Sukses

Menlu Retno Marsudi Tegas Soal Hak Pendidikan Perempuan di Afghanistan

Menlu Retno menegaskan pentingnya hak pendidikan perempuan Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta - Menlu Retno Marsudi menegaskan pentingnya hak pendidikan perempuan di Afghanistan. Bersama dengan Wakil Menteri Luar Negeri Lolwah, ia memimpin Joint Press Statement International Conference on Afghan Women’s Education (ICAWE).

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menegaskan kembali dukungan kepada seluruh rakyat Afghanistan tanpa kecuali. Adapun, ia juga menyampaikan sejumlah agenda seperti menegaskan kembali dukungan kami terhadap hak-hak perempuan, khususnya pendidikan bagi perempuan dan mengidentifikasi kesenjangan dan mengumpulkan sumber daya untuk mendukung pendidikan perempuan di Afghanistan. 

Dalam keterangannya, menurut UN Women, lebih dari 11 juta perempuan dan anak perempuan Afghanistan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. 

Sementara data dari UNDP menyebutkan bahwa pembatasan terhadap perempuan dapat merugikan ekonomi Afghanistan sebesar USD 1 miliar atau 5% dari PDB-nya.

Sementara Indeks Kesenjangan Gender Forum Ekonomi Dunia 2021 menempatkan Afghanistan di urutan terakhir dari 156 negara.​

"Dengan situasi ini, kita tidak bisa memilih untuk tetap diam, kita harus melakukan sesuatu.," tegas Menlu. 

2 dari 4 halaman

Fokus Agenda

Menlu Retno juga menekankan sejumlah hal yang perlu menjadi fokus. 

Nomor satu adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi partisipasi perempuan dalam masyarakat.​

"​Salah satu upaya yang dilakukan bersama oleh Indonesia dan Qatar adalah Pertemuan Trilateral Ulama dengan Ulama Afghanistan di Doha pada Juni tahun ini," ujar Menlu Retno.

Kedua, menjamin pendidikan untuk semua.

"Penting bagi kami untuk menjadi inovatif dan menggunakan semua alat yang tersedia termasuk pendidikan komunitas dan pembelajaran jarak jauh," sambung Menlu. 

Ketiga, memobilisasi dukungan internasional.

3 dari 4 halaman

Dukungan Indonesia untuk Afghanistan

Indonesia telah berkomitmen jutaan dolar untuk mendukung perempuan Afghanistan.​

"Dan dalam pertemuan tersebut saya juga mendengarkan ikrar, komitmen dari komunitas bisnis Indonesia maupun dari universitas dan juga LSM," kata Menlu.

"Terbukti bahwa dalam hal pendidikan, kita semua bersatu, kita semua bersama. Dan terutama dalam hal mendukung pendidikan perempuan, kita semua setuju dan mendukung upaya tersebut.​," ujarnya menambahkan. 

4 dari 4 halaman

Taliban Kini Larang Perempuan Afghanistan Pilih Jurusan Tertentu di Universitas

Dalam aturan terbaru, Taliban kembali mengeluarkan aturan pembatasan untuk perempuan. Mereka kini memberlakukan lebih banyak lagi pembatasan pada pendidikan anak perempuan di Afghanistan, dengan melarang para calon mahasiswi memilih jurusan tertentu dalam ujian masuk universitas nasional negara itu pada tahun ini.

Formulir yang diberikan kepada calon mahasiswi dalam ujian, yang diperoleh VOA Afghanistan Service, menunjukkan bahwa mahasiswi tidak bisa memilih jurusan teknik sipil, jurnalistik, kedokteran hewan, pertanian, dan geologi dalam ujian tahun ini yang diadakan pada awal bulan ini.