Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 tak hanya mempengaruhi kesehatan, namun juga mengubah cara pandang umat manusia di dunia dalam menjalankan aktivitas. Dari yang sebelumnya konvensional kini bertransformasi menjadi serba digital.
Hal ini diakui oleh Profesor Lily Kong, President of Singapore Management University (SMU) saat mengunjungi Jakarta, Indonesia, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga
Ia menyebut bahwa situasi ini membuat banyak orang kini mulai berporos pada dunia digital.
Advertisement
"COVID-19 telah mengajarkan bahwa kita benar-benar perlu berporos ke dunia digital. Kita menjalani pekerjaan di dunia maya saat ini. Sangat penting bagi kita untuk mempelajari cara-cara baru bekerja di dunia digital," ujar Profesor Lily Kong.
"Sangat penting bagi kami (SMU) untuk memanfaatkan analitik data AI sehingga apa yang dapat kami lakukan sebelumnya sekarang bisa dilakukan berkali-kali lipat lebih cepat," tambah ahli Geologi tersebut.
Profesor Lily Kong menggambarkan bahwa dalam dunia akuntansi misalnya, seseorang yang melakukan audit sekarang dapat menggunakan analitik data untuk mendeteksi upaya penipuan.
Jadi, penting baginya untuk melakukan transformasi digital dalam dunia akuntansi. Tak hanya itu, ia juga menyebut kemajuan teknologi ini juga bisa dimanfaatkan oleh pengacara, firma hukum lewat penggunaan teknologi di bidang hukum.
"Mereka harus menggunakan teknologi untuk mempercepat pekerjaannya. Misalnya, di masa lalu Anda mengalami kekurangan informasi soal seorang presiden, melihat-lihat buku kasus dan sebagainya, digital kemudian dapat membantu Anda," jelas Profesor Lily Kong.
"Jika kita dapat memanfaatkan digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerjaan, maka kita dapat melakukan lebih banyak lagi."
Keamanan Siber
Namun diakui oleh Profesor Lily Kong dalam proses digital, transformasi sangat penting sehingga ia juga sangat menyadari masalah keamanan siber.
"Di SMU, Anda bisa melakukan penelitian tentang AI yang bisa meningkatkan produktivitas. Kami memiliki penelitian tentang keamanan siber sehingga dapat melindungi pekerjaan yang dilakukan di dunia digital," kata Profesor Lily Kong.
Sehingga, peretas dan sebagainya dapat dijauhkan dari sistem, sehingga transformasi digital bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Dalam pemaparannya, Profesor Lily Kong juga menyinggung soal kota yang sedang mengalami transformasi digital.
"Seluruh gagasan tentang kota pintar atau smart cities ditingkatkan melalui transformasi digital."
"Namun sebagai peneliti, penting bagi kita untuk mengetahui bahwa kota tidak semuanya sama."
"Jadi cara kita memperkenalkan teknologi digital ke kota pintar harus mempertimbangkan prioritas bahwa kota tersebut mewakili tradisi budaya, cara kerja infrastruktur fisik yang ada di sana sebelum digitalisasi sehingga digitalisasi ini dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya."
Ia menegaskan bahwa setiap kota punya hal yang berbeda satu sama lain. Jadi peneliti memiliki kesempatan untuk benar-benar mengembangkan penelitian yang peka terhadap sebuah budaya.
Advertisement
Singapore Management University Buka Kantor Pusat Luar Negeri Pertama di Jakarta
Kunjungan Profesor Lily Kong ke Jakarta dilakukan untuk membuka secara resmi kantor pusat luar negeri pertama Singapore Management University (SMU) yaitu Overseas Centre Jakarta (OCJ), pada Selasa (6/12/2022). Sejak didirikan pertama kali pada tahun 2000, SMU telah memposisikan institusinya sebagai universitas berstandar dunia di Asia.
