Sukses

Profil Sri Astari Rasjid, Diplomat dan Seniman yang Tuai Perhatian Dunia

Sri Astari Rasjid adalah seniman yang menjadi diplomat, mantan Duta Besar Bulgaria merangkap Albania dan Makedonia Utara. Salah satu ekshibisinya yang terkenal bertajuk "Yang Terhormat Ibu".

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kehilangan sosok wanita hebat di bidang kesenian, yakni Sri Astari Rasjid. Seniman yang juga mantan duta besar itu tutup usia di Singapura pada usia 69 tahun. 

Astari merupakan seniman sekaligus seorang aktivis yang memperjuangkan hak perempuan. Ia dilantik Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menjabat Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria merangkap Albania dan Makedonia Utara sejak 2016 hingga 2020.

Astari awalnya belajar Sastra Inggris di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1973, kemudian dia lanjut sekolah ke luar negeri untuk memperdalam ilmunya di bidang kesenian. 

Salah satu ekshibisi Astari yang paling terkenal bertajuk "Yang Terhormat Ibu". Ekshibisi ini membahas isu kewanitaan dan koneksinya terhadap isu-isu sosial.

Ekshibisi itu digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2016. Situs seni Luxuo memberikan review cemerlang terhadap karya-karya Astari. 

"Yang Terhormat Ibu" disebut, "menyediakan karya-karya paling menggugah dari sang seniman, dan bagaimana ia dengan mulus mengikat hal masa lalu kepada kini, hal otobiografis kepada isu-isu yang muncul di dunia hari ini, sembari mengeksplorasi ketegangan antara kekuatan maskulin dan feminin dengan lukisan, skulptur, instalasi seni, fotografi, pemetaan video, dansa, dan nyanyian," tulis Luxuo.

Karya seni Sri Astari Rasjid yang turut menarik perhatian adalah desain tas bertuliskan La Vie en Rose karya Astari. Tas itu bertuliskan La Vie en Rose (Kehidupan dalam Merah Muda) di satu sisi dan La Vie en Noire (Kehidupan dalam Hitam) di sisi lainnya.

 

<p>Seorang wanita berfoto dengan karya Sri Astari Rasjid: La Vie en Rose. Dok: Facebook Yang Terhormat Ibu</p>

2 dari 4 halaman

Armour for Change

Karya Astari yang tak kalah mempesona dan provokatif adalah skulptur kebaya berukuran besar bernama Armour for Change. Kupu-kupu besar di kerah kebaya tersebut tentunya menarik mata. 

Luxuo mendeskripsikan kebaya itu memiliki tinggi 3,5 meter dan pernah ditampilkan di Singapura. 

Kupu-kupu yang awalnya berupa ulat selalu lekat dengan makna transformasi. Skulptur Armour of Change yang menampilkan kupu-kupu juga mencatat perubahan terhadap kehidupan Astari dan perempuan di Indonesia.

Saat itu, Presiden Joko Widodo juga mengangkat empat menteri perempuan. 

Karya Astari juga lekat dengan unsur Jawa. Ini terlihat dari karya bernama Eling yang menampilkan tasbih. Luxuo mencatat setiap butir di tasbih tersebut menampilkan teks Jawa yang memperingatkan manusia tentang hal-hal seperti korupsi, kebohongan, dan sejenisnya.

Meski sudah tiada, Astari telah meninggalkan jejak kehidupan yang bermakna dalam bidang seni, perjuangan perempuan, hingga diplomasi.

3 dari 4 halaman

Pernah Diberi Penghargaan oleh Presiden Bulgaria

Pada Kamis, 25 Juni 2020, Duta Besar RI di Sofia, Sri Astari Rasjid, telah menerima bintang penghargaan Madara Horseman-1st Degree dari Presiden Bulgaria, Rumen Radev. Penghargaan diberikan atas kecakapan dan kontribusi signifikan Duta Besar Sri Astari Rasjid dalam membangun, memperkuat, dan membina hubungan bilateral antara Bulgaria dan Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan melalui prosesi penganugerahan khusus yang dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Republik Bulgaria dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Seiring dengan penganugerahaan bintang kehormatan tersebut, Presiden Rumen Radev menyampaikan apresiasi tinggi kepada Dubes Sri Astari Rasjid atas komitmen yang paripurna dalam membina hubungan bilateral sehingga membuka perspektif baru bagi Bulgaria. Tidak hanya itu, Presiden Rumen Radev juga mengapresiasi peran aktif Dubes Sri Astari Rasjid dalam mendorong interaksi yang lebih erat antara Pemerintah Bulgaria dengan komunitas diplomatik di Bulgaria.

“Bintang kehormatan ini saya anugerahkan sebagai bentuk pengakuan kepada Anda dalam membawa hubungan Indonesia dan Bulgaria pada tingkatan yang lebih tinggi. Ini tidak hanya berarti bagi kedua negara, tetapi juga bagi bangsa dan masyarakat," demikian disampaikan Presiden Rumen Radev kepada Dubes Sri Astari Rasjid.  

4 dari 4 halaman

Budaya Asia

Pada kesempatan tersebut, Dubes Sri Astari Rasjid menyampaikan apresiasi mendalam atas bantuan dan dukungan yang diberikan oleh seluruh otoritas pemerintahan di Bulgaria dalam menjalankan berbagai misi KBRI Sofia untuk pemajuan kerja sama bilateral.

“Terima kasih atas dukungan penuh Presiden dalam berbagai misi diplomasi budaya, antara lain pelaksanaan Asian Festival yang diinisiasi KBRI Sofia, yang telah sukses memperkenalkan budaya Asia kepada khalayak Bulgaria," ungkapnya.

Dubes Sri Astari Rasjid juga memanfaatkan pertemuan ini untuk secara langsung mempersembahkan dua buah karyanya, yakni buku berjudul “The Art of Diplomacy" dan sebuah lukisan portrait Presiden Rumen Radev yang merupakan hasil karya Dubes Astari pada saat work from home selama pandemi global COVID-19.