Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dipungkiri, gelombang Hallyu begitu banyak mempengaruhi orang Indonesia bahkan dunia. Lewat musik, drama hingga budayanya.
Untuk membuat Indonesia tak melulu jadi konsumen Korea Selatan secara tren pop-nya, perlukan Indonesia punya gelombang tersendiri?
Baca Juga
Menurut Ratih Indraswari, Core Member of Council of ASEAN Professors in Korea mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan telah melakukan pembinaan ini sejak lama dan perusahaan, industri memiliki pengetahuan untuk membuat apa pun yang kita lihat hari ini.
Advertisement
"Jadi butuh beberapa tahun ke depan bagi Indonesia untuk bisa melakukan hal yang sama jika bisa dengan level Korea Selatan," ujar Ratih Indraswari pada workshop keenam Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2 yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, Selasa (8/11/2022).
Tapi, bukan berarti kita tidak perlu melakukan apapun, kata Ratih.
"Saya setuju, setiap langkah kecil itu penting. Ketika saya memperkenalkan diri saya, itu pendapat pribadi saya. Orang-orang bertanya, dari mana asalmu? Indonesia. Saya orang Bali. Dan mereka tahu karena ada drama Korea Selatan yang berlatar belakang di Bali."
"Jadi menurut saya kita tidak perlu membidik lebih tinggi tapi menurut saya kita perlu melakukan langkah kecil yang konsisten untuk memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Korea Selatan."
Â
Kepemahaman Soal ASEAN Kurang
Karena saat ini menurut Ratih, pendapat mereka (orang Korsel) tentang Indonesia sangat beragam. Bukan hanya Indonesia tapi Asia Tenggara.
"Anda mungkin melihat Publikasi Pusat ASEAN-Korea. Survei menyebut, pemikiran tentang Asia Tenggara. Dan hasilnya justru menunjukkan pemahaman yang sangat rendah tentang apa itu Asia Tenggara," jelas Ratih dalam workshop bertajuk The Rise of Korean Pop Culture.
"Saat ini banyak sekali inisiatif proyek percontohan yang dilakukan oleh pemerintah baik di pusat maupun di tingkat daerah untuk berhubungan dengan Korea Selatan," ujar Ratih.
"Pemerintah Jawa Barat Ridwan Kamil telah memprakarsai proyek bernama Bandung kecil di Seoul ini. Tapi proyek itu dihentikan. Dan ada banyak masalah tentang itu. Jadi, inisiatif itu bagus tapi manajemen juga penting," kata Ratih.
Ia menyebut, saat berbicara tentang komersial, maka berbicara tentang bisnis. Inilah perbedaan antara perusahaan dan juga entitas pemerintah.
"Kita perlu memiliki keberlanjutan, kita perlu orang-orang yang mengurus bisnis, kita perlu memiliki rencana bisnis yang baik di masa depan," jelas Ratih.
Advertisement
Seputar Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea
Tahun ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation kembali menyelenggarakan Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, setelah sukses di tahun sebelumnya.
Program ini merupakan wadah bagi jurnalis profesional di Indonesia untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan Indonesia-Korea yang masih kurang terjamah karena keterbatasan akses informasi.
Pada pembukaan dan workshop pertama Founder and Chairman of FPCI, Dino Patti Djalal menyampaikan sambutannya secara virtual.
Dino Patti Djalal menyambut ke-15 jurnalis terpilih dalam program tahun ini.
"Program ini terselenggara atas kerja sama FPCI bersama Korea Foundation. Tujuan utama program ini adalah membangun kemitraan strategis antara Indonesia-Korea lewat level people to people," kata Dino Patti Djalal, Jumat (26/8/2022).
"Indonesia dan Korea punya potensi luar biasa dan hubungan dekat. Ini jadi kesempatan luar biasa bagi jurnalis Indonesia tahu lebih dalam soal Korea. Ini akan jadi program yang menyenangkan. Nantinya para jurnalis akan mengunjungi Korea, dan peserta tahun sebelumnya telah mengunjungi Korea Selatan."
"Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada jurnalis yang terpilih," ujar Dino Patti Djalal.
Kehadiran Korea Foundation
Turut membuka Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, hadir pula Director of Korea Foundation Jakarta Office, Choi Hyunsoo.
"Korea Foundation Jakarta Office selalu mempromosikan pertukaran kerja sama antara Korea dan Indonesia. Sejak 1963, hubungan Indonesia dan Korea Selatan selalu tumbuh dari berbagai bidang," kata Choi Hyunsoo.
"Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea dibentuk bagi mempererat hubungan kedua negara. Melalui sejumlah workshop dan menulis artikel dari paparan narasumber. Saya berharap ini menciptakan pemahaman bagi warga kedua ngeara."
Pada tahun 2022, program ini memilih 15 jurnalis terpilih untuk berpartisipasi dalam program peningkatan kapasitas.
Jurnalis akan mengikuti serangkaian workshop di Jakarta di mana mereka akan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam diskusi mendalam dengan para ahli, pembuat kebijakan, dan praktisi Indonesia dan Korea Selatan.
Advertisement