Sukses

Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia, Mahathir Mohamad Jadi Penulis Usai Kalah Pemilu

Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad akan jadi penulis di bidang sejarah setelah kalah di pemilu 2022.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah mengaku kalah. Partai Pejuang yang ia pimpin kalah total di pemilu Malaysia 2022.

Mahathir berkata telah menerima hasil pemilu tersebut.

"Saya sebagai pengurus Pejuang sedih. Tetapi saya terima pilihan rakyat," ujar Mahathir Mohamad pada Rabu (23/11) melalui Facebook resminya

Pada pernyataan tersebut, Mahathir Mohamad tidak menyebut nama Anwar Ibrahim yang unggul di pemilu dan telah dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia. Ia hanya berharap pihak yang menang akan membentuk pemerintahan.

Semua kandidat Partai Pejuang kalah. Alhasil, partainya tak bisa menjadi oposisi di parlemen Malaysia.

"Segala perancangan Pejuang untuk negara terpaksalah digugur. Yang bisa dilakukan oleh Pejuang ialah melihat arah pemerintah yang menang," ujar Mahathir.

Ia pun berkata tertarik untuk fokus di dunia kepenulisan, terutama bidang sejarah, dan terkait pemerintahan kolonial Inggris.

"Saya sendiri akan tumpu kepada penulisan berkenaan dengan sejarah dan aktiviti dalam negara Sesungguhnya banyak peristiwa yang berlaku dalam negara belum pun dicatat, termasuk apa yang berlaku di zaman British," ujar Mahathir yang mengaku siap diajak berdiskusi terkait isu ini.

Anwar Ibrahim telah resmi dilantik menjadi perdana menteri Malaysia pada Kamis 24 November 2022. Ia akhirnya menjadi perdana menteri setelah perjalanan politik yang sangat panjang dan menyakitkan. 

Mahathir dulunya sangat dekat dengan Anwar Ibrahim, namun hubungan mereka menjadi renggang karena Mahathir terus-terusan berpegang pada kekuasaan ketimbang meneruskannya ke Anwar Ibrahim.

2 dari 4 halaman

Penantian 24 Tahun Anwar Ibrahim untuk Jadi PM Malaysia

Anwar Ibrahim akan menjadi perdana menteri Malaysia setelah menanti sejak 1998. Dalam perjalanan politiknya, Anwar Ibrahim pernah dikhianati seniornya sendiri hingga dijebloskan penjara. 

Pada pemilu Malaysia 2022, koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim mendapatkan suara tertinggi, namun belum meraih 112 suara mayoritas di parlemen.  

Selama berhari-hari, tidak jelas siapa yang akan menjadi pemimpin Malaysia. Mahathir Mohamad kalah besar di pemilu ini. Mantan PM Muhyiddin Yassin yang juga unggul berusaha membangun koalisi agar menjadi mayoritas.

Raja Malaysia akhirnya memutuskan bahwa Anwar Ibrahim yang menjadi perdana menteri. Media-media negeri jiran lantas mengabarkan bahwa Anwar Ibrahim sah akan menjadi pemimpin selanjutnya.

Perjalanan Panjang

Karier politik Anwar Ibrahim sudah bersinar sejak awal 1990-an ketika usianya masih 40-an. Ia terpilih sebagai deputi pemimpin partai UMNO, sehingga ia diangkat menjadi wakil perdana menteri untuk Mahathir Mohamad. 

Hubungan kedua sangat dekat, bahkan disebut sebagai "bapak-anak". Tetapi si bapak malah memecat anaknya sendiri dari kabinet pada tahun 1998. 

Setelahnya Anwar Ibrahim juga dituduh melakukan sodomi. Hubungan sesama jenis ilegal di Malaysia, sehingga tuduhan itu membuat Anwar masuk penjara. Mahathir pun terus berkuasa hingga 2003. 

Anwar sempat keluar penjara di awal 2000-an, namun dipenjarakan lagi pada 2008 setelah rekannya bernama Saiful Bukhari Azlan mengaku disodomi Anwar Ibrahim.

Media Australia, Sydney Morning Herald, menyebut tudingan itu adalah aksi tipu daya politik. Mahathir disebut ingin menyingkirkan Anwar Ibrahim saja.

"Ia (Mahathir) membuat Anwar ditangkap dan digugat dengan sodomi. Sebuah kejahatan mengagetkan di negara mayoritas Muslim konservatif tersebut," tulis media Australia itu pada 2010.

