Liputan6.com, London - Inggris akan mengirim helikopter ke Ukraina untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia, kata kementerian pertahanan di London, Rabu (23/11).
Dikutip Channel News Asia, Kamis (24/11/2022), sepuluh awak personel layanan dan insinyur Ukraina menjalani program pelatihan enam minggu di Inggris, sebagai bagian dari "kemampuan helikopter pertama yang disumbangkan Inggris ke Ukraina", kata kementerian itu.
Baca Juga
Selain tiga helikopter Sea King bekas militer Inggris, yang pertama telah tiba, Inggris juga akan memasok 10.000 peluru artileri tambahan.
Advertisement
“Dukungan kami untuk Ukraina tidak tergoyahkan. Peluru artileri tambahan ini akan membantu Ukraina mengamankan tanah yang telah direklamasi dari Rusia dalam beberapa pekan terakhir,” kata Menteri Pertahanan Ben Wallace.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menggunakan kunjungan akhir pekan ke ibu kota Ukraina untuk menyiapkan paket bantuan pertahanan baru senilai US$59 juta (Rp 992 Miliar) yang mencakup 125 senjata dan peralatan anti-pesawat untuk melawan drone yang dipasok Iran.
Selain itu, Inggris juga memasok perlengkapan musim dingin cuaca dingin ke angkatan bersenjata Ukraina.
Pengumuman itu dikeluarkan saat Wallace mengunjungi Norwegia untuk pertemuan para menteri pertahanan Kelompok Utara di atas kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth.
Ukraina Hadapi Musim Dingin
Jutaan nyawa Ukraina terancam pada musim dingin ini karena jaringan listrik negara itu berjuang di bawah rentetan serangan Rusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan musim dingin 2022 di Ukraina adalah tentang bertahan hidup.
Rusia telah menargetkan infrastruktur energi, meluncurkan serangan rudal yang memaksa warga Ukraina meninggalkan rumah tanpa listrik saat suhu dingin. Kerusakan tersebut memiliki "efek mematikan" pada sistem kesehatan Ukraina, kata direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge.
"Musim dingin ini adalah tentang bertahan hidup," katanya.
Ia juga mengatakan itu akan "mengancam nyawa jutaan orang di Ukraina".
Advertisement
Banyak Orang Berlindung
Sekitar tiga juta orang Ukraina diperkirakan meninggalkan rumah mereka untuk mencari kehangatan dan keamanan.
"Mereka akan menghadapi tantangan kesehatan yang unik, termasuk infeksi pernapasan seperti COVID-19, pneumonia, influenza, dan risiko serius difteri dan campak pada populasi yang kurang divaksinasi," imbuhnya.
Sementara itu, Ukraina mengatakan telah menemukan empat lokasi penyiksaan Rusia di selatan kota Kherson, yang ditarik pasukan Moskow pada awal November hingga meninggalkan jejak kesengsaraan dan kehancuran.
Penyelidik Ukraina Ungkap 400 Kejahatan Perang Rusia di Kherson
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, penyelidik mengungkap lebih dari 400 kejahatan perang di wilayah Kherson yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia saat mereka mundur.
Zelensky mengatakan, jasad warga sipil dan tentara telah ditemukan. Akan tetapi, Moskow membantah pasukannya dengan sengaja menargetkan warga sipil.
Sementara itu, pihak berwenang Ukraina memberlakukan jam malam dan membatasi perjalanan masuk dan keluar dari Kherson.
"Di wilayah Kherson, tentara Rusia meninggalkan kekejaman yang sama seperti di wilayah lain di negara kami, di mana mereka bisa masuk," kata Zelensky dalam pidato videonya. "Kami akan menemukan dan mengadili setiap pembunuh. Tanpa keraguan."
Advertisement