Sukses

Bahasa Korea dan Ukraina Makin Populer di Dunia pada 2022

Laporan Duolingo mengungkapkan popularitas bahasa yang dipelajari warga dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Popularitas K-Pop diikuti oleh populernya pembelajaran bahasa Korea (Hangul). Terbukti, bahasa Korea semakin diminati di platform bahasa Duolingo

Bahasa Inggris masih menjadi bahasa yang paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Rata-rata pelajar di ASEAN memilih belajar bahasa Inggris di Duolingo.

Trennya adalah warga ASEAN suka belajar bahasa Inggris, Jepang, dan Korea. Ini tak aneh mengingat popularitas J-Pop dan K-Pop yang kuat di kawasan.

Duolingo menyorot bahasa Korea karena popularitasnya. Minat belajar bahasa Korea tak hanya di negara-negara Asia, tetapi merambah ke Eropa dan Amerika Latin. 

"Korea masih merupakan salah satu bahasa dengan pertumbuhan tercepat di banyak negara seluruh dunia, termasuk Argentina, Jerman, dan India, dan termasuk 5 bahasa terpopuler untuk dipelajari di China, India, Jepang, dan Vietnam," tulis Duolingo dalam 2022 Duolingo Language Report, dikutip Selasa (3/1/2023).

Situs Duolingo menganalisis data lebih dari 500 juta pengguna dari seluruh dunia pada 2022. Duolingo menyebut bahwa tren belajar bahasa dipengaruhi oleh budaya pop. 

Faktor penting lain adalah isu terkini. Bahasa Ukraina pun semakin populer di tengah invasi Rusia ke negara itu.

"Pelajar dari seluruh dunia menggunakan studi bahasa untuk mendukung ketertarikan mereka pada pusaka (heritage), budaya pop, dan kejadian-kejadian terkini. Tren terbesar pada 2022 adalah lonjakan global orang-orang mempelajari bahasa Ukraina," tulis Duolingo.

Bahasa terbukti menjadi hal yang penting ketika terjadi perang. Duolingo mencatat ada lonjakan pembelajaran bahasa Ukraina di Jerman hingga 1.651 persen. Jerman memang diketahui menampung sekitar 750 ribu pengungsi Ukraina. 

2 dari 4 halaman

Bahasa-Bahasa Terpopuler 2022

Berdasarkan data Duolingo, Bahasa Inggris menjadi bahasa terpopuler untuk dipelajari di 119 negara. Selanjutnya, ada Spanyol dengan 34 negara.

Berikut daftar popularitasnya:

1. Bahasa Inggris: 119 negara

2. Bahasa Spanyol: 34 negara

3. Bahasa Prancis: 22 negara

4. Bahasa Jerman: 8 negara

5. Bahasa Korea: 4 negara

6. Bahasa Italia: 2 negara

7. Bahasa Jepang: 2 negara

8. Bahasa Swahili: 1 negara

9. Bahasa Swedia: 1 negara

Hal menarik yang disorot Duolingo adalah bahasa kedua terpopuler. Data ini menarik karena kita bisa melihat bahasa apa yang diminati suatu negara selain bahasa Inggris.

Orang Indonesia ternyata suka mempelajari bahasa Jepang di Duolingo. Sementara, bahasa Korea merupakan terpopuler kedua di Malaysia, Thailand, Laos, hingga Myanmar.

Popularitas bahasa di Malaysia dan Filipina cukup menarik, sebab warga dua negara ini sudah fasih bahasa Inggris. Untuk bahasa terpopuler nomor 1, warga Malaysia paling suka belajar bahasa Jepang di Duolingo, sementara orang Pinoy suka belajar bahasa Korea.

Di Asia Timur sendiri, bahasa Inggris merupakan yang paling populer. Sementara bahasa terpopuler kedua bagi warga China adalah Jepang dan banyak orang Jepang serta Korea yang belajar bahasa Korea di Duolingo.

Bagaimana di Timur Tengah dan Afrika? Bahasa Prancis menjadi yang paling populer, termasuk di Arab Saudi dan negara-negara Afrika Utara.

