Sukses

Perayaan Hanukah di Ukraina Tetap Berlangsung Meski Perang Masih Berkecambuk

Warga Yahudi di Ukraina memasang sebuah menorah besar pada Minggu (18/12) malam, menandai dimulainya liburan Hanukkah.

Liputan6.com, Kyiv - Warga Yahudi di Ukraina memasang sebuah menorah besar pada Minggu (18/12) malam, menandai dimulainya liburan Hanukah yang berlangsung selama delapan hari di tengah puluhan ribu warga yang belum dapat mengakses kembali aliran listrik dan invasi Rusia yang memasuki bulan ke-10.

Puluhan orang berkumpul di Alun-Alun Maidan di ibu kota Kyiv, saat matahari terbenam pada Minggu untuk menyalakan lilin pertama pada menorah yang menurut para pemimpin Yahudi di sana dikatakan merupakan menorah terbesar di Eropa.

Walikota Kyiv Vitali Klitschko bergabung dengan para duta besar dari Israel, AS, Jepang, Polandia, Kanada, dan Prancis dalam upacara yang diorganisir oleh Federasi Masyarakat Yahudi di Ukraina, dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (20/12/2022). 

Viktoria Herman, 47, menjadi bagian dari warga yang menyaksikan perayaan tersebut di Kyiv. Ia mengatakan perayaan Hanukkah membawa harapan baginya di tengah bulan Desember yang jarang menerima sinar matahari.

"Akan ada cahaya dan semuanya akan baik-baik saja. Dan akhirnya perang akan berakhir," kata Herman.

Duta Besar Israel untuk Ukraina, Michael Brodsky, mengatakan, "Saya berharap segala sesuatu yang baik bagi warga Ukraina seperti yang disimbolkan dalam Hanukkah. Saya harap rumah-rumah warga Ukraina akan kembali terang ... dan saya berharap (Ukraina) akan memperoleh kemenangan."

Sejumlah relawan membagikan menorah, lilin, puzzle, dan makanan manis bagi sejumlah warga Yahudi Ukraina yang merupakan minoritas di negara tersebut.

Sementara itu operator jaringan listrik Ukraina pada Minggu mengatakan pekerjaan untuk memulihkan aliran listrik yang terputus akibat pemboman Rusia masih terus berlangsung.

2 dari 4 halaman

Amerika Serikat Berencana Kirim Rudal Pertahanan Udara untuk Ukraina

Bicara soal peperangan, belum lama ini Amerika Serikat (AS) berencana mengirim rudal pertahanan udara Patriot ke Ukraina. Presiden AS Joe Biden kemungkinan akan mengumumkan langkah tersebut pada pekan ini, menurut pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Dilansir BBC, Kamis (15/12/2022), Ukraina telah meminta dukungan pertahanan udara lebih lanjut untuk beberapa waktu, karena serangan Rusia terus membunuh warga sipil dan menyebabkan pemadaman besar.

Patriot adalah salah satu sistem pertahanan udara AS yang paling canggih, tetapi pasokan ke Ukraina kemungkinan akan terbatas.  Tidak diketahui berapa banyak baterai yang akan dikirim ke Ukraina.

Setelah langkah tersebut disetujui, sistem tersebut kemungkinan akan dikirim dalam beberapa hari mendatang, dengan tentara Ukraina dilatih untuk menggunakannya di pangkalan Angkatan Darat AS di Grafenwoehr, Jerman, kata para pejabat. 

Sistem Patriot akan menjadi target yang sah untuk serangan Rusia, kata Kremlin pada Rabu 14 Desember.

Berita itu muncul saat ledakan mengguncang ibu kota Ukraina, Kyiv, yang terbaru dari aliran serangan terus-menerus oleh Rusia.Moskow telah berulang kali menargetkan infrastruktur energi Ukraina sejak Oktober.

Ukraina telah meminta lebih banyak dukungan pertahanan udara kepada AS selama berbulan-bulan.

3 dari 4 halaman

Sistem Pertahanan Tercanggih

Patriot digambarkan sebagai sistem pertahanan udara tercanggih yang dimiliki AS. Setiap rudal berharga sekitar $3 juta (£2,4 juta), Washington Post melaporkan pada tahun 2017.

Sistem tersebut telah dibeli oleh lebih dari selusin negara sejak digunakan pada 1980-an, dan digunakan oleh sekutu AS di Pasifik dan Eropa, serta Arab Saudi. 

Baterai termasuk peluncur rudal, radar, pusat komando dan kendali, dan kendaraan pendukung lainnya, dan membutuhkan tim besar untuk mengoperasikan dan memeliharanya.

4 dari 4 halaman

Ukraina Dapat Kiriman Bantuan Militer dari AS Senilai 275 Juta US Dolar

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengesahkan putaran baru bantuan militer senilai $275 juta untuk Ukraina.

Bantuan ini, menawarkan kemampuan baru untuk melawan drone dan meningkatkan pertahanan udara, demikian menurut memo Gedung Putih yang dirilis Jumat (9/12).

Paket itu juga termasuk roket-roket peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan Lockheed Martin, 80.000 peluru artileri 155mm, kendaraan militer Humvee dan sekitar 150 generator, demikian menurut memo itu.

Bantuan ini adalah penggunaan Presidential Drawdown Authority (PDA) ke-27 untuk Ukraina, yang memungkinkan Amerika untuk mentransfer barang-barang dan layanan pertahanan dari pasokan yang tersedia dengan cepat tanpa persetujuan kongres guna menanggapi situasi darurat.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih Jumat mengatakan bahwa peralatan itu "sedang dikirim", demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (10/12/2022).