Liputan6.com, Doha - Piala Dunia 2022Â yang menjadi tuan rumah adalah Qatar.
Qatar menjadi lokasi Piala Dunia edisi ke-22 sekaligus menjadi menjadi yang kedua digelar di benua Asia. Sebelumnya ada Qatar, Korea Selatan dan Jepang, tuan rumah bersama pada Piala Dunia 2002.
Baca Juga
Pelatih Jepang Puji Kinerja Shin Tae-yong Meski Kalah 0-4, Sebut Timnas Indonesia Punya Kans Lolos Piala Dunia
Koreografi Gundala vs Godzilla di Laga Timnas Indonesia Kontra Jepang Banjir Pujian
Desain Jersey Timnas Indonesia Mengandung Doa Kemenangan Lawan Jepang di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026
Salah satu aspek positif penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar bagi suporter muslim adalah kemudahan mencari musala di stadion-stadion tiap kali menonton pertandingan.
Advertisement
Mengutip Antara, Sabtu (10/12/2022), hal itu diketahui karena panitia lokal penyelenggara Piala Dunia 2022 atau Supreme Committee (SC) mengharuskan ketersediaan musala-musala kecil di setiap stadion yang dipakai untuk perhelatan pesta sepak bola akbar tersebut.
Hal itu tentu semakin mudah dicapai mengingat tujuh dari delapan stadion yang dipakai sebagai lokasi pertandingan Piala Dunia harus dibangun dari nol oleh pemerintah Qatar.
Di Stadion Al Thummama misalnya, sangat mudah untuk menjangkau fasilitas musala yang ada di dekat pintu-pintu tribun. Salah satunya terdapat di dekat pintu tribun media.
Papan informasi yang menunjukkan keberadaan musala juga bisa ditemui sejak penonton naik menuju lantai tribun sesuai dengan tiket yang mereka peroleh.
Musala di stadion-stadion di Qatar dipisahkan untuk jemaah laki-laki maupun perempuan. Di dalam musala terdapat tiga hingga empat kran disertai tempat duduk untuk kebutuhan berwudu.
Untuk Stadion Al Thummama, musala bagi pria memiliki kapasitas sedikitnya 30 orang jemaah yang bisa dipakai bergantian.
Sementara itu untuk Stadion Ahmad Bin Ali, kebetulan kapasitas musala yang ditemui sedikit lebih kecil bila dibandingkan Stadion Al Thummama. Sedangkan di Stadion 974, musala dibangun secara terpisah di luar tribun.
Keberadaan musala di dalam stadion cukup banyak membantu para suporter muslim di Piala Dunia 2022, mengingat pada fase grup pertandingan dimainkan pukul 13.00, 16.00, 19.00, dan 22.00, artinya berdekatan dengan waktu Salat Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya.
Kecanggihan Bola Piala Dunia 2022 Qatar, Diisi Daya Baterai Sebelum Pertandingan
Hal lain yang jadi sorotan, adalah tentang bola yang digunakan di momen Piala Dunia 2022.
Seiring berlalunya waktu, teknologi semakin hadir setiap saat dalam olahraga, khususnya di acara olahraga terbesar seperti Olimpiade atau Piala Dunia FIFA.
Untuk Qatar 2022, kemajuan teknologi baru dihadirkan dengan gagasan dengan membuat olahraga menjadi lebih baik dan berdampak pada keputusan yang lebih adil di lapangan.
Itulah mengapa FIFA dan Adidas, sponsor bola resmi, menghadirkan bola berteknologi tinggi yang disebut Al Rihla.
Bola ini memiliki sensor 14 gram di dalamnya yang memungkinkan pelacakan secara real time, dan menentukan lokasi persisnya pada saat tertentu dalam sebuah permainan.
Hal ini memungkinkan lokasi bola seakurat mungkin saat menilai gol, offside, dan masih banyak lagi.
Fans mulai mempertanyakan mengapa bola Piala Dunia diisi daya baterai sebelum pertandingan, dan ini karena sensor di dalamnya hanya ditenagai oleh baterai kecil yang bertahan sekitar 6 jam penggunaan aktif.
Sensor ini berbobot 14 gram, dikembangkan dan diproduksi oleh KINEXON, dan co-founder mereka Maximilian Schmidt.
Perusahaan ini bahkan mengatakan bahwa setiap kali bola terkena benturan, sistem akan mengambilnya dengan kecepatan 50 frame per detik.
