Sukses

Uniknya Pohon Natal Terbesar dari Rajutan di Portugal

Pohon Natal dari rajutan yang diklaim terbesar di dunia dibuat di Portugal.

Liputan6.com, Jakarta Pohon Natal dari rajutan yang diklaim terbesar di dunia dibuat di Portugal.

Mengutip situs UPI, Senin (26/12/2022), penyelenggara proyek merajut di Portugal mengatakan mereka mungkin telah memecahkan Guinness World Record atau Rekor Dunia Guinness ketika pohon Natal rajutan mereka mencapai tinggi lebih dari 55 kaki atau sekitar 16 meter.

Associação de Moradores Unidos da Apelação, kelompok warga di Loures, Lisbon, mengatakan proyek tersebut dimulai sebagai sarana untuk menyediakan kegiatan sosial bagi warga lanjut usia setelah dua tahun pembatasan akibat pandemi COVID-19. Kendati demikian proyek tersebut segera berkembang hingga melibatkan 70 orang dari usia 11 hingga 88 tahun.

"Kami tidak pernah mengira proyek ini akan begitu sukses. Kami awalnya memikirkan sebuah pohon kecil berukuran 3-4 meter dan kemudian, karena kami menyadari bahwa akan ada banyak orang yang terlibat, kami maju ke pohon setinggi 17 meter [55,7 kaki] dan memasukkannya ke dalam Guinness Book of Records," kata koordinator proyek Catarina Canelas kepada Gaudium Press.

Potongan rajutan ditenun oleh lebih dari 70 wanita, dan semua potongan rajutan yang digunakan pada pohon Natal akan menjadi selimut untuk disumbangkan ke tempat penampungan dan orang-orang yang tinggal di jalanan.

Rekor Dunia Guinness saat ini untuk patung rajutan tertinggi adalah pohon Natal rajutan setinggi 52 kaki, 1,98 inci yang dibuat di Ekuador pada tahun 2021.

2 dari 4 halaman

Roma Kini Punya Pohon Natal Ramah Lingkungan, Menyala Saat Sepeda Dikayuh

Segala sesuatu yang bertema ramah lingkungan kini tengah jadi sorotan, kali ini pada pohon Natal.

Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (24/12/2022), Roma menyalakan pohon Natal kedua yang ramah lingkungan dan hemat energi beberapa waktu lalu.

Apa dan bagaimana pohon Natal ramah lingkungan dan hemat energi tersebut?

Beberapa waktu lalu Roma menampilkan pohon Natalnya yang kedua yang ramah lingkungan. Pohon itu dipajang di Taman Campidoglio.

Pohon Natal setinggi enam meter itu mendapatkan tenaga listrik dari enam sepeda yang dikayuh, yang dihubungkan ke sebuah generator listrik. Pohon Natal itu akan menerangi balai kota Roma dan taman tersebut hingga tanggal 6 Januari mendatang.

Ketua Dewan Kota dan promotor acara penyalaan pohon Natal itu, Svetlana Celli mengatakan, inisiatif ramah lingkungan ini “bersifat simbolis namun efisien” serta merupakan “sinyal perdamaian dan harapan.”

‘Pedalotto’ tentu saja merupakan pohon yang dibutuhkan di taman ini, yang sudah bertahun-tahun tidak memilikinya, namun kali ini dengan sesuatu yang unik, pohon itu menyala ketika warga mengayuh sepeda-sepeda tersebut.

Bintang di puncak pohon itu juga akan menyala dengan mengayuh mulai hari ini hingga selesai liburan Natal. Ini merupakan sinyal, simbol dari masa yang sulit melawan perubahan iklim, pentingnya menghemat energi dan segala sesuatu yang kita lalui.

Saat acara penyalaan pohon Natal, Wali Kota Roma, Roberto Gualtieri, Ketua Dewan Kota Svetlana Celli, beberapa anggota dewan dan warga mengayuh sepeda-sepeda itu untuk menyalakan pohon Natal.

 

3 dari 4 halaman

Arab Saudi Larang Pohon Natal

Bicara soal pohon Natal, benda itu dilarang diimpor ke Arab Saudi, menurut laporan media.

Otoritas Zakat, Pajak, dan Bea Cukai (ZATCA) telah mengkonfirmasi larangan tersebut, dengan mengatakan bahwa pohon-pohon itu adalah simbol agama non-Muslim, lapor surat kabar lokal Alwatan.

Sejumlah pihak menolak larangan tersebut yang muncul di tengah liberalisasi beberapa hukum sosial di kerajaan, seperti perayaan Halloween, konser pop, dan hiburan lainnya, dikutip dari laman english.alaraby.co.uk, Rabu (9/11/2022).

"Apakah agama kita begitu rapuh sehingga bisa terpengaruh oleh sebatang pohon," tweeted jurnalis Saudi Turki Al-Hamad pada Senin kemarin sebagai tanggapan atas larangan tersebut.

"Arab Saudi hari ini menunjukkan dirinya sebagai negara toleransi dan akomodasi untuk semua agama dan sekte. Apakah keputusan seperti ini membantu melukiskan gambaran itu? Saya rasa tidak."

Sebuah laporan dari kantor berita yang dibawa oleh beberapa outlet berbahasa Arab mengatakan bahwa ZATCA "tidak mengizinkan mengimpor pohon Natal atau benda-benda lain milik agama selain Islam".

Saluran TV milik negara Saudi Al-Ekhbariya mengunggah video ke YouTube dan Twitter melaporkan ZATCA telah mengkonfirmasi larangan tersebut.

Sebuah tweet terpisah dari ZATCA diposting pada Hari Natal tahun lalu yang mengatakan bahwa mengimpor pohon Natal dilarang namun kemudian dihapus, tulis The New Arab.

Terlepas dari larangan yang dilaporkan untuk mengimpor pohon Natal, Riyadh baru-baru ini mengizinkan perayaan Halloween di publik -- pemandangan yang di masa lalu tidak dapat diizinkan.

Empat tahun lalu, bahkan dilakukan penangkapan polisi Saudi yang menggerebek pesta Halloween di ibu kota.

Perayaan Hari Valentine juga telah diizinkan di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir setelah larangan resmi dan agama pada acara tersebut.

Meski begitu, kelompok agama minoritas, termasuk Kristen dan Muslim Syiah, mengalami diskriminasi serius di sana terutama dari mayoritas Sunni yang konservatif.

Ada juga tindakan keras terhadap perbedaan pendapat politik yang dialami oleh aktivis.

 

4 dari 4 halaman

Peternak di Pennsylvania Minta Warga Sumbang Pohon Natal untuk Makan Kambing

Sementara sebuah peternakan di Pennsylvania meminta orang-orang yang bersuka ria usai liburan untuk menyumbangkan pohon Natal bekas mereka untuk memberi makan kawanan kambing.

Mike dan Kim Batz, pemilik Batz Farm di Grantville, Pa., mengatakan bahwa pohon Natal bergizi dan lezat untuk kambing, demikian dikutip dari laman UPI.com, Rabu (29/12/2021).

Mereka menilai pohon Natal memberikan antioksidan dan nutrisi yang baik, serta bertindak sebagai obat cacing alami bagi kambing.

Peternakan meminta penduduk terdekat untuk membawa pohon Natal mereka guna memberi makan 60 ekor kambing mereka.

"Ini lebih baik daripada mengirim mereka ke tempat pembuangan sampah," kata Kim Batz kepada WHP-TV.

"Mereka bisa didaur ulang, dan kami memanfaatkannya dengan baik."