Sukses

Amerika Serikat Tuding Korea Utara Kirim Roket dan Rudal Infanteri ke Rusia untuk Perangi Ukraina

Pejabat Amerika Serikat Korea menuding Korea Utara telah menjual senjata kepada kelompok tentara bayaran Rusia yang terlibat dalam invasi ke Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat Amerika Serikat Korea menuding Korea Utara telah menjual senjata kepada kelompok tentara bayaran Rusia yang terlibat dalam invasi ke Ukraina. Penjualan senjata itu dilakukan pada November 2022.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengungkap, Washington telah mengonfirmasi bahwa Korea Utara mengirimkan "roket dan rudal infanteri" ke Rusia untuk digunakan Grup Wagner.

Pemerintah Amerika Serikat menyampaikan tuduhan itu sehari setelah Departemen Perdagangan AS mengungkapkan rencana untuk memberikan sanksi yang lebih keras pada Grup Wagner dan mencapnya sebagai "salah satu organisasi tentara bayaran paling terkenal di dunia".

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengkritik Korea Utara dan mencatat bahwa para pejabat Korut sebelumnya telah mengatakan secara terbuka bahwa mereka tidak akan mendukung perang Rusia di Ukraina.

Namun, Washington telah mengonfirmasi bahwa Pyongyang mengirimkan senjata ke Grup Wagner di mana hal itu secara langsung melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, kata Kirby dalam pernyataan terpisah.

Jumlah material yang dikirim Korea Utara ke kelompok itu "tidak akan mengubah dinamika medan perang" di Ukraina, tetapi Washington khawatir Pyongyang berencana mengirimkan lebih banyak peralatan militer, kata para pejabat AS.

Menurut Kirby, Pemerintah AS memperkirakan bahwa Grup Wagner saat ini memiliki 50.000 personel yang dikerahkan di Ukraina, termasuk 10.000 kontraktor dan 40.000 narapidana yang direkrut dari penjara Rusia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ketidakstabilan Semenanjung Korea

Pernyataan utusan PBB juga menyebutkan pembelian senjata Korea Utara oleh kelompok tersebut berkontribusi pada ketidakstabilan di Semenanjung Korea dengan memberikan dana kepada Pyongyang untuk lebih mengembangkan senjata pemusnah massal dan rudal balistik.

Dugaan penjualan senjata itu muncul saat Korea Utara terus melakukan uji coba rudal balistik, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM), dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal 2022 yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir Antara, Jumat (23/12/2022).

Amerika Serikat menyatakan, akan membahas soal pasokan senjata Korut ke Grup Wagner dalam sesi Dewan Keamanan PBB pada masa mendatang.

3 dari 4 halaman

Putin Siap Akhiri Perang Rusia Vs Ukraina

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Kamis 22 Desember 2022 bahwa Rusia ingin mengakhiri perang di Ukraina, dan hal ini pasti akan melibatkan solusi diplomatik.

Vladimir Putin melontarkan komentar tersebut, kemungkinan akan ditanggapi dengan skeptis oleh Ukraina dan sekutunya, sehari setelah Presiden AS Joe Biden menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih dan menjanjikan dukungan AS yang berkelanjutan dan tak tergoyahkan.

"Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer, tetapi sebaliknya, untuk mengakhiri perang ini," kata Putin seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (23/12/2022). 

"Kami akan berusaha untuk mengakhiri ini, dan tentu saja lebih cepat lebih baik."

 

4 dari 4 halaman

Taktik Mengulur Waktu

Rusia terus-menerus mengatakan terbuka untuk negosiasi, tetapi Ukraina dan sekutunya mencurigai taktik untuk mengulur waktu setelah serangkaian kekalahan dan mundur Rusia yang telah mengayunkan momentum perang 10 bulan demi Kyiv.

"Saya telah mengatakan berkali-kali: intensifikasi permusuhan menyebabkan kerugian yang tidak dapat dibenarkan," kata Putin kepada wartawan.

"Semua konflik bersenjata berakhir dengan satu atau lain cara dengan semacam negosiasi di jalur diplomatik," tambahnya.

"Cepat atau lambat, pihak mana pun dalam keadaan konflik, duduk dan membuat kesepakatan. Semakin cepat kesadaran ini datang kepada mereka yang menentang kita, semakin baik. Kami tidak pernah menyerah dalam hal ini."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.