Liputan6.com, Jakarta - Dunia mehadapi total 635.903.540 kasus COVID-19 hari ini, Rabu 16 November 2022. Sementara itu, jumlah penerima vaksinasi COVID-19 sedunia sudah mencapai 12.858.771.823.
Dikutip dari laman Johns Hopkins University (JHU) gisanddata.maps.arcgis.com, Rabu (16/11/2022), dalam 28 hari terakhir ada 10.357.263 kasus penularan dan 41.063 kematian terkait COVID-19 secara global.
Masih seperti hari-hari sebelumnya, Jepang dan Jerman masih menjadi negara dengan penambahan kasus terbanyak di dunia dalam sebulan.
Advertisement
Namun, Jepang telah melampaui Jerman untuk kenaikan kasus COVID-19, masing-masing antara sekitar 1,4 juta dan 1,3 juta penularan dalam 28 hari.
Kedua negara itu sekarang menghadapi total 23,2 juta dan 36, juta kasus COVID-19.
Korea Selatan saat ini menjadi negara dengan kasus COVID-19 terbesar ketig, dengan 1.126182 juta kasus dan kematian bertambah 892 pasien dalam waktu sebulan terakhir.
Selanjutnya ada Amerika Serikat yang mengalami penambahan 1.062.610 kasus Virus Corona COVID-19 dalam sebulan terakhir, dan total keseluruhan nyaris menyentuh 1 miliar.
Kemudian di Prancis, telah menurun menjadi 866.174 dari hari sebelumnya yang sempat tercatat memiliki 907.225 kasus COVID-19 dalam 28 hari.
Selain Jepang dan Korea Selatan, Taiwan dan China juga menjadi negara Asia yang tercatat mengalami lonjakan kasus COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut data di Johns Hopkins University, Taiwan dalam sebulan terakhir melihat penambahan 838.163 kasus COVID-19, dan 271.566 pasien di China.
Meskipun demikian, kasus harian COVID-19 di China hari ini mulai menunjukkan sedikit penurunan.
Melansir Xinhua, China pada Selasa (15/11) melaporkan 1.568 kasus lokal COVID-19, menurut keterangan dari Komisi Kesehatan Nasional negara itu.
Dilaporkan sebelumnya, China pada Senin melaporkan penambahan kasus lokal sebanyak 1.621 kasus.
Kini, total kasus asimtomatik lokal baru di negara ekonomi terbesar kedua dunia itu sebesar 18.491 kasus. Adapun 751 pasien COVID-19 di China yang telah dipulangkan dari rumah sakit setelah pemulihan, total ada 256.472 pemulangan.
PM Kamboja Positif COVID-19 Setiba di Bali untuk KTT G20, Lalu Memutuskan Pulang
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengatakan pada Selasa (15/11/2022) bahwa ia positif COVID-19, dan akan meninggalkan pertemuan KTT G20 di Bali. Ini beberapa hari setelah menjamu Presiden Joe Biden dan para pemimpin dunia lainnya dalam KTT ASEAN di ibu kota negaranya.
Diagnosis datang ketika para pemimpin ekonomi terkemuka G20 dan negara-negara lain memulai pertemuan dua hari di pulau resor Indonesia, Bali.
Dalam sebuah posting di halaman Facebook-nya, pemimpin Kamboja itu mengatakan dia positif terkena Virus Corona COVID-19 Senin 14 November 2022 malam. Seorang dokter Indonesia mengkonfirmasi diagnosis pada Selasa pagi.
PM Hun Sen kemudian membatalkan pertemuannya di G20 serta forum ekonomi APEC mendatang di Bangkok untuk pulang.
Gedung Putih mengatakan Joe Biden yang sempat duduk berdampingan di Kamboja, hasil tesnya negatif COVID-19 Selasa pagi dan tidak dianggap sebagai kontak dekat seperti yang didefinisikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Kedua pemimpin menghabiskan banyak waktu bersama pada Sabtu 12 November, dan menghadiri pertemuan bersama tetapi tidak duduk bersama seperti baru-baru ini pada Minggu 13 November.
