Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Swedia di Indonesia baru saja mengadakan dialog intensif Sweden-Indonesia Sustainable Partnership (SISP) selama dua hari di Jakarta pada 5-6 Desember 2022.
Dialog SISP Week diadakan setiap tahun sejak 2020, tetapi karena pandemi, tahun ini menjadi tahun pertama SISP diadakan secara langsung.
Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan yang pesat di ASEAN, tetapi Indonesia juga 'tuan rumah' kota yang paling cepat tenggelam di dunia. Di sisi lain, Swedia memiliki tantangan serupa dengan yang dihadapi Indonesia saat ini, seperti pencemaran lingkungan, sistem pengelolaan limbah yang tidak memadai, dan ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil.
Advertisement
Oleh karena itu, platform dialog multi-stakeholder diciptakan melalui SISP untuk mendorong kolaborasi bilateral, pertukaran informasi, dan kemitraan bisnis agar kedua negara dapat mencapai Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 dan Paris Agreement, dikutip dari pernyataan resmi SISP 2022.
Lebih tepatnya, dengan menghubungkan para pembuat keputusan di Indonesia dan pihak investor dari Swedia untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Tidak selesai dalam dua hari, diskusi akan terus dilanjutkan pada pertemuan-pertemuan berikutnya, kata Marina Berg, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor-Leste, and ASEAN, Selasa 6 Desember 2022 di Hotel Langham Jakarta.
Ia menyebutkan, ada dua langkah nyata yang akan melanjutkan dialog intensif tersebut hingga dialog berikutnya di tahun 2023. Ini termasuk memperdalam hubungan politik kedua negara melalui kolaborasi yang dapat dijalin terkait dengan kepemimpinan 2023 -- Swedia di Uni Eropa dan Indonesia di ASEAN. Sedangkan langkah berikutnya, terkait hasil dan proyek konkret di bidang transportasi, kesehatan, energi, dan industri.
"Ini berarti SISP yang akan datang, menjamin bahwa diskusi di sini benar-benar dilihat sebagai kemitraan sejati dan komitmen jangka panjang yang didukung oleh kedua pemerintah kita," ujar Marina.
10 Poin Kerja Sama Swedia - Indonesia
Sementara itu, menurut Trade Commissioner of Sweden to Indonesia of Business Sweden Erik Odar, ada 10 poin kerja sama yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh Swedia dan Indonesia sebagai perwujudan SISP. Berikut ini di antaranya:
- Program infrastruktur kendaraan elektrik (EV),
- Digitalisasi Zona Ekonomi,
- Melanjutkan pengembangan Bus Rapid Trans (BRT) dan Green Bus,
- Sistem Digitalisasi Rumah Sakit,
- Pelaksanaan proyek kerja sama PLN dan Team Sweden,
- Transfer pengetahuan tentang integrasi jaringan listrik,
- Kolaborasi Ecoregion di Lombok,
- Penghentian penggunaan batu bara melalui pemanfaatan energi biomassa dan hidrogen,
- Dukungan pendanaan untuk transisi energi, dan
- Pemanfaatan tenaga laut (ocean power) untuk mengurangi ketergantungan diesel di lokasi terpencil di seluruh Nusantara.
Advertisement
Swedia-RI Fokus Dukung Transisi Sistem Transportasi ke Bus Elektrik
Di antara program yang telah terlaksana dan masih berlangsung hingga sekarang, termasuk elektrifikasi di bidang transportasi.
Kolaborasi Swedia-RI telah menghasilkan Urban Transport Alliance (UTA) yang mempromosikan solusi transportasi berkelanjutan di Indonesia dan menyelaraskan peluang bisnis bagi perusahaan Swedia di bidang transportasi. Aliansi tersebut dikukuhkan melalui kesepakatan Memorendum of Understanding (MoU) pada 2017 saat kunjungan Raja Swedia di Indonesia.
Sementara itu, sejak 2021, Swedia juga berkomitmen mendukung transisi mobilitas elektrik (e-mobility) bersama TransJakarta terkait pengadaan bus listrik dan infrastruktur pengisian daya.
Melibatkan Kementerian Perhubungan Indonesia dan pemerintah Jakarta untuk transisi elektrifikasi dan pengembangan bus trans di Indonesia, UTA juga memfasilitasi pendanaan dari Swedia untuk mencapai transisi tersebut, seperti kredit ekspor melalui Swedish Export Credit Agency atau Swedish Export Credit Corporation.
Tahun depan, kerja sama Swedia-RI di bidang transportasi akan berfokus pada prasarana pengisian daya (charging infrastructure), menurut pernyataan CEO Business Sweden Jan Larsson pada Selasa (6/12/2022).
Ekspansi Pemanfaatan Potensi Energi Terbarukan di Indonesia Timur
Selain itu, menurut Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Marina Berg, di masa mendatang, Swedia berencana melakukan kerjasama pemanfaatan energi terbarukan di wilayah timur Indonesia, khususnya potensi energi angin, matahari, dan panas bumi.
Salah satunya melalui MoUÂ yang sedang dibahas antara Ecobarge dan otoritas Labuan Bajo berfokus pada pengembangan infrastruktur energi terbarukan Kawasan Marina, di Labuan Bajo, Nisa Tenggara Timur.
Vice President and Head of Region South and Southeast Asia of Business Sweden Emil Akander juga mengatakan, "Kami berencana untuk melakukan ekspansi dari timur dan barat Nusa Tenggara ke area Indonesia Timur, kami menargetkan Papua dan Maluku sebagai target utama kami untuk persediaan energi terbarukan untuk memaksimalkan kapasitasnya."
Â
Penulis: Safinatun Nikmah.
Advertisement