"Data dikirim secara real time dari sensor ke local positioning system (LPS), melibatkan penyiapan antena jaringan yang dipasang di sekitar lapangan permainan kemudian menerima dan menyimpan data untuk segera digunakan," jelas Schmidt.
"Saat bola terbang keluar batas selama permainan, dan bola baru dilempar atau ditendang masuk, sistem backend KINEXON secara otomatis beralih ke input data bola baru tanpa perlu campur tangan manusia."Â
Advertisement
Piala Dunia Qatar 2022 Jadi yang Termahal Sepanjang Sejarah
Keputusan FIFA pada 2010 dianggap mengejutkan dan kontroversial setelah memberikan hak tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar. Setelah 12 tahun berlalu, turnamen sepak bola kasta tertinggi itu segera dimulai pada 20 November hingga 18 Desember 2022.
Untuk menggelar Piala Dunia 2022, Qatar telah menginvestasikan uang yang banyak. Bahkan menjadikannya sebagai tuan rumah Piala Dunia dengan biaya termahal sepanjang sejarah, sejak pertama kali digelar pada 1930.
Meski Negara Teluk itu tidak mengeluarkan angka pasti, biayanya bahkan diperkirakan melebihi jumlah yang dikeluarkan dari gabungan 21 penyelenggaraan Piala Dunia sebelumnya. Menurut berbagai ahli dan laporan, biayanya melebihi 200 miliar dolar atau 199 miliar euro, bahkan bisa lebih tinggi lagi.
Sebagai perbandingan, Piala Dunia termahal sebelumnya, yaitu turnamen 2014 di Brasil dan edisi 2018 di Rusia, keduanya menelan biaya kurang dari 15 miliar dolar.
Dan Plumley, dosen bidang keuangan olahraga di Universitas Sheffield Hallam mengatakan, ketika Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010, perkiraan awal menyebutkan potensi biaya sebesar 65 miliar dolar. Namun, "beberapa perkiraan baru-baru ini mengatakan bahwa itu berpotensi mencapai 200 miliar dolar. Ini akan menjadi yang terbesar dalam hal biaya yang pernah tercatat hingga saat ini," katanya kepada DW, dikutip Jumat (18/11/2022).
"Meskipun kita belum tahu seberapa tepatnya.
Akibat Proyek Piala Dunia 2022, 400-500 Migran Meninggal
Seorang pejabat tinggi Qatar yang terlibat dalam organisasi pelaksana Piala Dunia 2022 memberikan pernyataan terkait jumlah kematian pekerja untuk persiapan turnamen untuk pertama kalinya, yaitu di antara 400 dan 500 orang.
Tanggapan ini disampaikan oleh Hassan al-Thawadi, sekretaris jenderal Supreme Committee dari Qatar untuk Delivery and Legacy. Pernyataan ini keluar ketika ia melakukan wawancara dengan jurnalis Inggris, Piers Morgan.
Melalui wawancara yang diunggah sebagian oleh Piers Morgan secara online, jurnalis asal Inggris tersebut bertanya kepada Hassan al-Thawadi, mengenai total pekerja migran yang meninggal akibat pekerjaan yang mereka lakukan untuk mempersiapkan Piala Dunia secara totalitas.
"Perkiraannya sekitar 400, antara 400 dan 500. Saya tidak memiliki angka pastinya. Itu adalah sesuatu yang telah didiskusikan," jawab Hassan al-Thawadi, mengutip situs AP News (30/11/2022).
Angka tersebut nyatanya belum pernah dibahas secara terbuka oleh pejabat Qatar sebelumnya. Sebelumnya, laporan dari Komite Tertinggi (Supreme Committee) yang berasal dari 2014 sampai pada akhir 2021 hanya merangkum jumlah kematian pekerja yang terlibat dalam pembangunan dan perbaikan stadion yang saat ini dipakai untuk Piala Dunia 2022 Qatar.
Isu ini pun menghidupkan kembali kritik dari kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia atas korban meninggal dunia akibat negara Timur Tengah tersebut menjadi tuan rumah pertama Piala Dunia.
Kritik-kritik ini tak ayal akan menyasar topik tenaga kerja migran yang bekerja membangun stadion senilai lebih dari $200 miliar, jalur metro, dan infrastruktur baru yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya pesta sepak bola akbar empat tahunan tersebut.
Advertisement