Sukses

Rusia Tak Mau Disalahkan Atas Perang di Ukraina

Presiden Vladimir Putin tidak mau pihak Rusia dinyatakan bersalah atas apa yang terjadi di Ukraina.

Liputan6.com, Kyiv - Vladimir Putin percaya Rusia tidak bisa disalahkan atas perang di Ukraina. Bahkan, ia menambahkan kedua negara "berbagi tragedi".

Dilansir BBC, Kamis (22/12/2022), selama pidato yang disiarkan televisi dengan pejabat militer senior, presiden Rusia itu mengatakan dia terus melihat Ukraina sebagai "negara persaudaraan".

Pada bulan Februari, Presiden Putin mengirim hingga 200.000 tentara ke Ukraina memicu perang yang telah menyebabkan ribuan kematian.

Dia mengklaim konflik itu merupakan "hasil dari kebijakan negara ketiga". 

Teori, yang menyiratkan ekspansi Barat sebagai penyebabnya, telah berulang kali ditolak di luar Rusia.

Dalam pidatonya, Presiden Putin mengklaim bahwa Barat telah "mencuci otak" republik-republik pasca-Soviet, dimulai dengan Ukraina.  Dia berkata: "Selama bertahun-tahun, kami mencoba membangun hubungan bertetangga yang baik dengan Ukraina, menawarkan pinjaman dan energi murah, tetapi tidak berhasil."

Kekhawatiran lama Presiden Putin tampaknya berasal dari pertumbuhan NATO sejak Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Tujuan awal NATO adalah untuk menantang ekspansi Rusia setelah Perang Dunia Kedua, tetapi Kremlin telah lama berargumentasi bahwa NATO menerima bekas sekutu Soviet karena anggotanya mengancam keamanannya.

Ketegangan antara Kremlin dan Barat meningkat setelah penggulingan Presiden Ukraina pro-Kremlin Viktor Yanukovych pada tahun 2014, setelah berbulan-bulan protes jalanan.

Dalam pidatonya, Presiden Putin melanjutkan: "Tidak ada yang perlu dituduhkan kepada kami. Kami selalu menganggap orang Ukraina sebagai saudara dan saya masih berpikir demikian."

"Apa yang terjadi sekarang adalah sebuah tragedi, tapi itu bukan salah kami."

2 dari 4 halaman

Rudal dari Iran

Sebelumnya dilaporkan, Rusia kembali meluncurkan rudal ke Ukraina dan targetnya adalah ibu kota Kyiv. Tak ada korban jiwa dalam serangan tersebut, namun Kyiv menjadi mati lampu.

Dilaporkan BBC, Selasa (20/12), pihak UKraina mengaku berhasil menembak jatuh mayoritas rudal yang datang, tetapi sejumlah rudal mengenai "infrastruktur kritis" sehingga terjadi mati lampu. Serangan terjadi sebelum Presiden Vladimir Putin tiba di Belarusia untuk bertemu Presiden Alexander Lukashenko pada Senin kemarin.

Serangan malam ke Kyiv ini disebut bukan hal biasa. Ada 23 rudal Iran yang ditembakkan pihak Rusia, Ukraina berhasil menangkal 18 di antaranya.

Foto-foto viral di media sosial menampilkan pemadam kebakaran berupaya memadamkan api besar di lokasi pembangkit listrik. Ada dua orang yang terluka.

Pada Jumat lalu, Rusia juga meluncurkan rudal ke arah Kyiv. Serangan-serangan menarget infrastruktur sipil di tengah musim dingin. Ukraina lantas menyebut Rusia berusaha menggunakan musim dingin sebagai senjata.

Terkait Belarusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Rusia akan melancarkan serangan darat pada awal tahun depan melalui Belarusia. Namun, sejumlah pakar belum melihat bukti bahwa Rusia berusaha melakukan serangan baru.

Ketika invasi dimulai pada Februari 2022, Belarusia mengizinkan Rusia memakai daerah mereka untuk merangsek masuk ke Ukraina. Namun, Belarusia tidak terlibat secara langsung ke perang yang terjadi. 

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko merupakan orang dekat Presiden Vladimir Putin. Rezim Presiden Lukashenko terkenal korup dan berkuasa di Belarusia sejak 1994.

3 dari 4 halaman

Ribuan Pasukan Rusia

Ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada Februari, Presiden Putin berjanji hanya tentara profesional yang akan ambil bagian.

Tetapi pada bulan September semuanya berubah ketika dia mengumumkan "mobilisasi parsial", yang berpotensi merekrut ratusan ribu warga Rusia ke dalam angkatan bersenjata.

Kini, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu telah mengusulkan untuk menaikkan rentang usia wajib militer Rusia. Di bawah undang-undang saat ini, orang Rusia berusia 18-27 dapat dipanggil untuk wajib militer - Shoigu sekarang mengusulkan ini mencakup warga negara berusia 21-30.

4 dari 4 halaman

Keberhasilan Pasukan Ukraina

Namun, dalam beberapa bulan terakhir pasukan Ukraina telah membuat serangkaian kemajuan besar, termasuk merebut kembali Kherson - satu-satunya ibu kota regional yang direbut oleh pasukan Rusia sejak invasi.

Pidato itu disampaikan saat pemimpin Ukraina Volodmyr Zelensky tiba di Washington untuk kunjungan pertamanya di luar Ukraina sejak Rusia menginvasi 10 bulan lalu.