Sukses

PM Inggris Rishi Sunak di KTT G20 Bali: Semua Merasakan Dampak Perang Rusia-Ukraina

PM Inggris Rishi Sunak membahas perang Rusia-Ukraina di KTT G20 Bali.

Liputan6.com, Bali - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak membahas isu perang Rusia-Ukraina di KTT G20 Bali. Aksi Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai memberikan dampak parah bagi perekonomian global. 

Akibatnya, seluruh dunia pun merasakan dampaknya di bidang pangan dan energi. PM Sunak bahkan menyebut harga energi naik delapan kali lipat akibat dampak perang.

"Tidak ada satu orang pun di dunia yang tidak merasakan dampak dari perang Putin. Pasar pangan global telah terdisrupsi secara parah oleh upaya-upayanya untuk mencekik jalur suplai gandum Ukraina," ujar PM Rishi Sunak dalam konferensi pers di Bali, Rabu (16/11/2022). 

PM Rishi Sunak berkata dampak dari perang ini akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama. 

"After shock ekonomi dari pengabaian Putin pada nyawa manusia akan terasa di dunia selama bertahun-tahun ke depan," ujar PM Sunak.

Terkait serangan roket yang terjadi di Polandia pada saat KTT G20 Bali, PM Rishi Sunak berkata telah menelepon Presiden Polandia Andrzej Duda. Sunak dan negara-negara G7 lain akan berusaha mencari fakta terkait roket tersebut. 

"Ada tim di lapangan yang melibatkan tak hanya Polandia, tetapi juga Ukraina, Amerika dan lainnya. Semua dari kita ingin mengetahui apa yang terjadi," ujar PM Sunak. 

Ia pun mengingatkan bahwa pada hari yang sama ketika ada roket Polandia, ada serangan Rusia yang menembakan lebih dari 80 roket ke Ukraina yang berdampak pada sipil dan infrastruktur. 

2 dari 4 halaman

Roket di Polandia

Presiden AS Joe Biden memberikan keterangan pers dari pertemuan darurat dengan sekutu utama selama hari terakhirnya di KTT G20 Bali, Indonesia, berjanji untuk "mencari tahu dengan tepat apa yang terjadi" setelah rudal buatan Rusia jatuh di dalam perbatasan sekutu NATO, Polandia.

"Kami setuju untuk mendukung penyelidikan Polandia atas ledakan di pedesaan Polandia dekat perbatasan Ukraina, dan kami akan memastikan bahwa kami mengetahui dengan tepat apa yang terjadi," kata Biden kepada wartawan setelah rapat daruratnya dengan para pemimpin di KTT G20 seperti dikutip dari CNN, Rabu (16/11).

Biden menambahkan, "Kemudian kita akan bersama-sama menentukan langkah selanjutnya saat kita menyelidikinya."

Saat berita ini dimuat, Presiden AS baru saja keluar dari rapat di Bali pada Rabu pagi waktu setempat. Sementara itu, Pembicaraan darurat terjadi setelah kementerian luar negeri Polandia mengatakan Selasa 15 November 2022 malam bahwa "rudal buatan Rusia" jatuh di Desa Przewodów.

Pernyataan kementerian luar negeri Polandia tidak merinci jenis rudal, siapa yang menembakkannya atau dari mana ditembakkan. Biden sebelumnya telah menghubungi presiden Polandia dan sekretaris jenderal NATO.

3 dari 4 halaman

Respons Rusia

Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan yang beredar bahwa rudal dari negaranya menghantam negara NATO, Polandia, yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina.

Seperti diketahui bahwa sebuah rudal menghantam Desa Przewodów di Polandia Timur, berjarak sekitar 6 km dari perbatasan dengan Ukraina, menewaskan dua orang pada Selasa (15/11) waktu setempat. 

Dilansir dari US News, Rabu (16/11), Kementerian Pertahanan Rusia membantah rudal tersebut terkait dengan Rusia melalui sebuah unggahan pernyataan di platform Telegram.

Pernyataan itu menyebutkan, dugaan jatuhnya rudal Rusia di wilayah permukiman Przewodów merupakan provokasi.

"Tidak ada serangan terhadap target di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan cara penghancuran Rusia," jelas kementerian itu dalam di Telegram.

4 dari 4 halaman

Erdogan Percaya Bukan Roket Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan angkat bicara soal roket yang menghantam Polandia. Pihak Polandia menyebut bahwa roket itu adalah buatan Rusia. 

Namun, Presiden Erdogan mengatakan belum tentu roket itu memang dari Rusia. Ia berangkat dari keterangan pihak Rusia yang berkata tak meluncurkan roket tersebut.

"Pada masalah ini, saya perlu menghormati deklarasi yang dibuat oleh Rusia. Rusia telah menyatakan bahwa insiden ini tak terkait dengan mereka," ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela G20 Bali, Rabu (16/11/2022).

Erdogan menyorot kemungkinan ada kesalahan teknis sehingga roket itu menghantam Polandia yang berada dekat Rusia dan Ukraina. Kemungkinan itu ia sorot setelah berdiskusi dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. 

"Mungkin ini kesalahan teknis," ujar Presiden Recep Tayyip Erdogan. "Kita tak boleh bersikeras bahwa roket itu buatan Rusia. Itu malah provokasi."

Presiden Erdogan dan Kanselir Scholz pun mendukung adanya investigasi dalam roket ini. Selain itu, Presiden Erdogan juga mengutip ucapan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa jalur roketnya bukan dari Rusia.