Sukses

Penembakan di Pinggiran Kota Toronto Tewaskan 5 Orang, Pelaku Ikut Tewas

Lima orang tewas dan seorang lainnya terluka pada Minggu dalam penembakan di pinggiran kota Toronto, Kanada, kata polisi.

Liputan6.com, Toronto - Lima orang tewas dan seorang lainnya terluka pada Minggu dalam penembakan di pinggiran kota Toronto, Kanada, kata polisi.

Tersangka juga tewas setelah baku tembak dengan penegak hukum, kata kepala polisi setempat Jim MacSween kepada wartawan.

Dikutip dari NST.com, Senin (19/12/2022) pihak polisi mengatakan penembakan itu terjadi di sebuah gedung apartemen.

Orang yang terluka dibawa ke rumah sakit dan yang bertahan kini sudah diselematkan juga.

"Begitu para petugas tiba, mereka melihat pemandangan yang mengerikan di mana banyak korban tewas," kata MacSween kepada wartawan, menurut media Kanada.

Polisi sedang menyelidiki motif dan apakah ada hubungan antara korban dan tersangka laki-laki yang belum disebutkan namanya itu.

Tersangka diduga beraksi sendirian.

Para korban ditemukan di berbagai apartemen di gedung tersebut, yang terletak di Vaughan, di pinggiran kota sekitar 30 kilometer (20 mil) utara Toronto.

Warga segera dievakuasi dan puluhan ambulans serta petugas polisi berada di tempat kejadian pada malam hari, kata media Kanada.

Meskipun mengalami penembakan massal yang jauh lebih sedikit daripada tetangganya yaitu Amerika Serikat, Kanada telah mengalami peningkatan kekerasan senjata, yang mendorongnya untuk baru-baru ini membuat undang-undang melarang senjata api.

Pada April 2020, seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi membunuh 22 orang di provinsi timur Nova Scotia, penembakan massal terburuk di Kanada.

Pada September tahun ini, seorang pria membunuh 11 orang dan menikam 18 lainnya, terutama di komunitas adat terpencil di provinsi Saskatchewan.

Kanada melarang 1.500 jenis senjata api kelas militer atau senjata serbu pada Mei 2020, beberapa hari setelah penembakan di Nova Scotia.

2 dari 3 halaman

Penembakan di Montreal Kanada Lukai 4 Orang

Sebelumnya juga terjadi penembakan terjadi di Kanada. Peristiwa ini mengakibatkan empat orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.

Insiden itu dan peristiwa terkait senjata lainnya memaksa ribuan siswa di dua perguruan tinggi daerah Montreal, Kanada untuk melakukan lockdown pada Jumat 11 November 2022.

"Pada pukul 17.30 waktu setempat (22.30 GMT), tembakan terdengar di sebuah taman di seberang jalan dari Montmorency College di pinggiran Montreal, Laval," kata juru bicara polisi Genevieve Major kepada AFP seperti dikutip Sabtu (12/11/2022).

Empat orang yang tertembak mencari perlindungan di kampus dan kemudian dibawa ke rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam jiwa.

Kampus, yang dihadiri oleh hampir 10.000 mahasiswa dan staf fakultas, tetap lockdown hingga malam ketika polisi mengerumuni daerah itu untuk mencari penembak.

Wali Kota Stephane Boyer mentweet bahwa operasi polisi sedang "sedang berlangsung", sementara tayangan televisi menunjukkan orang tua siswa memadati jalan di sekitar kampus setelah mereka bergegas ke tempat kejadian.

3 dari 3 halaman

Penangkapan 1 Orang Dengan Rompi Anti-Peluru

Sebelumnya, seorang pria berusia 19 tahun yang mengenakan rompi antipeluru ditangkap di sebuah perguruan tinggi, 40 kilometer (25 mil) selatan Montreal. Ia didakwa dengan tuduhan mengeluarkan ancaman.

Siswa dan staf di Cegep Saint-Jean-sur-Richelieu mengatakan kepada media lokal bahwa mereka diperintahkan untuk membarikade diri mereka sendiri di ruang kelas dan mematikan lampu hampir sepanjang hari, sementara operasi polisi berlangsung di luar.

"Awalnya kami sangat takut," kata siswa Alejandra Montequin kepada penyiar Kanada Global News. "Itu sangat menegangkan, orang-orang berbicara dengan orang tua mereka."

Menteri Keamanan Publik Quebec Francois Bonnardel mengatakan dalam sebuah posting Twitter bahwa para siswa di Saint-Jean-sur-Richelieu telah "mengalami situasi yang sulit hari ini."

"Saya lega pada akhir peristiwa," katanya, menambahkan bahwa dia akan menunggu hasil penyelidikan polisi "untuk sepenuhnya memahami apa yang terjadi."