Liputan6.com, Madrid - Dugaan bom surat kembali ditemukan di Spanyol, setelah sebelumnya dilaporkan terjadi ledakan akibat perangkat tersebut di kedutaan besar Ukraina di negara tersebut.
"Pasukan keamanan Spanyol menemukan diduga alat peledak ketiga yang disembunyikan di dalam amplop yang dikirim ke European Union satellite center (pusat satelit Uni Eropa) yang terletak di pangkalan angkatan udara di Torrejon de Ardoz, di luar Madrid," kata kementerian pertahanan Spanyol pada Kamis (1/12/2022) seperti dikutip dari Al Arabiya.
"Setelah memindai amplop dengan sinar-X, petugas keamanan angkatan udara Spanyol menentukan bahwa itu berisi 'mekanisme', kata pernyataan kementerian itu.
Advertisement
Polisi masih menganalisis bungkusan itu pada Kamis pagi waktu setempat.
Menurut situs webnya, pusat satelit yang menjadi target pengiriman dugaan bom surat itu mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan bersama UE dengan mengumpulkan informasi dari perangkat intelijen luar angkasa.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan sistem seperti itu sebagai "the eyes of Europe" pada bulan September.
Peristiwa penemuan dugaan bom surat pada hari Kamis terjadi, ketika Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengumumkan bahwa kantor Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada 24 November telah menerima surat berisi alat peledak "mirip" dengan yang diterima oleh kedutaan Ukraina, produsen senjata Spanyol dan yang ditemukan di basis angkatan udara.
Keamanan di sekitar gedung publik dan diplomatik akan ditingkatkan setelah serangkaian bom surat diterima di seluruh negeri, tambah kementerian itu.
"Dua bom surat ditemukan pada hari Rabu ditujukan ke kedutaan Ukraina di Madrid dan ke pabrik senjata, Instalaza di Zaragoza, di timur laut Spanyol," kata polisi.
Instalaza memproduksi peluncur roket C90 yang dipasok Spanyol ke Ukraina.
Â
Ledakan Bom Surat di Kedutaan Ukraina Melukai Seorang Staf
Bom surat pertama meledak, menyebabkan luka ringan pada seorang pegawai kedutaan Ukraina.
Setelah insiden pertama, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memerintahkan semua kedutaan Kyiv di luar negeri untuk "segera" memperkuat keamanan dan mendesak Spanyol untuk menyelidiki serangan itu, kata juru bicara kementerian Ukraina.
Duta Besar Serhii Pohoreltsev mengatakan kepada situs berita Ukraina European Pravda bahwa paket mencurigakan yang ditujukan kepadanya diserahkan kepada komandan kedutaan, seorang anggota staf Ukraina.
"Paket itu berisi sebuah kotak, yang menimbulkan kecurigaan komandan dan dia memutuskan untuk membawanya keluar - tanpa ada orang di sekitarnya - dan membukanya," kata Pohoreltsev.
"Setelah membuka kotak itu dan mendengar bunyi klik yang mengikutinya, dia melemparkannya dan kemudian mendengar ledakan... Meskipun tidak memegang kotak itu pada saat ledakan, komandan melukai tangannya dan mengalami gegar otak."
Pengadilan Tinggi Spanyol telah membuka penyelidikan atas serangan itu sebagai kemungkinan kasus terorisme.
Advertisement
Siapa Dalangnya?
Mengutip laporan CNN, unit penjinak bom Spanyol telah dikerahkan, dan area tersebut ditutup.
Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom surat di Distrik Hortaleza, timur laut Madrid itu.
Polisi Spanyol mengatakan mereka menerima laporan tentang ledakan tersebut sekitar pukul 13.00 waktu setempat (12:00 GMT) pada hari Rabu.
Polisi mengatakan surat itu ditujukan kepada duta besar Ukraina di Spanyol.
Nikolenko mengatakan bahwa siapa pun yang berada di balik ledakan itu "tidak akan berhasil mengintimidasi diplomat Ukraina, atau menghentikan pekerjaan sehari-hari mereka untuk memperkuat Ukraina dan melawan agresi Rusia".
Rusia - yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari - belum mengomentari insiden ledakan bom pada hari Rabu itu.
Bom Surat Karya Seorang Anarkis Meledak di Tangan Profesor AS
Sementara itu, David Gelernter tak pernah menyangka saat menerima sebuah kiriman surat misterius tepat pada 24 Juni 1993. Saat ia memegangnya amplop berisi surat tersebut tiba-tiba meledak di tangannya.Â
Sang profesor Yale University terluka parah akibat surat yang disusupi bom itu.
Seperti dikutip dari History.com, kejadian tersebut diduga memiliki kemiripan dengan serangan bom sebelumnya di sebuah universitas kawasan California yang menyerang seorang ahli genetik.
Setelah kejadian yang menimpa David, kepolisian Amerika Serikat membentuk unit khusus yang dinamakan UNABOM. Berdasarkan investigasi, sejak tahun 1978 hingga 1993, telah terjadi 16 kali pengeboman dengan motif serupa, yang menyebabkan 3 orang tewas dan 23 lainnya terluka.
Aparat mendapat titik terang terkait pelaku. Theodore 'Ted' John Kaczynski dianggap sebagai tersangka yang bertanggung jawab atas rangkaian serangan bom tersebut.
Advertisement