Liputan6.com, Kuala Lumpur - Anwar Ibrahim telah dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru. Ia ditunjuk Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah sebagai PM setelah ketidakpastian pemerintahan menyusul hasil pemilu 19 November 2022 yang memunculkan parlemen gantung.
Pada Pemilu Malaysia, Anwar Ibrahim meraih suara mayoritas setelah mengamankan 82 kursi di parlemen. Ia kemudian berhasil menjalin koalisi dengan Barisan Nasional yang dipimpin Ismail Sabri Yaakob.
Baca Juga
Menurut Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran Bandung Teuku Rezasyah, Anwar Ibrahim merupakan pilihan terakhir yang terbaik untuk menjabat sebagai perdana menteri Malaysia.Â
Advertisement
"Anwar Ibrahim merupakan pilihan terbaik dan sekaligus juga pilihan terakhir yang paling tepat memimpin Malaysia di saat kritis ini. Dalam hal ini, Yang Dipertuan Agung Malaysia, partai pemenang pemilu, dan juga masyarakat luas di Malaysia sadar, jika pilihan ini juga menanggung risiko," ujar Rezasyah kepada Liputan6.com, Kamis (24/11/2022).
Setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, Anwar dinilai memiliki sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Pertama, ia perlu memulihkan kembali nama baiknya yang pernah dipenjara atas tuduhan korupsi dan asusila. "Karena itu, Anwar akan membutuhkan waktu untuk meyakinkan banyak pihak di dalam negeri Malaysia, siapa dirinya yang sebenarnya."Â
Kemudian, lanjut Rezasyah, tantangan lainnya adalah umur Anwar Ibrahim yang tak lagi dalam usia produktif.
"Kedua adalah usianya yang 75 tahun. Walaupun berintelijensia tinggi, dan berbekal pengalaman sebagai Wakil Perdana Menteri di masa Mahathir Mohamad, Anwar sangat membutuhkan dukungan dari berbagai kekuatan dalam Pakatan, yang berpotensi menggerogotinya kelak," kata Rezasyah.
Tantangan Lain
Lebih lanjut, Rezasyah juga menyinggung soal komposisi Menterinya yang tentu akan berbeda.Â
"Ketiga adalah komposisi Menteri dalam pemerintahan Malaysia di bawah Anwar yang akan unik. Karena akan sedikit mengurangi komposisi etnis Melayu, namun menambahkan jumlah menteri dari latar belakang China dan India," sambungnya lagi.Â
Namun, Rezasyah juga mengatakan bahwa Anwar bersyukur memiliki dukungan keluarga yang kuat dalam jalan politiknya.Â
Atas kondisi tersebut, Rezasyah menilai bahwa Anwar Ibrahim memerlukan kerja keras dua kali lipat.Â
"Dalam hal ini, membangun sebuah Malaysia yang bukan saja semakin demokratis, namun juga mampu menegakkan ekonomi, yang tak sempat dijalankannya akibat lama tersingkir dari panggung politik nasional," ujarnya.Â
Advertisement
Hubungan dengan Indonesia
Rezasyah juga menilai hubungan antara Malaysia dan Indonesia akan berjalan seperti biasa. Bahkan, ia memperkirakan bahwa Indonesia akan jadi negara pertama yang dikunjunginya.Â
"Mengingat latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya, diperkirakan Anwar akan fokus pada percepatan bidang kerjasama yang sudah kokoh. Dalam hal ini, akselerasi pembangunan pesisir Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle (IMS-GT)," tutup Rezasyah.
Infografis Mahathir Mohamad Singgung Malaysia Harusnya Klaim Singapura dan Riau
Advertisement