Sukses

Menlu Ukraina Dmytro Kuleba Berharap Ada Perbincangan Damai dengan Rusia pada Februari 2023

Menteri luar negeri Ukraina mengatakan bahwa pemerintahnya berharap untuk mengadakan pertemuan puncak perdamaian pada akhir Februari, satu tahun setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Liputan6.com, Kyiv - Menteri luar negeri Ukraina mengatakan bahwa pemerintahnya berharap untuk mengadakan pertemuan puncak perdamaian pada akhir Februari, satu tahun setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan bahwa PBB dapat menjadi tuan rumah KTT tersebut.

Dimana, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres bertindak sebagai mediator, dikutip dari Straits Times, Selasa (27/12/2022).

“Setiap perang berakhir dengan cara diplomatis,” kata Kuleba.

“Setiap perang berakhir sebagai akibat dari tindakan yang diambil di medan perang dan di meja perundingan.”

Kuleba mengatakan, Rusia perlu menghadapi tuntutan atas kejahatan perang di pengadilan internasional untuk menghadiri KTT.

Kuleba menambahkan bahwa dia "benar-benar puas" dengan kunjungan Presiden Volodymyr Zelensky ke Amerika Serikat minggu lalu.

Meskipun pejabat Ukraina telah mengusulkan kesepakatan damai selama berbulan-bulan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia bersedia untuk bernegosiasi, para pejabat AS dan Eropa mengatakan sulit untuk membayangkan ketentuan penyelesaian yang akan diterima oleh Ukraina dan Rusia.

Bulan ini, Zelensky membahas visinya untuk pertemuan puncak perdamaian global melalui telepon dengan Presiden Joe Biden.

Dan pada November, pada KTT Kelompok 20 tahunan di Bali, Zelensky berbicara tentang “jalan menuju perdamaian” untuk mengakhiri perang, mencatat bahwa Ukraina tidak akan berkompromi dengan pendiriannya sampai wilayahnya dipulihkan.

 

2 dari 4 halaman

Proposal Penyelesaian Perang

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, proposal Moskow untuk penyelesaian di Ukraina sudah diketahui Kyiv dan Ukraina memenuhinya untuk kebaikan mereka sendiri.

"Proposal kami untuk demiliterisasi dan denazifikasi wilayah yang dikendalikan oleh rezim, penghapusan ancaman terhadap keamanan Rusia yang berasal dari sana, termasuk tanah baru kami, sudah diketahui musuh," kata TASS mengutip Lavrov.

Moskow menyebut invasinya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk "mendemiliterisasi" dan "denazifikasi" tetangganya. Kyiv dan sekutu Baratnya menyebut itu sebagai agresi gaya kekaisaran untuk merebut tanah orang lain.

Pada September 2022, Moskow menyatakan telah mencaplok empat provinsi Ukraina -- Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson -- setelah mengadakan apa yang disebut referendum yang ditolak sebagai palsu dan ilegal oleh Kyiv dan sekutunya.

3 dari 4 halaman

3 Tentara Rusia Tewas Tertimpa Puing Drone Ukraina di Pangkalan Engels

Pasukan pertahanan udara Rusia menjatuhkan drone Ukraina saat benda tersebut berusaha mendekati pangkalan udara di Rusia selatan.

Meski begitu, tiga orang dilaporkan tewas setelah terkena puing-puing, kata kantor berita Rusia.

Dikutip dari laman Times of Israel, Senin (26/12/2022), ini adalah serangan kedua di pangkalan Engels bulan ini.

Engels adalah wilayah yang berada di Saratov selatan, terletak lebih dari 600 kilometer (370 mil) dari Ukraina.

“Pada 26 Desember, sekitar pukul 01:35 waktu Moskow, sebuah kendaraan udara tak berawak (drone) Ukraina ditembak jatuh di ketinggian rendah saat mendekati lapangan terbang militer Engels di wilayah Saratov,” lapor kantor berita TASS, mengutip kementerian pertahanan.

"Akibat jatuhnya puing-puing drone, tiga prajurit teknis Rusia yang berada di lapangan terbang jadi korban."

Pada 5 Desember, Moskow mengatakan drone Ukraina telah menyebabkan ledakan di lapangan terbang Engels dan pangkalan lain di wilayah Ryazan.

Menurut TASS, kementerian pertahanan mengatakan tidak ada pesawat yang rusak.

Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari.

4 dari 4 halaman

Bangkai Rudal Rusia Jadi 'Kuburan Unik' di Kharkiv Ukraina

Sementara itu, Kharkiv, kota di Ukraina timur, memiliki "pemakaman" yang unik, yang mengingatkan orang akan beberapa kerusakan terburuk yang terjadi sejak invasi Rusia. Pemakaman itu berupa puing-puing roket yang digunakan untuk menyerang kota tersebut dan penduduknya.

Di kuburan itu terdapat lebih dari 1.000 rudal, atau bagian-bagian rudal. Otoritas lokal berharap mereka bisa membantu memberi informasi untuk setiap kasus tuntutan terhadap otoritas dan tentara Rusia. Dan mungkin, suatu hari kelak, rudal-rudal itu akan menjadi bagian dari museum kekejaman Rusia di negara itu.

Silinder-silinder kebiruan itu dijejerkan dalam barisan sesuai ukurannya, membuat pemandangan yang mengesankan jika dilihat dari udara, dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (25/12/2022).

Dmytro Chubenko, juru bicara Kantor Kejaksaan wilayah Kharkiv, mengatakan bahwa roket-roket itu telah dikumpulkan sejak serangan pertama. Setelah beberapa waktu, para pejabat memutuskan untuk menyusun bangkai-bangkai roket itu berdasarkan jenisnya.

"Ini adalah potongan bukti yang akan digunakan oleh pengadilan pidana internasional," katanya ketika berkunjung ke tempat itu. Dia mengatakan bahwa beberapa spesialis telah datang ke kota itu untuk mempelajari materi tersebut.

Rudal-rudal itu, ia menambahkan, digunakan untuk menyerang beberapa daerah permukiman penting. Dia mengatakan bahwa pihak berwenang memperkirakan setidaknya 1.700 orang tewas akibat penembakan, termasuk 44 anak-anak, di Kharkiv dan sekitarnya.