Liputan6.com, Lima - Pemerintah Peru sedang mengalami krisis akibat pemakzulan Presiden Pedro Castillo. Bandara pun diserang pendemo.
Pekan lalu, Presiden Pedro Castillo ditahan oleh aparat. Mahkamah Agung pun merestui penangkapan ini. Castillo merupakan kandidat akar rumput yang dulunya bekerja sebagai guru.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir AP News, Rabu (14/12/2022), Castillo ditahan selama tiga tahun. Ia mengaku "ditahan secara tidak adil dan semena-mena."
Pengadilan menyebut Castillo berusaha kabur ke Meksiko ketika ditangkap. Ia ditangkap karena berusaha membubarkan Kongres dan meminta adanya pemilihan legislatif.
Tetapi, ia malah merasakan pemakzulan pada 4 Desember 2022. Kongres menyebut Castillo mengalami "inkapasitas moral".
Protes terutama memanas di area di luar ibu kota Lima. Kantor Ombudsman Peru mencatat ada enam orang meninggal dunia sejak demonstrasi pecah pada Rabu lalu.
Kematian tersebut terjadi di lokasi rural dan tergolong miskin yang notabene menjadi basis politik Castillo. Empat kematian terjadi di Andahuaylas yang merupakan area rural. Bisnis-bisnis di daerah itu harus tutup karena demo yang terjadi.
BBC melaporkan bahwa bandara di Arequipa juga diserbu oleh pendemo. Arequipa adalah salah satu kota terbesar di Peru.Â
Castillo kini digantikan oleh mantan wakil presidennya, yakni Dina Boluarte. Ia sebelumnya berkarier sebagai pengacara. Boluarte berjanji akan menggelar pemilu dalam tempo dua tahun untuk merespons kemarahan para pendemo.Â
Karier Castillo sebagai presiden Peru sangatlah singkat. Ia baru menjabat pada 28 Juli 2021 sebelum lengser pada 2022.
Bandara Jadi Sasaran
Pengunjuk rasa anti-pemerintah sebelumnya memblokir jalan dan menyerbu bandara internasional di kota kedua Arequipa di Peru saat kerusuhan mematikan meningkat.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (13/12), pendukung mantan Presiden sayap kiri Pedro Castillo turun ke jalan karena marah atas pemakzulan dan penangkapannya.Â
Dina Boluarte, penggantinya dan mantan wakilnya, mengusulkan untuk memajukan pemilihan umum dua tahun hingga April 2024 sebagai tanggapan atas protes tersebut. Tapi Castillo menyebut rencana Boluarte sebagai "permainan kotor".Â
Setidaknya tujuh orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan sejak protes meletus atas pemakzulan Castillo Rabu lalu.
Dia dituduh korupsi dan ditahan karena berusaha membubarkan Kongres yang dikendalikan oposisi, hanya beberapa jam sebelum pemungutan suara untuk pemakzulannya.Â
Dalam surat tulisan tangan yang dia tweet pada hari Senin, dia menyebut Boluarte sebagai "perampas", dan mengatakan dia telah "diculik" dan dipermalukan.
Para pendukung Castillo berpendapat bahwa Boluarte tidak dipilih oleh rakyat. Mereka menuntut agar Peru mengadakan pemilihan baru, dengan beberapa juga menyerukan agar Kongres ditutup dan Castillo dibebaskan.
Para pengunjuk rasa memblokir jalan dan membakar kendaraan pada hari Senin, dan sekitar 2.000 orang menyerbu bandara di selatan kota Arequipa, memblokir landasan pacu dan memaksa penerbangan ditunda selama beberapa jam. Polisi akhirnya membubarkan mereka dengan gas air mata.
Advertisement
Reformasi Konstitusional
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari sebelumnya, Boluarte - wanita pertama yang memimpin Peru - mengatakan dia akan mengajukan RUU ke Kongres untuk mengadakan pemilihan pada April 2024, bukan April 2026.
Boluarte mengatakan dia juga akan mengusulkan reformasi konstitusional untuk mencapai "sistem pemerintahan yang lebih efisien, transparan dan partisipatif", tetapi tidak merinci reformasi tersebut.Langkah itu mewakili pergantian.
Boluarte, yang dilantik sebagai presiden pada hari Rabu , mengatakan saat menjabat bahwa dia akan menjalani sisa masa jabatan lima tahun Castillo secara penuh.Â
Pekan lalu, pengadilan memerintahkan agar Castillo ditahan dalam penahanan awal selama tujuh hari sementara penyelidikan dilakukan apakah dia harus didakwa melakukan pemberontakan.
Bagaimana Boluarte menangani protes dipandang sebagai ujian utama bagi kepresidenannya dan apakah dia akan dapat mempertahankan kekuasaan hingga April 2024.