Sukses

PM Israel Netanyahu Umumkan Rampung Bentuk Pemerintahan Koalisi Baru, Siap Dilantik

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Rabu 21 Desember 2022 malam mengumumkan bahwa ia telah berhasil membentuk pemerintahan koalisi baru.

Liputan6.com, Yerussalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Rabu 21 Desember 2022 malam mengumumkan bahwa ia telah berhasil membentuk pemerintahan koalisi baru.

Hal tersebut akan menyiapkan panggung bagi PM Israel untuk kembali berkuasa, sebagai pemimpin pemerintahan Israel berhaluan paling kanan yang pernah ada.

"Saya ingin memberitahu Anda, berkat dukungan publik yang sangat besar dalam pemilu, saya berhasil membentuk pemerintahan yang akan menjaga seluruh warga Israel. Saya tentunya berniat untuk mendirikannya secepat mungkin," katanya seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (22/12/2022).

Netanyahu menyampaikan pengumuman itu dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog beberapa saat sebelum tenggat pada Rabu tengah malam berakhir.

Pengumuman ini muncul setelah perundingan selama beberapa minggu yang sangat sulit dengan mitra-mitranya, yang masih perlu menyelesaikan kesepakatan pembagiaan kekuasaan dengan Partai Likud pimpinan Netanyahu.

Meskipun demikian Netanyahu mengatakan pemerintah baru itu siap untuk dilantik “sesegera mungkin.”

Benjamin Netanyahu akan kembali menjadi PM Israel. Hasil pemilu yang dirilis komisi pemilihan umum Israel menyatakan bahwa dengan 99 persen suara selesai dihitung, Netanyahu dan sekutu sayap kanannya telah mengamankan suara mayoritas.

"Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan sekutu sayap kanannya memastikan kemenangan sekaligus suara mayoritas di parlemen setelah pemungutan suara pemilu dua hari lalu," kata komisi pemilihan umum Israel pada Kamis 3 November 2022 seperti dikutip dari VOA Indonesia.  

2 dari 4 halaman

Menang 99 Persen Suara

Hasil pemilu Israel yang dirilis komisi tersebut menyatakan bahwa dengan 99 persen suara selesai dihitung, Netanyahu dan sekutu sayap kanannya telah mengamankan suara mayoritas.

Dengan 32 kursi Partai Likud pimpinan Netanyahu, 18 kursi Partai ultra-Ortodoks dan 14 kursi bagi aliansi sayap kanan Religious Zionism, blok sayap kanan itu berhasil mengumpulkan 64 kursi. Di sisi lain, blok tengah pimpinan Perdana Menteri Yair Lapid mengumpulkan 51 kursi.

Komisi pemilu Israel menambahkan, hasil resmi dan hasil akhir akan disampaikan kepada presiden Israel pada Rabu (9/11) mendatang.

Netanyahu, 73 tahun, akan kembali berkuasa setelah selama 14 bulan menjadi oposisi. Ia masih akan menghadapi persidangan kasus dugaan korupsi, yang ia bantah, Senin 7 November mendatang.

3 dari 4 halaman

Ucapan Selamat dari Pesaing

Perdana Menteri Yair Lapid telah menelepon pesaingnya, Netanyahu, untuk memberikan ucapan selamat pada hari Kamis. Ia mengatakan kepada "seluruh kantornya untuk mempersiapkan transisi kekuasaan secara teratur,” demikian pernyataan kantornya.

Pengakuan kekalahan Lapid memastikan pembentukan pemerintahan yang paling berhaluan kanan dalam sejarah Israel oleh Netanyahu, sekaligus mengakhiri masa kebuntuan politik Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hasil pemilu yang dirilis komisi pemilihan umum Israel juga menunjukkan bahwa partai kecil berhaluan kiri, Partai Meretz, mengalami penurunan suara hingga di bawah ambang batas 3,25 persen untuk bisa memiliki minimal empat kursi di parlemen.

4 dari 4 halaman

Israel Gelar Pemilu Lagi, Sementara Krisis Politik Berlanjut

Untuk kelima kalinya sejak 2019, warga Israel memberikan suara dalam pemilihan nasional hari Selasa 1 November. Pemilu ini diharapkan dapat memecahkan kebuntuan politik yang telah melumpuhkan Israel selama 3,5 tahun ini.

Meskipun biaya hidup melonjak, ketegangan Israel-Palestina terus mendidih dan Iran masih menjadi ancaman utama, isu utama dalam pemilu itu sekali lagi adalah mengenai mantan pemimpin Benjamin Netanyahu dan kesiapannya untuk memimpin di tengah-tengah tuduhan korupsi. Pesaing utamanya adalah orang yang menyingkirkannya tahun lalu, penjabat PM Yair Lapid yang berhaluan tengah.

Berbagai jajak pendapat telah memperkirakan hasil serupa: kebuntuan. Tetapi pemain baru yang berpengaruh berpotensi menimbulkan perubahan dalam pemilu ini. Itamar Ben-Gvir, politisi ekstrem kanan terkemuka, melonjak popularitasnya dalam jajak pendapat belakangan ini dan berupaya mengambil sikap lebih keras terhadap Palestina jika ia membantu Netanyahu meraih kemenangan.

Dengan mantan sekutu serta orang-orang didikannya menolak duduk di pemerintahannya sewaktu ia diadili, Netanyahu tidak mampu membentuk pemerintah mayoritas di Knesset, parlemen Israel, yang beranggotakan 120 orang. Lawan-lawannya, dari partai-partai dengan ideologi beragam, sama-sama tidak mampu meraih 61 kursi yang diperlukan untuk berkuasa.