Liputan6.com, La Union - Pembunuhan terbaru melanda Kolombia, negara itu yang telah menyaksikan peningkatan pembunuhan wartawan.
"Orang-orang bersenjata dengan sepeda motor menembak mati seorang jurnalis Kolombia," kata pihak berwenang setempat Selasa 29 November 2022 seperti dikutip dari AFP, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga
Kantor kejaksaan Kolombia menulis di Twitter bahwa mereka telah "mengetahui kematian jurnalis dan pemimpin sosial Wilder Alfredo Cordoba" di kota barat daya La Union.
Advertisement
Wali Kota La Union Fabian Echeverria mengatakan kepada AFP bahwa pria bersenjata di belakang sepeda motor telah menembak Cordoba, yang "berusia sekitar 40 tahun," tiga kali saat dia melakukan perjalanan di daerah pedesaan pada Senin 28 November 2022 sore.
Cordoba adalah direktur saluran televisi lokal yang "memublikasikan informasi yang mengkritik pemerintah daerah dan tentang ketidakamanan di wilayah tersebut di halaman Facebook-nya," tulis Colombian Foundation for Press Freedom (FLIP) di Twitter.
Organisasi tersebut mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki karya jurnalistik Cordoba "sehubungan dengan pembunuhannya".
Echeverria telah menawarkan hadiah $4.000 atau sekitar Rp 62 juta "untuk informasi yang mengarah pada identifikasi dan penangkapan" dari mereka yang bertanggung jawab.
Kantor kejaksaan mengatakan mereka telah mengirim penyelidik ke tempat kejadian perkara (TKP)Â penembakan.
Menurut FLIP, kekerasan terhadap jurnalis di negara tersebut telah meningkat, dengan hampir 770 orang menjadi korban beberapa bentuk agresi pada tahun 2021.
International Press Institute mengatakan "khawatir dan sangat sedih" dengan pembunuhan keempat seorang jurnalis di Kolombia sejak Agustus.
Pada bulan Oktober, seorang jurnalis dibunuh dengan cara yang sama oleh orang-orang bersenjata yang mengendarai sepeda motor di kota utara Montelibano.
Penembakan 2 Jurnalis AS Akhirnya Terkuak
Penembakan 2 jurnalis televisi Amerika Serikat pernah jadi sorotan pada 2015 lalu. Pelaku merupakan rekan sesama presenter korban.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (27/8/2015), Vester Flanagan alias Bryce William, pria yang diduga sebagai pelaku penembakan 2 jurnalis TV WDBJ 7. Pria keturunan Amerika-Afrika ini tewas bunuh diri setelah melakukan aksi penembakannya.
2 Jam setelah aksi penembakan terhadap Alison Parker yang berusia 24 tahun dan juru kamera Adam Ward 27 tahun, Flanagan sempat mengirimkan fax sebanyak 23 halaman ke kantor berita ABC News.
Dalam fax terungkap Flanagan mengalami diskriminasi rasial, pelecehan seksual, dan kekerasan di tempat bekerja. Flanagan juga dipecat dari tempatnya bekerja karena dianggap tidak bisa menyesuaikan diri.
"Ia adalah pekerja yang tak bisa menyesuaikan diri dan memiliki beberapa masalah. Kami harus memecatnya. Kami juga minta bantuan keamanan untuk mengeluarkannya dari gedung kantor. Itu lebih dari 2 tahun lalu," kata Presiden WDBJ Jeffrey Marks.
Hal inilah yang menjadi pemicu aksi nekat balas dendam saat siaran langsung tengah berjalan. Pelaku juga sempat merekam aksi berdarahnya dan memposting di laman Twitter dan Facebook.
Dalam video terekam detik-detik sebelum penembakan terjadi di pusat perbelanjaan Bridgewater Plaza di Danau Smith Mountain, Virginia sekitar pukul 06.45 pagi waktu setempat.
Korban Alison Parker --reporter stasiun televisi yang tengah siaran langsung dengan juru kamera Adam Ward, tiba-tiba dari jarak yang sangat dekat pelaku menembakkan senjata ke arah Alison yang spontan berteriak panik dan berlari. Sementara Adam terjatuh dan ditembak di tempat.
Pasca-tewasnya 2 jurnalis televisi WDBJ, karangan bunga duka tergeletak di depan kantor Stasiun TV WDBJ.