"Cabang Khusus kepolisian mengatur barang bukti dan memaksa para saksi mata. Anwar datang dari sel di kantor polisi untuk hadir di pengadilan dengan wajah babak belur, kemudian diketahui luka itu karena kepala polisi memukulinya," jelas Sydney Morning Herald.

3 dari 4 halaman

Penuh Intrik Politik

Ketika Najib berkuasa, Wan Azizah yang merupakan istri Anwar berkoalisi dengan Mahathir Mohamad. Mereka berkoalisi dalam Pakatan Harapan dengan Wan Azizah menjadi wakil perdana menteri pada 2018. 

Di balik aliansi Wan Azizah-Mahathir, ada janji politik bahwa Mahathir akan melepas jabatannya untuk Anwar Ibrahimm yang bebas pada 2018. 

Namun, janji tinggal janji. Mahathir lanjut berkuasa hingga akhirnya ia dikhianati oleh Muhyiddin Yassin pada 2020.

Pada Pemilu 2022, Mahathir Mohamad, Muhyiddin Yassin, dan Anwar Ibrahim sama-sama maju. 

Hasilnya, Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim meraih lebih dari 80 kursi. Setelahnya, ada Muhyiddin Yassin yang meraih 73 kursi bersama Perserikatan Nasional. 

Muhyiddin berasal dari partai BERSATU. Di partai itu ada penuduh sodomi Anwar Ibrahim, yakni Saiful Bukhari. 

Upaya Muhyiddin melobi-lobi koalisi mayoritas kandas setelah ia tak kunjung mendapat angka yang dibutuhkan. Anwar Ibrahim akhirnya menang setelah mendapat dukungan dari koalisi Barisan Nasional yang memiliki 30 kursi.

Sementara, Mahathir kalah besar. Koalisinya tidak satu pun memenangkan kursi di parlemen. Perjalanan politisi berusia 97 tahun itu kandas.

4 dari 4 halaman

Megawati Ucapkan Selamat ke Anwar Ibrahim

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan ucapan selamat atas ditetapkannya Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah penantian panjang 24 tahun.

Disebut, Megawati merasakan perjuangan yang serupa dengan Anwar Ibrahim. 

"Ketika saya melaporkan terpilihnya Dato Anwar Ibrahim, Ibu Megawati Soekarnoputri menyampaikan ucapan selamat kepada Dato Anwar Ibrahim yang akhirnya diangkat menjadi perdana menteri setelah proses perjuangan yang panjang dan penuh keyakinan hingga akhirnya mendapatkan dukungan dari rakyat, dan partai yang dipimpinnya mendapatkan kemenangan," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Kamis (24/11).

Dia mengungkap pertemuan terakhir Megawati dan Anwar Ibrahim pada Oktober 2018. Ketika itu Anwar Ibrahim menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang. Megawati memberi testimoni perjuangan Anwar Ibrahim. Megawati dan Anwar merupakan politisi yang tidak mendapatkan karpet merah.

"Ibu Mega bahkan menyebut bahwa dirinya dan Anwar Ibrahim itu sama-sama politisi tidak dari karpet merah. Yakni bermakna sama-sama menapaki jalan politik yang terjal dan berliku. Dalam pandangan Megawati, perjuangan Dato Anwar Ibrahim itu senafas dengan prinsip Satyam Eva Jayate. Yang artinya, bahwa pada akhirnya kebenaran akan menang," ujar Hasto.

PDIP yakin dengan pengalaman dan perjalanan hidup penuh perjuangan Anwar Ibrahim akan memancarkan kebijaksanaan bagi kemajuan Malaysia. "Terwujudnya stabilitas politik, dan dapat meningkatkan kerjasama kedua negara maupun stabilitas kawasan melalui Asean," jelas Hasto.

Megawati juga berharap dengan terpilihnya Anwar Ibrahim menjadi PM Malaysia akan meningkatkan kerjasama dengan Indonesia. PDIP juga membuka kerjasama dengan partai politik di Malaysia.

"Ibu Megawati Soekarnoputri juga berharap bahwa kerjasama kedua bangsa serumpun bisa semakin ditingkatkan, baik antarpemerintahan, maupun kerja sama antar kedua bangsa. PDI Perjuangan juga membuka kerja sama dengan partai politik yang ada di Malaysia, khususnya Koalisi Pakatan Harapan," kata Hasto.