Sukses

Barista Starbucks Mogok Kerja Nasional di AS

Pekerja Strabucks di AS mogok kerja karena protes kebijakan perusahaan yang tak adil.

Liputan6.com, Seattle - Para barista Starbucks di Amerika Serikat menggelar mogok kerja massal akibat protes kebijakan tak adil dari perusahaan. Salah satu yang diprotes adalah cara Starbucks memecat pegawai. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Sabtu (17/12/2022), para pekerja Starbucks di seluruh Amerika mulai mogok selama tiga hari mulai Jumat waktu setempat. Pemogokan ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk menyatukan sikap gerai waralaba kopi itu.

Serikat pekerja "Starbucks Workers United" mengatakan lebih dari 1.000 barista di 100 gerai berencana ikut mogok kerja. Pemogokan ini akan menjadi yang terlama dalam kampanye serikat pekerja yang telah berlangsung selama satu tahun.

Lebih dari 264 dari 9.000 gerai kopi Starbucks di Amerika yang dikelola perusahan itu memilih untuk memiliki serikat pekerja sejak akhir tahun lalu.

Tawar menawar telah dimulai dengan sedikitnya 50 gerai, tetapi Starbucks belum mencapai kesepakatan kontrak dengan serikat pekerja di gerai mana pun.

Starbucks menentang upaya serikat pekerja, dengan mengatakan perusahaan berfungsi lebih baik ketika berunding langsung dengan para pekerjanya. Tetapi bulan lalu perusahaan itu mengatakan mereka menghormati hak para pekerja untuk melangsungkan pemogokan.

Pemogokan kali ini merupakan pemogokan besar kedua dalam satu bulan oleh pekerja Starbucks di Amerika.

Pada 17 November lalu para pekerja di 110 gerai Starbucks mogok kerja selama satu hari. Pemogokan itu bertepatan dengan perayaan tahunan Starbucks’ Red Cup Day – ketika perusahaan membagikan tempat minum yang dapat digunakan kembali kepada pelanggan yang memesan minuman khusus liburan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cekcok dengan Serikat Pekerja

Serikat Pekerja mencatat bahwa Starbucks baru-baru ini menutup gerai pertama yang memiliki serikat pekerja di Seattle. Namun Starbucks mengatakan gerai kopi itu ditutup karena alasan keamanan.

Dewan Hubungan Perburuhan Nasional, sejak akhir tahun lalu Workers United telah mengajukan sedikitnya 446 tuduhan praktik ketenagakerjaan yang tidak adil terhadap Starbucks, termasuk bahwa perusahaan itu memecat penyelenggara tenaga kerja dan menolak melakukan tawar menawar.

Sementara itu perusahaan telah mengajukan 47 dakwaan terhadap serikat pekerja itu, antara lain tuduhan bahwa mereka menentang aturan tawar menawar ketika aturan itu dibahas dalam sessi yang direkam dan hasilnya dipasang di dunia maya.

Sejauh ini perselisihan perburuhan tampaknya tidak mengurangi penjualan Starbucks.

November lalu Starbucks mengatakan pendapatannya naik 3% ke rekor 8,41 miliar dolar selama periode Juli-September lalu. 

3 dari 4 halaman

Starbucks Dituduh Jual Minuman Tidak Sesuai Klaim

Sebelumnya dilaporkan, varietas kopi Starbucks yang populer diduga mengandung potasium, yang tidak ditulis di kemasan. Itu berpotensi menipu pelanggan yang tidak mengerti sehingga mereka mungkin percaya menenggak kopi java murni, seperti dilansir dari New York Post, Rabu, 2 November 2022.

Pengaduan yang diajukan akhir bulan lalu ke Divisi Perlindungan Konsumen Departemen Kehakiman North Carolina, Amerika Serikat (AS), mengklaim Starbucks Dark French Roast Coffee "secara signifikan melebihi" tingkat nutrisi penting yang ditemukan dalam biji kopi murni lain yang dijual di supermarket dan rak ritel.

Pengujian laboratorium independen menemukan 13 persen lebih banyak potasium dalam dark roast Starbucks dibandingkan hasil roasting merek tersebut, serta varietas dark roast Dunkin 'Donuts' dan Lavazza, menurut komplain tersebut.

"Variasi yang signifikan ini hanya dapat dijelaskan dengan penambahan potasium yang disengaja ke dalam kopi selama proses produksi Starbucks," kata tuntutan tersebut.

Tambahan potasium menghasilkan kopi "kurang pahit" dengan keasaman lebih rendah. Tapi, itu bertentangan dengan label Starbucks yang mengklaim sebagai "kopi Arabika 100 persen," menurut arsip. Beberapa ahli yang dihubungi The Post, sementara itu, mengatakan mereka terkejut dengan temuan tersebut.

"Ini aneh dan sulit dipercaya," kata Taka Shibamoto, profesor emeritus terkemuka di UC Davis Coffee Center, sebuah fasilitas akademik pertama yang diklaim sepenuhnya didedikasikan untuk mempelajari kopi.

"Perusahaan seperti Starbucks harus tahu peraturannya." Jika pengaduan akurat, potasium kemungkinan besar ditambahkan "demi rasa" atau menurunkan keasaman kopi, kata Shibamoto.

4 dari 4 halaman

Potensi Risiko Kesehatan

Keluhan terhadap Starbucks diajukan perusahaan yang berbasis di North Carolina, Puroast, yang menjual kopi antioksidan tinggi yang mengklaim 70 persen lebih sedikit asam daripada merek lain. Pihaknya menuntut penghentian penjualan dan distribusi produk kopi Starbucks yang diduga "salah label" di seluruh negara bagian.

Kegagalan Starbucks untuk mengungkap dugaan aditif dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang merugikan, seperti hiperkalemia, atau peningkatan kadar kalium dalam darah yang dalam kasus ekstrem dapat menyebabkan serangan jantung, klaim pengaduan. Kadar potasium yang tinggi juga bisa jadi masalah bagi siapa saja yang memiliki penyakit ginjal karena organ-organ tersebut sulit menghilangkan jumlah unsur yang berlebihan dari aliran darah, menurut American Kidney Fund.

Pengacara David Puryear, yang mewakili Puroast, mengatakan bahwa tidak ada penjelasan yang masuk akal untuk dugaan kadar potasium tinggi di Starbucks Dark French Roast. Namun, ia tidak berpikir "penambahan signifikan" itu tidak disengaja.

"Itu ada di sana," katanya. "Ini memiliki konsekuensi menurunkan keasaman produk yang diseduh."

Setiap bahan yang ditambahkan ke makanan selama produksi harus diterterakan, terutama yang mengubah produk secara mendasar atau mengemas potensi risiko kesehatan, kata Puryear. "Konsumen yang membeli dengan keyakinan tidak ada bahan tambahan harus khawatir," katanya.

Starbucks menolak klaim Puroast sebagai tidak berdasar sambil bersikeras bahwa Dark French Roast-nya sepenuhnya mematuhi persyaratan pelabelan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

"Kami mengetahui keluhan yang diajukan Puroast ke Divisi Perlindungan Konsumen Carolina Utara dan percaya itu tidak berdasar," kata juru bicara perusahaan pada The Post dalam sebuah pernyataan. "Kami tidak menambahkan potasium ke kopi Starbucks Dark French Roast."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.