Advertisement
Jurnalis Investigasi Ternama Belanda Ditembak di Jalanan Amsterdam, 3 Orang Ditangkap
Seorang jurnalis kriminal terkemuka Belanda jadi korban penembakan. Peter R de Vries terluka parah setelah ditembak di sebuah jalan di Amsterdam.
Polisi mengatakan Peter R de Vries dibawa ke rumah sakit dalam kondisi serius setelah ditembak di pusat kota pada Selasa 6 Juli 2021 malam.
Penyiar berita nasional NOS yang dikutip BBC, Rabu (7/7/2021), mengatakan dia diserang beberapa menit setelah muncul di acara obrolan TV. Video yang beredar menunjukkan dia terbaring di tanah dengan luka di kepala.
NOS mengutip saksi mata yang mengatakan lima tembakan dilepaskan dari jarak dekat dan de Vries terkena di kepala.
'Serangan tak berperasaan'
Sebelum penembakan ini, di masa lalu de Vries pernah diberikan perlindungan polisi akibat menerima ancaman atas keterlibatannya dalam kasus pidana sebagai jurnalis investigasi dan hukum.
Wali kota Amsterdam Femke Halsema mengatakan dia "berjuang untuk hidupnya" dan mengutuk penembakannya sebagai "serangan kejam dan tidak berperasaan".
Polisi mengatakan tiga orang telah ditangkap sehubungan dengan penembakan itu, yang terjadi sekitar pukul 19:30 waktu setempat.
Dua tersangka ditangkap di sebuah mobil di jalan raya A4 di Leidschendam, dan yang ketiga di Amsterdam. Penembaknya diyakini salah satu di antara mereka.
Doa untuk de Vries
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memberikan konferensi pers setelah bertemu dengan pejabat kontra-terorisme dan polisi di Den Haag.
"Jurnalisme bebas sangat penting bagi masyarakat dan mengakui kemarahan dan kehancuran yang disaksikan sebagai tanggapan atas serangan itu," kata Rutte dalam pernyataannya.Â
"Turut berduka bersama orang-orang terkasih Peter R de Vries. Yang terpenting, kami berharap dan berdoa dia selamat," kata Rutte lagi.
Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus memberikan penghormatan kepada seorang "jurnalis luar biasa", yang menyebut de Vries sebagai "pejuang yang mengagumkan melawan ketidakadilan bagi yang tertindas".
Peter R de Vries yang berusia 64 tahun, seorang komentator di program TV, terkenal karena investigasi kejahatannya di Belanda. Dia paling dikenal sebagai jurnalis investigasi, telah memecahkan sejumlah besar kasus berdarah dingin.
Â
Wartawan TV Pakistan Ditembak Mati Orang Tak Dikenal
Sekelompok orang bersenjata di Pakistan menembak mati seorang mantan wartawan di rumahnya dekat Karachi, Pakistan. Ini merupakan serangan serupa yang terjadi ketiga kalinya dalam 24 jam terakhir di negeri itu.
Seperti di lansir BBC, Aftab Alam, yang pernah bekerja di lembaga penyiaran swasta terbesar Pakistan, Geo News, ditembak dari sepeda motor yang melaju, ketika sedang menjemput anaknya dari sekolah.
Sebelumnya, Selasa 08 September malam, orang-orang bersenjata juga menembak stasiun televisi Geo TV di Karachi, menewaskan seorang teknisi, Arshad Ali Jaffery, dan melukai pengemudi.
Seorang jurnalis dari PTV juga terluka parah sesudah ditembak di Peshawar.
kepolisian setempat mengatakan alasan penembakan sampai saat ini masih belum jelas.
"Dia (Aftab Alam) menjadi target 2 pengendara motor yang menunggunya di depan rumah, "ujar petugas kepolisan setempat, Feroze Shah.
Shah menyatakan, 3 peluru bersarang di tubuh Aftab dimana 2 diantaranya mengenai kepala dan leher.
April tahun lalu, pembawa acara Geo TV, Hamid Mir, terluka parah dalam penembakan di Karachi.
Pakistan merupakan negara paling berbahaya bagi pekerja media tahun 2014 lalu, sebanyak 14 orang wartawan tewas terbunuh.
Sekjen Asosiasi Jurnalis Pakistan Amin Yusuf menyatakan, jurnalis Pakistan telah lama menjadi target kekerasan di. "Kita mendesak pemerintah melakukan langkah kongret mencegah kekerasan ini," tukas Amin.
Advertisement