Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kerja sama unggulan antara Swedia dan Indonesia menyangkut kolaborasi di bidang transportasi perkotaan atau Urban Transport, demikian mengutip dari pernyataan resmi SISP 2022.
Pekan ini, Swedia mengadakan agenda yang mempertemukan secara langsung otoritas Swedia-Indonesia untuk membahas kerja sama di bidang keberlanjutan, salah satunya di bidang transportasi.
Baca Juga
Pertemuan beralngsung selama dua hari di The Langham Hotel Jakarta pada 5-6 Desember 2022 melalui acara Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP).
Advertisement
Di bidang transportasi, elektrifikasi sistem bus Jakarta menjadi salah satu poin utama kerja sama Swedia dan Indonesia.
Dalam pernyataan tersebut disebutkan, kolaborasi Swedia-RI telah menghasilkan Urban Transport Alliance (UTA) yang mempromosikan solusi transportasi berkelanjutan di Indonesia dan menyelaraskan peluang bisnis bagi perusahaan Swedia di bidang transportasi. Aliansi tersebut dikukuhkan melalui kesepakatan Memorendum od Understanding (MoU) pada 2017 saat kunjungan Raja Swedia di Indonesia.
Sementara itu, sejak 2021, Swedia juga berkomitmen mendukung transisi mobilitas elektrik (e-mobility) bersama TransJakarta terkait pengadaan bus listrik dan infrastruktur pengisian daya.
Melibatkan Kementerian Perhubungan Indonesia dan pemerintah Jakarta untuk transisi elektrifikasi dan pengembangan bus trans di Indonesia, UTA juga memfasilitasi pendanaan dari Swedia untuk mencapai transisi tersebut, seperti kredit ekspor melalui Swedish Export Credit Agency atau Swedish Export Credit Corporation.
Tahun depan, kerja sama Swedia-RI di bidang transportasi akan berfokus pada prasarana pengisian daya (charging infrastructure), menurut pernyataan CEO Business Sweden Jan Larsson pada Selasa (6/12/2022).
Pengembangan BRT oleh Perusahaan-Perusahaan Swedia di Indonesia
Sementara itu, di beberapa program yang telah dijalankan, kerja sama transportasi Swedia-RI telah menghubungkan perusahaan-perusahaan besar Swedia untuk pengembangan transportasi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Berikut beberapa kerja sama tersebut.
Pembangunan infrastruktur sistem Bus Rapid Transit (BRT) antara Axis, Gunnebo, Scania, Volvo, ABB dan lainnya.
Kerja sama di bidang pengembangan e-mobility (untuk mencapai net zero dan agenda elektrifikasi) yang melibatkan Volvo, Scania, Hitachi Energy, dan Gunnebo. Di antaranya pengadaan bus di Jakarta dan Surabaya, dengan 119 bus berasal dari Volvo dan 400 bus dari Scania, menurut keterangan Wakil Presiden Business Sweden Emil Akander.
Gunnebo menjual 250 gerbang baru kepada operator TransJakarta dan BRT di kota-kota utama di Indonesia, senilai 3,1 juta USD (Rp 48,1 miliar).
Advertisement
Demi Ambisi Transisi Hijau, Swedia-RI Jalin Kerja Sama Energi dan Transportasi Berkelanjutan
Secara umum, kerja sama Swedia-RI berfokus di bidang keberlanjutan, hal ini menjadi pembahasan utama selama SISP berlangsung.
Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Marina Berg menjelaskan bahwa SISP diluncurkan dengan tujuan untuk memastikan bahwa promosi investasi dan kegiatan yang dilakukan oleh Swedia di Indonesia sesuai dengan prinsip berkelanjutan.
"Swedia dan Indonesia memiliki tujuan yang sama untuk mencapai agenda pengurangan emisi global dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dan Paris Agreement," ujar Dubes Marina Berg dalam pernyataan resminya di acara SISP 2022, Senin (5/12/2022).
"Indonesia dan Swedia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan menetapkan tujuan untuk mencapai emisi nol bersih. Ini adalah tindakan yang tidak bisa kita tunda. Dan dengan bekerja bersama, kita dapat mempercepat transisi hijau untuk mencapai ambisi kita," sambung Marina Berg.
Marina memaparkan, konsep SISP sendiri mengacu pada tiga pilar, yaitu teknologi yang dapat disediakan oleh perusahaan; capacity building yang melibatkan otoritas Swedia dan otoritas Indonesia; serta financial support, misalnya kredit ekspor.
Ia meneruskan, tiga pilar itu diaplikasikan dalam kerja sama yang berfokus di bidang keberlanjutan, khususnya pada pengembangan energi terbarukan dan sistem transportasi.
Kerja Sama Minim Hambatan dan Keuntungan Swedia
Sementara itu, Menurut Marina Berg, kerja sama Swedia dengan Indonesia berjalan dengan baik dan sangat menguntungkan kedua pihak.
Di samping berbagai kendala dari kerja sama Indonesia-Swedia, tak sulit mendeteksi apa solusinya. “Apa yang sebenarnya terkadang menjadi kendala di Indonesia adalah tujuan untuk benar-benar meningkatkan keberlanjutan dan untuk berinvestasi dalam solusi berkelanjutan. Tapi, ini adalah masalah tata kelola dan transparansi negara,” tambah Akander.
Duta Besar Swedia juga menambahkan bahwa kerja sama Indonesia dan Swedia sudah sesuai dengan komitmen Swedia yang berfokus pada sistem perdagangan yang bebas, terbuka dan adil.
“Hal tersebut seharusnya membuat kerja sama ini tidak memiliki hambatan yang berarti. Meskipun, masih banyak hal yang perlu diselesaikan khususnya dalam keberlanjutan. Di samping itu, untuk membuat hubungan lebih baik lagi, dibutuhkan dukungan politik dan kebijakan yang mendukung,” ujar Berg.
Indonesia memanfaatkan posisi Swedia sebagai negara terkemuka di dunia dalam membangun teknologi berkelanjutan. Indonesia juga membantu meningkatkan penjualan internasional dan mempromosikan Swedia dalam hal tersebut.
Penulis: Safinatun Nikmah.
Advertisement