Sukses

China-AS Akan Bertemu di Kamboja, Makin Akrab Usai KTT G20 Bali?

Kementerian Pertahanan China mengatakan, Jenderal Wei Fenghe akan menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN-Plus dari Minggu hingga Kamis mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat tinggi China dan Amerika Serikat akan menghadiri pertemuan tingkat menteri keamanan Asia Tenggara minggu depan di Kamboja, membuka kemungkinan keduanya akan mengadakan diskusi tatap muka.

Kementerian Pertahanan China mengatakan, Jenderal Wei Fenghe akan menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN-Plus dari Minggu hingga Kamis mendatang.

Departemen Pertahanan AS mengatakan, Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III juga akan hadir setelah singgah di Kanada dan Indonesia, dikutip dari laman Business Standard, Senin (21/11/2022).

Kedua pejabat tersebut berencana akan bertemu dengan para perwakilan lain di sela-sela pertemuan utama para menteri dari organisasi dan 10 negara yang dikenal sebagai ASEAN.

Meskipun tidak ada pertemuan bilateral formal yang diumumkan, juru bicara Kementerian Pertahanan China Kolonel Tan Kefei tampaknya membuka kemungkinan itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu kemarin.

Kedua negara terlibat dalam sejumlah persaingan utama di sejumlah kawasan. Di mana China berusaha untuk memperkuat tekadnya untuk menegaskan klaimnya atas Laut China Selatan, termasuk melalui pembangunan pulau buatan yang dilengkapi dengan lapangan terbang dan infrastruktur lainnya.

Kementerian Pertahanan China mengatakan Wei akan berpidato di majelis tersebut dan bertemu dengan kepala delegasi lain untuk membahas kerja sama bilateral dan isu-isu yang menjadi perhatian regional dan internasional.

Dikatakan dia juga akan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin sipil dan militer dari sekutu dekat China, Kamboja, yang bekerja dengannya untuk memperluas fasilitas pelabuhan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Joe Biden Mengaku Habiskan 3,5 Jam Ngobrol dengan Xi Jinping

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku menghabiskan waktu kurang lebih 3,5 jam saat berbincang dengan Presiden China Xi Jinping saat melakukan pertemuan di Bali, sebelum KTT G20.

Ini adalah kali pertama keduanya bertemu secara tatap muka setelah Biden resmi dilantik sebagai presiden.

"Tidak ada salah paham. Itu kekhawatiran terbesar yang saya miliki. Kesalahpahaman tentang niat atau tindakan di pihak kita," ujar Joe Biden saat melakukan press briefing bersama media Indonesia dan negara asing lainnya, di Grand Hyatt Nusa Dua Bali, Senin (15/11/2022).

"Saya ingin bertanya ke tim saya, berapa lama pertemuan itu berlangsung? Tiga setengah jam. Jadi perbincangan kami tadi mencakup banyak hal."

 

3 dari 4 halaman

Joe Biden: Kami Sangat Blak-blakan

Joe Biden juga mengaku blak-blakan saat berbicara dengan Xi Jinping.

"Kami sangat blak-blakan satu sama lain tentang hal-hal apa saja yang kami tidak setuju atau di mana kami tidak yakin tentang posisi satu sama lain," kata Biden.

"Dan kami setuju akan mengatur dan melakukan mekanisme untuk saling bertemu kembali."

4 dari 4 halaman

Jabat Tangan dan Tatap Muka Perdana Joe Biden dan Xi Jinping di Bali

Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden China Xi Jinping. Jabat tangan pertama keduanya sejak Joe Biden menjadi Presiden AS pun terjalin di Pulau Dewata.

Dikutip dari CNN, Senin (14/11/2022) ini merupakan pertemuan langsung pertama keduanya sejak Biden menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.

Pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping membahas soal konsekuensi jangka panjang dan hubungan bilateral dua negara terpenting di dunia tersebut.

Pembicaraan ini berlangsung di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia, di mana para pemimpin dunia berkumpul untuk mengatasi masalah-masalah global yang mendesak mulai dari perubahan iklim hingga inflasi dan kenaikan harga pangan, karena dampak dari perang Rusia di Ukraina.

Bagi Biden dan Xi, pembicaraan tersebut merupakan kesempatan langka untuk meningkatkan komunikasi dan membahas hubungan kedua negara di masa depan.

Biden sempat menyinggung bahwa ia ingin mencari apa "benang merah" untuk masing-masing pihak, di tengah meningkatnya ketegangan AS-China dan kebuntuan yang semakin termiliterisasi atas Taiwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.