Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya melepaskan tembakan peringatan setelah drone Korea Utara melanggar wilayah udara negaranya.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, beberapa pesawat tak berawak Korea Utara melintasi perbatasan antar-Korea dan terdeteksi di wilayah Korea Selatan pada Senin (26/12/2022).
Baca Juga
Ini adalah pertama kalinya drone Korea Utara memasuki wilayah udara Korea Selatan sejak 2017.
Advertisement
Insiden Senin ini terjadi tiga hari setelah Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara melakukan uji coba meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek dalam uji senjata terbarunya.
Korea Selatan Diprotes Jepang
Sementara itu, Jepang pada Jumat mengatakan pihaknya telah menyampaikan protes atas latihan militer yang dilakukan Korea Selatan di dekat sepasang pulau kecil di Laut Jepang yang disengketakan kedua negara.
Protes itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Jepang kepada Kedutaan Besar Korsel di Tokyo, sebagaimana diwartakan Kyodo, dikutip dari Antara, Sabtu (23/12/2022).
Menurut Kemlu Jepang, latihan militer yang digelar pada Kamis itu "benar-benar tak dapat diterima" dan "sangat disesalkan".
Pulau-pulau kecil itu adalah bagian tidak terpisahkan dari wilayah Jepang berdasarkan fakta sejarah dan hukum internasional, kata Kemlu Jepang, mengutip Direktur Jenderal Urusan Asia dan Oseania Takehiro Funakoshi.
Kantor berita Korsel Yonhap sebelumnya melaporkan pada Jumat bahwa pemerintahnya telah menggelar "latihan militer reguler" di perairan untuk meningkatkan pertahanan pulau-pulau kecil yang dikuasai Seoul itu.
Diklaim oleh Korsel dan Jepang
Pulau-pulau tersebut disebut Dokdo oleh Korsel dan Takeshima oleh Jepang.
Yonhap juga mengatakan latihan itu digelar menyusul klaim terbaru oleh Jepang atas pulau-pulau kecil di Laut Timur dalam Strategi Keamanan Nasional pemerintah Jepang.
Sepekan lalu kebijakan tersebut direvisi oleh Jepang untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.
Korsel menggelar sekitar dua kali latihan militer dalam setahun.
Advertisement
Korea Utara Tembak 2 Rudal Balistik Lagi, Korea Selatan Kian Waspada
Korea Utara dilaporkan menembakkan dua rudal balistik jarak pendek pada Jumat (23/12/2022), kata militer Seoul. Ini yang terbaru dalam serangkaian uji senjata penghancur yang memicu sanksi baru-baru ini.
"Militer kami melihat dua rudal balistik jarak pendek diluncurkan oleh Korea Utara ke Laut Timur dari daerah Sunan di Pyongyang sekitar pukul 16.32 (0732 GMT) hari ini," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengacu pada badan air yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh sambil bekerja sama erat dengan AS sambil memperkuat pengawasan dan kewaspadaan."
Amerika Serikat dan Korea Selatan telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa Pyongyang sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh.
Kedua negara mengadakan latihan udara bersama pada Selasa 20 Desember, dan mengerahkan bomber (pengebom) strategis B-52H AS ke semenanjung Korea, menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Bomber jarak jauh adalah bagian dari latihan yang melibatkan jet paling canggih AS dan Korea Selatan - termasuk pesawat tempur siluman F-22 dan F-35.
Peluncuran Jumat terjadi beberapa jam setelah Gedung Putih mengatakan Pyongyang telah mengirimkan senjata ke kelompok militer bayaran Rusia, Wagner.
Mengungkap pengiriman pada hari Kamis waktu AS, Gedung Putih menyebut Wagner sebagai "saingan" untuk kekuasaan pertahanan dan kementerian lain di Kremlin.
Grup Wagner dikendalikan oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha yang pernah disebut "koki Putin" karena pekerjaannya melayani makan malam untuk pemimpin yang berkuasa sebelum dan sesudah dia menjadi presiden Rusia.
Ini merupakan tahun uji coba yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua tercanggihnya bulan lalu, uji coba yang disebut Pyongyang sebagai mesin roket baru minggu lalu, dan klaim minggu ini telah mengembangkan kemampuan baru untuk diambil gambar dari luar angkasa.
Bantah Kirim Senjata ke Rusia
Dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh Korean Central News Agency (KCNA), kementerian luar negeri Korea Utara membantah melakukan transaksi senjata dengan Rusia, dengan mengatakan cerita itu "direkayasa oleh beberapa kekuatan yang tidak jujur untuk tujuan yang berbeda".
Terlepas dari sanksi internasional yang berat atas program senjatanya, Pyongyang telah membangun gudang intercontinental ballistic missiles (ICBM) atau rudal balistik antarbenua.
Pekan lalu, Korea Utara menguji "motor bahan bakar padat berdaya dorong tinggi", dengan media pemerintah menggambarkannya sebagai uji penting "untuk pengembangan sistem senjata strategis tipe baru lainnya".
Semua ICBM yang diketahui berbahan bakar cair, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menempatkan prioritas strategis pada pengembangan mesin berbahan bakar padat untuk rudal yang lebih canggih.
Adik perempuannya yang kuat juga bersikeras awal pekan ini bahwa Korut telah mengembangkan teknologi canggih untuk mengambil gambar dari luar angkasa menggunakan satelit mata-mata.
Advertisement