Liputan6.com, Doha - Pemain Timnas Iran menolak untuk menyanyikan lagu kebangsaan mereka sebelum pertandingan Piala Dunia mereka melawan Inggris. Ini merupakan bentuk ekspresi nyata dukungan untuk protes anti-pemerintah di negara asal mereka.
Dilansir BBC, Selasa (22/11/2022), beberapa penggemar berteriak dan mencemooh selama lagu kebangsaan dan yang lainnya mengangkat tanda bertuliskan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan".
Baca Juga
Selain itu, TV nasional Iran juga memotong liputan lagu kebangsaannya dan beralih ke tayangan lebar stadion yang ditayangkan sebelumnya.
Advertisement
Protes massal telah ditanggapi dengan tindakan keras dalam beberapa bulan terakhir.
Protes tersebut dipicu oleh kematian Mahsa Amini dalam tahanan pada bulan September, seorang wanita berusia 22 tahun yang ditahan oleh polisi moralitas karena diduga melanggar aturan ketat seputar penutup kepala.
Aktivis hak asasi manusia mengatakan lebih dari 400 pengunjuk rasa telah tewas dan 16.800 lainnya ditangkap dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan Iran.
Para pemimpin Iran mengatakan protes itu adalah "kerusuhan" yang didalangi oleh musuh asing negara itu.
Para pendukung Iran juga terdengar meneriakkan "Ali Karimi" di babak pertama sehubungan dengan mantan pesepakbola yang merupakan salah satu pengkritik Republik Islam yang paling lantang dan salah satu wajah paling populer dari gerakan protes.
Protes
Para penggemar juga terdengar meneriakkan "Be-Sharaf", yang berarti tidak terhormat dalam bahasa Persia. Ini adalah kata sifat yang digunakan pengunjuk rasa untuk melawan pasukan keamanan di Iran.
Banyak penentang Republik Islam mengkritik tim sepak bola karena tidak secara terbuka mendukung protes dan pertemuan dengan Presiden Ebrahim Raisi pekan lalu.
Berbicara sebelum pertandingan, kapten Iran Ehsan Hajsafi mengatakan para pemain "mendukung" korban yang telah meninggal.
Advertisement
Bebas Memprotes
Manajer Carlos Queiroz mengatakan para pemainnya "bebas untuk memprotes" hak-hak perempuan di negara asal mereka selama itu "sesuai dengan peraturan Piala Dunia dan dalam semangat permainan".
Para pemain Iran juga menutupi lencana tim nasional mereka saat memainkan dua pertandingan pemanasan internasional pada bulan September.
Berdampak Buruk
Setelah kekalahan 6-2 pada Senin di Grup B, Queiroz mengatakan kerusuhan politik di dalam negeri telah berdampak buruk pada pasukannya.
"Bagi mereka yang datang mengganggu tim dengan isu-isu yang tidak hanya tentang opini sepak bola, mereka tidak diterima karena anak laki-laki kami, mereka hanya anak sepak bola biasa," kata pelatih asal Portugal itu.
"Biarkan anak-anak bermain. Karena ini yang mereka cari. Mereka ingin mewakili negara, mewakili rakyat, seperti tim nasional lain yang ada di sini. Dan semua tim nasional, ada masalah di rumah."
Advertisement