi Jinping.

"Kami membahas kebijakan One China Policy. Kebijakan itu tidak berubah, tidak akan pernah berubah. Kami menentang perubahan sepihak soal status quo oleh kedua belah pihak."

"Kami berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Juga jelas bahwa China dan Amerika Serikat harus dapat bekerja sama. Kita bisa untuk memecahkan tantangan global yang mengharuskan setiap negara melakukan bagiannya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.