Sukses

Peringkat Argentina dan Indonesia Ternyata Setara di Indeks Korupsi Dunia

Dari segi korupsi, Indonesia dan Argentina setara, meski berbeda di sektor olahraga sepak bola.

Liputan6.com, Jakarta - Lionel Messi mencatat sejarah yang manis sebagai kapten tim pemenang Piala Dunia 2022 pada Minggu (18/12). Kini, semakin banyak orang yakin bahwa Messi termasuk pemain yang terhebat sepanjang masa di dunia sepak bola.

Bila diperhatikan negaranya, Argentina sebetulnya juga negara berkembang seperti Indonesia.

GDP per kapita di Argentina US$ 10.729 pada 2021. Angkanya memang lebih tinggi dari Indonesia yang hanya US$ 4.291, namun Argentina masih belum termasuk negara maju seperti Prancis atau Jepang yang mencatat GDP per kapita melebihi US$ 30 ribu.

Tak hanya itu, Argentina juga rawan korupsi. Berdasarkan Indeks Perspesi Korupsi Global, Argentina dan Indonesia sama-sama di peringkat 96. 

Data itu berasal dari Transparency International yang fokus pada korupsi di dunia. Berdasarkan indkes 2021, peringkat korupsi Argentina dan Indonesia lebih parah dari Tanzania (87), Timor Leste (82), Burkina Faso (78), Ghana (73), Vanuatu (66), dan Namibia (58). 

Baru-baru ini, Wakil Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner juga dinyatakan korupsi oleh pengadilan. Ia dituduh bagi-bagi proyek ke sahabatnya. 

Wanita yang pernah jadi presiden Argentina itu menolak putusan pengadilan tersebut. Setelah vonis, ia livestreaming di media sosial untuk memberi bantahan. Ia bahkan mengaku sebagai korban mafia pengadilan. 

Meski demikian, Wapres Argentina yang korup itu turut memberikan selamat kepada Argentina yang memenangkan Piala Dunia 2022. 

"Terima kasih tanpa akhir, kapten... kepadamu, tim, dan staf pelatih, atas sukacita besar yang kalian berikan kepada rakyat Argentina," ujarnya.

2 dari 4 halaman

Kasus Korupsi Wapres Argentina

Sebelumnya dilaporkan, Wakil Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner dinyatakan terbukti melakukan korupsi oleh pengadilan. Ia disebut memberikan proyek kepada sahabatnya. 

Menurut laporan AP News, Rabu (7/12), Cristina Fernandez membuat negara rugi hingga $1 miliar atau sekitar Rp 15,6 triliun. Akibatnya, ia divonis enam tahun penjara. 

Tak lama setelah putusan diumumkan, Fernandez langsung tampil secara live di media sosial. Ia blak-blakan membantah tuduhan terhadap dirinya dan menyalahkan proses peradilan. 

Ia menyebut dirinya sebagia korban dari "mafia yudisial".

"Ini adalah negara paralel dan mafia yudisial," ujarnya dalam video berjudul ¿Lawfare? ¿Partido judicial? Mafia y Estado paralelo. (Perang hukum? Partai yudisial? Mafia dan negara Pararel).

Wanita berusia 69 tahun itu terbukti memberikan proyek-proyek pekerjaan umum ke sahabatnya. 

Dilaporkan BBC, awalnya jaksa penuntut ingin memberi hukuman 12 tahun. Cristina Fernandez juga dicekal dari pekerjaan publik seumur hidup.

Akan tetapi, Fernandez memiliki imunitas sebagai wakil presiden. Ia pun bisa melancarkan banding yang durasinya bisa berkepanjangan.

Alhasil, ia kemungkinan tidak dipenjara.

Cristina Fernandez dulunya adalah presiden Argentina pada 2007 hingga 2015. Korupsi disebut terjadi ketika ia menjabat sebagai presiden. Ia disebut meminta jatah dari proyek yang ia berikan.

3 dari 4 halaman

10 Negara Terbersih dari Korupsi

Berikut 10 negara-negara dengan peringkat paling cemerlang di Corruption Perceptions Index 2021.

Sejumlah negara memiliki peringkat yang sama:

1. Denmark

1. Finlandia

1. Selandia Baru

4. Norwegia

4. Singapura

4. Swedia

7. Swiss

8. Belanda

9. Luksemburg

10. Jerman

Negara-negara lain yang mendapat peringkat cemerlang adalah Inggris (11), Australia (18), Uruguay (18), dan Uni Emirat Arab (24).

4 dari 4 halaman

Negara Terkorup

Berikutnya, negara-negara dengan peringkat terburuk di Corruption Perceptions Index 2021: 

169. Burundi

169. Republik Demokrasi Kongo

169. Turkmenistan

172. Equatorial Guinea

172. Lbya

174. Afghanistan

174. Korea Utara

174. Yaman

177. Venezuela

178. Somalia

178. Suriah

180. Sudan Selatan