Liputan6.com, Nusa Dua - Rabu 16 November 2022 atau hari kedua KTT G20 di Bali menjadwalkan agenda mengunjungi Taman Hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai bagi para delegasi G20.
Agenda ini merupakan bagian dari tema yang dipilih Presiden Joko Widodo dalam pelaksanaan KTT G20 soal menangani krisis iklim.
Baca Juga
Dalam kunjungan tersebut, salah satu delegasi G20 yakni Presiden AS Joe Biden dikabarkan kedapatan kaget dengan salah satu kamerawan yang memiliki otot bisep besar sehingga terlihat kekar.
Advertisement
"Ada seorang pria di sana. Saya tak peduli siapa dia. Dia memiliki otot bisep sesungguhnya. Kami menyebutnya senapan," kata Joe Biden yang terekam kamera dan videonya beredar di media sosial.
Salah seorang kemudian terdengar menjawab, "dia orang Rusia".
Lalu Joe Biden terdengar menjawab, "semoga kita di pihak yang sama," seraya tersenyum.
Berikut ini salah satu video yang beredar di media sosial yang Liputan6.com kutip Jumat (18/11/2022):
"There's a man. I hope we're on the same side.""Sir... he's Russian." "I don't care who he is. He's got some real biceps. We call them guns." pic.twitter.com/OKqRRi614b
— Timothy Burke (@bubbaprog) November 16, 2022
Sebagai bagian agar presidensi G20 kali ini berjalan secara matang dan lancar, sebelumnya Presiden Jokowi telah mengarahkan langsung kepada Kementerian PUPR untuk melakukan penataan ulang kepada hutan mangrove di Ngurah Rai, Bali.
Dikutip dari Antara, Provinsi Bali berupaya memperbaiki dan menata lokasinya, yakni Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, karena salah satu yang menjadi topik pembahasan pada ajang G20 adalah isu lingkungan.
Sejak Indonesia dinyatakan sebagai tuan rumah, pemerintah pusat dan daerah mempersiapkan segala sarana dan prasarana yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Lingkup pekerjaan pada penataan ulang antara lain pembangunan monumen G20, area plaza dan viewing deck untuk media, area foto kepala negara dan pengaman, pembibitan dan penyemaian sisi timur estuary DAM, pondasi dan pelat, tracking mangrove, hingga area parkir yang berkapasitas 240 mobil.
Jokowi: Deklarasi Bali Disepakati Lewat Konsensus, Ada Perwakilan Rusia Hadir di KTT G20
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Presidensi G20 Indonesia berhasil menghasilkan deklarasi pemimpin G20 atau 'G20 Bali Leaders Declaration'. Jokowi mengungkap pembahasan deklarasi ini berlangsung sangat alot, namun berhasil dicapai melalui konsensus.
"Sampai tengah malam kita berbicara mengenai ini dan akhirnya deklarasi Bali dicapai melalui konsensus," jelas Jokowi dalam konferensi pers usai menutup KTT G20 di Bali, Rabu (16/11/2022).
Dia menyampaikan bahwa pembahasan berlangsung alot karena ada satu pasal yang sangat diperdebatkan yakni, mengenai penyikapan perang Rusia-Ukraina. Para pemimpin negara G20 sepakat bahwa perang berdampak terhadap ekonomi dunia.
"Jadi paragraf yang sangat diperdebatkan itu memang hanya satu paragraph yaitu penyikapan terhadap perang di Ukraina," kata dia.
"Kami menyepakati bahwa perang berdampak negative pada ekonomi global. Kemudian pemulihan ekonomi global juga tidak akan tercapai tanpa perdamaian," sambung Jokowi.
Oleh sebab itu, pemimpin G20 sepakat membentuk pandemic fund yang hingga kini sudah terkumpul USD 1,5 miliar. Selain itu, disepakati kerja sama konkret di bidang energi dan transformasi digital.
