Sukses

Wahana Orion NASA Masuki Orbit Jauh di Sekitar Bulan

Orion pada Jumat (25/11) memasuki orbit yang membentang puluhan ribu kilometer di sekitar bulan, sementara kapsul NASA itu mendekati setengah dari uji terbangnya.

Liputan6.com, Jakarta - Orion pada Jumat (25/11) memasuki orbit yang membentang puluhan ribu kilometer di sekitar bulan, sementara kapsul NASA itu mendekati setengah dari uji terbangnya.

Kapsul dan tiga boneka tes memasuki orbit bulan lebih dari seminggu setelah meluncurkan demo $4 miliar untuk membuka jalan bagi para astronaut.

Kapsul akan tetap berada di orbit yang luas namun stabil ini selama hampir seminggu, menyelesaikan hanya setengah putaran sebelum pulang.

Pada Jumat, kapsul itu berjarak 380.000 kilometer dari Bumi dan diperkirakan mencapai jarak maksimum hampir 432.000 km dalam beberapa hari.

Itu akan menetapkan catatan jarak baru untuk kapsul yang dirancang kelak akan mengangkut orang.

"Ini adalah statistik, tetapi simbolis dari kemampuan kapsul," kata Jim Geffre, Manajer Orion, dalam wawancara NASA pada awal minggu ini.

"Ini tentang menantang diri kita untuk melangkah lebih jauh, tinggal lebih lama dan melangkah di luar batas kemampuan yang telah kita jelajahi sebelumnya."

 

2 dari 3 halaman

Latihan untuk Penerbangan ke Bulan

NASA menganggap ini adalah latihan untuk penerbangan ke sekitar bulan pada 2024, dengan astronaut.

Pendaratan ke bulan oleh astronaut akan menyusul segera pada 2025.

Tim astronaut terakhir mendarat di bulan 50 tahun lalu dalam misi Apollo 17.

Awal pekan ini, Misi Kendali di Houston kehilangan kontak dengan kapsul selama hampir satu jam.

Pada saat itu, tim kendali menyesuaikan hubungan komunikasi antara Orion dan Jaringan Antariksa Jauh.

Menurut para pejabat, pesawat antariksa itu tidak mengalami masalah.

 

3 dari 3 halaman

Direktur NASA Puji Peluncuran Roket ke Bulan

Roket generasi baru NASA, Rabu (16/11), memulai perjalanan tanpa awak mengelilingi bulan dan kembali ke Bumi.

Roket besar itu diluncurkan beberapa jam lalu dari Florida dan melakukan penerbangan debutnya 50 tahun setelah misi bulan terakhir dalam era Apollo.

Peluncuran yang banyak tertunda itu memulai program penerus Apollo, Artemis, yang bertujuan mengembalikan astronaut ke permukaan bulan dekade ini dan membangun stasiun yang berkelanjutan di sana sebagai batu loncatan bagi eksplorasi manusia di Mars pada masa depan.

Roket Space Launch System (SLS) setinggi gedung 32 lantai itu lepas landas dari Kennedy Space Center NASA pada pukul 01:47 dini hari, menembus kegelapan di atas Cape Canaveral dengan ekor api oranye kemerahan.

Diberi nama dari dewi berburu Yunani kuno dan saudara kembar Apollo, Artemis bertujuan mengirim astronaut ke bulan paling cepat tahun 2025.

Direktur NASA Bill Nelson pada konferensi pers setelah itu memuji peluncuran roket itu, menyebutnya 'awal berikutnya' dan 'generasi Artemis'.

Misi Artemis I mencakup penerbangan konstelasi Orion selama 25 hari, membawa kapsul itu ke dalam jarak 97 km dari permukaan bulan sebelum terbang 64.400 km di luar bulan dan kembali ke Bumi. Kapsul itu diperkirakan jatuh ke laut pada 11 Desember.