Sukses

Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Pelecehan Wartawan Perempuan Usai Meliput Protes di Baloch Pakistan

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengutuk keras pelecehan terhadap jurnalis perempuan Fatima Razzaq yang meliput pengunjuk rasa Baloch di Islamabad.

Liputan6.com, Baloch - Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengutuk keras pelecehan terhadap jurnalis perempuan Fatima Razzaq yang meliput pengunjuk rasa Baloch di Islamabad.

CPJ menyatakan bahwa lima pria bersenjata berpakaian preman menahan secara paksa seorang jurnalis perempuan Pakistan ketika dia sedang menunggu busnya di Rawalpindi, dekat Islamabad, Pakistan.

“Terdakwa menahan Fatima Razzaq di bawah todongan senjata selama empat puluh menit dan menanyakan berbagai pertanyaan tentang kegiatan Komite Baloch Yakjetti (BYC) di Islamabad dan melecehkannya,” kata CPJ dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman The Print, Kamis (11/1/2024).

Berdasarkan pernyataan tersebut, sekelompok orang tersebut meminta kamera jurnalis, namun jurnalis bersangkutan menolak untuk menyerahkannya.

Kemudian mereka mengambil ponsel jurnalis perempuan tersebut dan mulai mencari sesuatu sampai akhirnya merusak ponsel tersebut.

Lebih lanjut, organisasi tersebut menuntut pemerintah menjamin keselamatan jurnalis sehingga mereka dapat meliput protes tanpa rasa takut atau hambatan.

Khususnya, selama peliputan Komite Baloch Yekjetti terhadap “Genosida Baloch” di Islamabad, seorang jurnalis perempuan, Somaiyah Hafeez, juga ditahan oleh polisi Islamabad.

Selain itu, beberapa jurnalis lainnya mendapat kecaman keras dari otoritas pemerintah.

Jurnalis dan kolumnis senior Pakistan Hamid Mir memposting di media sosial bahwa jurnalis lainnya, Somaiyah Hafeez, juga ditangkap oleh polisi Islamabad pada hari yang sama.

Sebelumnya, ketika ultimatum tujuh hari yang diberikan oleh Komite Baloch Yekjehti (BYC) berakhir pada hari Rabu (10/1) aktivis Baloch Mahrang Baloch mengumumkan bahwa sebuah kamp protes akan didirikan di depan kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

2 dari 3 halaman

Konflik Tentara Pembebasan Baloch dan Angkatan Darat Pakistan Picu Kerugian Besar

Sementara itu, di tengah kondisi Balochistan yang bergejolak, Tentara Pembebasan Baloch (BLA) terlibat dalam operasi bersenjata dengan Tentara PAK (Angkatan Darat Pakistan).

Operasi tersebut mengakibatkan sejumlah kekalahan PAK lantaran Tentara Pembebasan Baloch dinilai banyak pihak sangat terlatih.

Selama operasi pada tahun 2023, BLA melakukan 247 serangan terhadap pasukan musuh termasuk 9 operasi khusus dan dua operasi pengorbanan diri.

Tindakan ini menyebabkan sedikitnya 171 personel PAK gugur dan 251 orang lainnya terluka. Selain itu, 42 kolaborator, informan dan agen juga berhasil dinetralisir dalam operasi tersebut.

Tentara PAK dilaporkan mengalami kerugian materi yang cukup besar akibat operasi tersebut, yang juga mengakibatkan 99 unit mobil dan sepeda motor hancur, dikutip dari laman newsintervention, Rabu (10/1/2024).

Selain itu, BLA menargetkan serangan terhadap empat drone dan dua puluh tiga instalasi militer.

Dari operasi besar tersebut, dua misi pengorbanan diri yang melibatkan tiga orang fidaye dikoordinasikan oleh Brigade Majeed dari Tentara Pembebasan Baloch.

Salah satu operasi tersebut terjadi pada 24 Juni 2023, ketika pasukan PAK mengalami kerugian yang signifikan ketika Fidayee Sumaiya Qalandarani menargetkan sasaran militer bernilai tinggi di Turbat, Pakistan.

Sebagai bagian dari operasi tahap ketiga Zir Pahazag, operasi penting lainnya terjadi pada 13 Agustus 2023 di Gwadar, Brigade Majeed BLA, di bawah kepemimpinan fidayees Naveed Baloch alias Aslam dan Maqbool Baloch alias Qayim melakukan dua operasi.

3 dari 3 halaman

Korban Jiwa Berjatuhan

Sebelas personel Tentara PAK dan empat warga negara Tiongkok tewas dalam operasi ini, dan banyak lagi yang terluka.

Tujuh operasi dilakukan oleh Pasukan Operasi Taktis Khusus (STOS) BLA dan Pasukan Fateh sepanjang tahun.

Dua personel ditangkap setelah Pasukan Fateh menggerebek kamp musuh di dekat Quetta dan merampas semua milik musuh. Sedangkan STOS menyasar anggota organisasi bawahan Pak Angkatan Darat.