Hal ini mampu tercapai lewat konsistensi SMU memanfaatkan kekuatan lintas disiplin guna memberikan pendidikan transformatif, penelitian yang mutakhir dan keterlibatan penuh dalam mendukung Singapura demi mencapai kebutuhan masa depan di kawasan.
Pembukaan Overseas Centre Jakarta (OCJ) secara resmi disampaikan oleh President SMU, Profesor Lily Kong.
"Saya sangat senang berada di sini bersama tim untuk mengumumkan pembukaan kantor pusat luar negeri pertama SMU. Ini adalah bagian dari niat kami untuk membangunjaringan luar negeri di kawasan selama beberapa tahun ke depan," kata Profesor Lily Kong di Jakarta.
Profesor Lily Kong menyebut pendirian kantor pusat luar negeri SMU merupakan konteks rencana strategis institusinya.
"Diinisiasi pada tahun 2020, kami mengidentifikasi tiga prioritas strategis untuk melangkah lebih jauh guna membangun pendidikan, penelitian dan engagement work, serta memfokuskan seluruh energi dan keahlian kelembagaan kami pada bidang-bidang yang meliputi; transformasi digital (digital transformation), kehidupan yang berkelanjutan (sustainable living), dan pertumbuhan di Asia (growth in Asia)," ujar Profesor Lily Kong.
"Sejalan dengan prioritas strategis 'Growth in Asia', pada akhirnya kami mengidentifikasi pembentukan kantor pusat di luar negeri sebagai langkah penting untuk memperkuat kolaborasi, memungkinkan pemahaman lintas budaya yang lebih dalam, serta secara kolektif berkontribusi pada pertumbuhan kawasan," tambahnya.
Profesor Lily Kong menegaskan, kantor pusat di luar negeri akan memungkinkan SMU mendorong keterlibatan yang lebih dalam dengan mitra tepercayanya, agar berhasil memberikan dampak yang berarti pada masyarakat di berbagai belahan Asia.
Alasan Pilih Jakarta Sebagai Kantor Pusat Luar Negeri SMU
Pembukaan Overseas Centre di Jakarta bukan tanpa alasan. Ada penilaian khusus di baliknya.
Profesor Lily Kong menyebut pemilihan Jakarta sebagai kantor pusat luar negeri pertama SMU karena tiga alasan utama.
"Pertama, di masa depan Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan sedang naik daun sebagai pusat kekuatan ekonomi kawasan. Ini akan memiliki pengaruh yang cukup besar atas masa depan kawasan. Mendirikan pusat luar negeri di sini juga memungkinkan kami untuk berpartisipasi secara bermakna dan berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia," kata Profesor Lily Kong.
Alasan kedua pemilihan Jakarta sebagai kantor pusat luar negeri pertama lantaran Profesor Lily Kong melihat sepak terjang kedua negara di masa lalu. Ia menyebut; "Saat melihat ke masa depan, kita tidak lupa melihat ke belakang. Indonesia dan Singapura adalah mitra dengan hubungan bilateral yang telah lama terjalin."
"Indonesia telah menjadi mitra dekat SMU sejak awal kami berdiri sebagai institusi pendidikan 22 tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, universitas kami telah menjadi tuan rumah bagi mahasiswa dan staf pengajar yang luar biasa dan berbakat dari Indonesia. Mereka juga telah berkontribusi pada pertumbuhan SMU."
Sementara itu, alasan ketiga lantaran SMU menghargai sejumlah tokoh Indonesia yang tergabung sebagai International Advisory Council (IAC).
"Ketiga, saya ingin memberi penghargaan kepada International Advisory Council (IAC) kami dari Indonesia. Kami sangat bangga pada tahun 2018 bisa membentuk IAC bersama beberapa pemimpin dan pelaku bisnis terkemuka di Indonesia, kepada bapak Eddy Sariaatmadja dan juga untuk para pemimpin hebat lainnya," kata Profesor Lily Kong.
"Berkat bantuan IAC Indonesia, SMU telah memperkuat hubungannya di Indonesia."
Advertisement