"Dan ada perwakilan Rusia yang hadir di KTT (G20) saat itu. Meskipun alot, tetapi telah disahkan," ujar Jokowi.
Sebagai informasi, KTT G20 di Bali berlangsung 15-16 November 2022. Adapun para pemimpin negara yang hadir di KTT G20 antara lain, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Rwanda Paul Kagame, Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, Presiden European Council Charles Michael.
Advertisement
Menlu Retno Bangga Hasil Deklarasi KTT G20 Jadi Bukti Sukses Presidensi Indonesia yang Diragukan
Kepresidenan G20 di tangan Indonesia memang berada di posisi yang sangat sulit. Ini karena dunia tengah mengalami berbagai masalah global secara bertubi-tubi, mulai dari pemulihan pasca pandemi yang belum usai, masalah ketahanan pangan, ancaman resesi ekonomi hingga masalah geopolitik yang semakin panas.
Bahkan, Presiden Jokowi juga mengakui bahwa diskusi para pemimpin G20 terkait perang antara Rusia dan Ukraina berlangsung alot.
"Diskusi mengenai hal ini berlangsung sangat-sangat alot sekali dan akhirnya para pemimpin G20 menyepakati isi deklarasi. Yaitu, condemnation perang di Ukraina karena telah melanggar batas wilayah, melanggar integritas wilayah," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (16/11/2022).
Menurut dia, perang tersebut telah mengakibatkan penderitaan masyarakat. Selain itu, perang juga memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi sehingga menimbulkan risiko krisis pangan, energi, dan potensi krisis finansial.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi pun mengatakan bahwa kepresidenan Indonesia sempat sangat diragukan sebelumnya.
"Di awal, hampir semua orang pesimis. Kita lihat semua orang mengatakan pasti nggak bisa, dan di pertemuan internasional lainnya, semua gagal," ujarnya.
"Jadi, dengan capaian bahwa kita bisa mewujudkan adanya deklarasi yang merupakan kesepakatan semua pihak dalam G20 itu, menurut saya adalah sesuatu yang luar biasa," tambahnya kemudian.
Deklarasi KTT G20 Bali Hasilkan 52 Poin, Ini Fokusnya
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali telah usai. Di akhir perhelatan tersebut, dilakukan pengesahan Leaders' Declaration atau disebut juga Deklarasi KTT G20.
Pengesahan Deklarasi KTT G20 pada hari kedua pertemuan multilateral tersebut, Rabu (16/11/2022), dilakukan pada pukul 13.30 WITA.
"Selain deklarasi. Presidensi Indonesia juga menghasilkan concrete deliverable yang berisi daftar proyek kerja sama negara anggota G20 dan undangan," papar Presiden Joko Widodo dalam penutupan KTT G20 seperti dikutip dari DW Indonesia.
Apa saja isi Leaders' Declaration?
Terdapat 52 poin yang tertuang dalam deklarasi tersebut. Poin-poin tersebut mencakup permasalahan mengenai ketegangan geopolitik global, isu krisis pangan, perubahan iklim, kesehatan global, hingga transformasi digital.
Deklarasi ini juga memunculkan sikap yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. "Sebagian besar anggota sangat mengutuk perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk keadaan yang ada kerentanan dalam ekonomi global,” dalam poin ketiga Leaders' Declaration di KTT G20 Bali.
Deklarasi ini juga mendorong jalur diplomasi dalam penyelesaian konflik. "Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya penanganan krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Zaman sekarang tidak boleh perang.”
Selain itu, isu krisis pangan juga menjadi perhatian yang tertuang dalam beberapa poin deklarasi, "Kami mendukung upaya internasional untuk menjaga agar rantai pasokan makanan tetap berfungsi di bawah tantangan keadaan. Kami berkomitmen untuk mengatasi kerawanan pangan dengan memastikan aksesibilitas, keterjangkauan, dan keberlanjutan pangan dan produk pangan bagi mereka yang membutuhkan, khususnya di negara berkembang dan negara kurang berkembang.”
Advertisement