Hun Sen mengatakan beruntung dia tiba di Bali Senin 14 November malam dan tidak dapat bergabung makan malam bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin lainnya.
Ibu kota Kamboja, Phnom Penh, menjadi tuan rumah KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang berakhir pada Minggu. PM Kamboja Hun Sen bertemu dan berjabat tangan dengan banyak pemimpin yang menghadiri pertemuan satu lawan satu, beberapa dalam beberapa kesempatan.
Selain Biden, para tamu termasuk Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Perdana Menteri China Li Keqiang dan banyak lainnya.
Advertisement
Jokowi di KTT G20: Dunia Makin Pulih dari Pandemi COVID-19
Pada sesi kedua pertemuan pemimpin G20, Presiden RI Joko Widodo menyebut dunia semakin pulih dari Pandemi COVID-19.
"Dunia kita semakin pulih dari pandemi Covid-19. Namun, kita tidak boleh lengah, darurat kesehatan berikutnya dapat muncul kapan saja. Kali ini dunia harus lebih siap. Kesiapsiagaan akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita," kata Jokowi dalam KTT G20 sesi kedua di hari pertama, Selasa (15/11/2022).
"G20 harus mengambil langkah nyata dan segera. Pertama, arsitektur kesehatan global harus diperkuat. Kita perlu WHO yang lebih kuat dan bertaring. Solidaritas dan keadilan harus jadi roh arsitektur kesehatan global."
Jokowi mengatakan, G20 telah berhasil membentuk pandemic fund. Ini harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal.
"Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indonesia telah berikan komitmen 50 juta dolar,” kata Jokowi.
"G20 juga harus ikut mengawal proses pembentukan Traktat Pandemi. Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan global."
"Kedua, negara berkembang harus diberdayakan sebagai bagian dari solusi. Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan. Negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.”
Jokowi menyebut, ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas. Selain itu, TRIPS Waiver harus diperluas pada semua solusi kesehatan termasuk diagnostik dan terapeutik.
"WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hubs dan spokes solusi kesehatan."
WHO: Angka Kematian Karena COVID-19 Turun 90 %, Waspada Varian Baru Virus Corona
WHO mengatakan kematian karena COVID secara global turun 90 persen dibandingkan sembilan bulan lalu.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan walau angka tersebut merupakan berita yang menggembirakan, dia mengatakan tetap harus waspada karena varian baru Virus Corona COVID-19 terus muncul.
Menurutnya, minggu lalu kematian karena COVID-19 yang dilaporkan ke WHO berjumlah 9.400 orang.
Di bulan Februari tahun ini, katanya, angka kematian mingguan yang dilaporkan adalah 75 ribu orang.
"Kita sudah mencapai banyak kemajuan dan ini tentu saja memberikan rasa optimis," katanya dalam jumpa pers virtual dari kantor pusat WHO di Jenewa seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (10/11/2022).
"Tetapi kami menyerukan kepada seluruh pemerintahan, komunitas, dan individu untuk tetap waspada. Hampir 10 ribu orang meninggal seminggu, yang artinya 10 ribu terlalu banyak untuk penyakit yang bisa dicegah dan ditangani."
Dirjen WHO tersebut mengatakan angka testing masih rendah secara global, kesenjangan vaksinasi antara negara kaya dan miskin masih besar, dan varian baru terus muncul.
Sementara itu WHO mengatakan angka kasus baru sepanjang minggu lalu berjumlah sekitar 2,1 juta kasus, menurun 15 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Jumlah kematian turun 10 persen dibandigkan pekan sebelumnya.
Secara keseluruhan menurut WHO sudah ada 629 juta kasus dan 6,5 juta orang meninggal selama pandemi.
Advertisement