3 dari 4 halaman

Sandiaga Uno Pinta Pelaku Parekraf Kuasai Bahasa Inggris

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno menyayangkan unggahan wisatawan mancanegara (wisman) yang diketahui bernama Davud Akhundzada.  Davud mengunggah sebuah video di TikTok yang menyebut dirinya menjadi korban scam atau penipuan, saat datang ke Desa Wisata Sade, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Wisman itu klaim kena scam di Desa Sade, NTB. Kita memastikan bahwa isu yang berkembang bahwa wisatawan mancanegara klaim kena scam merupakan kesalahan persepsi dan komunikasi," ucap Sandiaga Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno, yang digelar secara hybrid, Senin, 19 Desember 2022.

Menurutnya pelatihan dan pendampingan ini khusus diberikan kepada pelaku pariwisata dan ekraf di desa wisata agar dapat memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan.

"Kami meyakini Desa Wisata Sade adalah desa yang indah, dengan kekuatan budaya dan ekonomi kreatif serta masyarakatnya. Kita akan terus lakukan pendampingan dan pelatihan termasuk peningkatan kemampuan bahasa Inggris masyarakat," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

“Desa Sade sendiri merupakan kampung yang selalu welcome dan terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada wisatawan. Desa wisata ini juga punya produk ekonomi kreatif, seperti tenun yang unik dan handmade. Selain itu juga kaya dengan budaya tari-tarian khas Suku Sasak,” sambungnya,

Hal itu membuat Menparekraf Sandiaga mengapresiasi gerak cepat dari masyarakat Desa Wisata Sade termasuk anggota tim Monev KEK Kemenparekraf, Taufan Rahmadi yang menaruh perhatian lebih terhadap isu ini. "Sebenarnya yang terjadi adalah salah persepsi karena kedua pihak tidak berkomunikasi dengan baik dan lancar sehingga terjadi penggiringan opini terhadap Desa Sade yang dikesankan tidak memperlakukan wisatawan dengan baik," kata Sandiaga.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan kemampuan komunikasi masyarakat di dalamnya, termasuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.  "Pendampingan nantinya juga akan melibatkan Poltekpar Lombok. Selain bahasa Inggris, juga akan ada pendampingan terhadap produk ekraf agar ada standardisasi kualitas dan juga harga dengan batasan-batasan harga produk ekraf yang layak dan pantas untuk daerah Lombok Tengah," tutur Sandiaga.

4 dari 4 halaman

King Sejong Institute Gelar Pelatihan Guru Bahasa Korea Gratis

Sebelumnya juga dilaporkan, King Sejong Institute Foundation menggelar program pelatihan guru Bahasa Korea lokal gratis pada periode Agustus hingga Desember 2022 yang dilakukan secara daring.

Program ini dikelola langsung oleh King Sejong Institute Bandung 1 yang merupakan lembaga kursus Bahasa Korea di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea bersama dengan Korea University.

King Sejong Institute telah tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia, salah satunya King Sejong Institute Bandung 1 yang dikelola bersama oleh UNIKOM bersama Youngsan University, Korea Selatan.

Dengan pembiayaan lebih dari Rp100 juta rupiah dari King Sejong Institute Foundation, sejumlah 15 orang peserta mengikuti pelaksanaan program tersebut dengan tanggal kelulusan 16 Desember 2022.

Namun, hanya 13 peserta yang berhasil lulus dengan 3 peserta yang mendapat predikat terbaik yaitu Tantri Wrahastati di urutan pertama, Maya Mari Mustafa di urutan kedua, dan Anisa Fitriani Rosyadi di urutan ketiga.

“Program ini membantu saya untuk menjadi guru Bahasa Korea yang lebih baik ke depannya. Saya diajarkan banyak hal, seperti cara Menyusun silabus hingga bagaimana membuat rencana kelas dan bagaimana caranya mengajar supaya kelas menjadi menarik,” kata Tantri Wrahastati, salah satu peserta.

Sejumlah pengajar dari Universitas Pendidikan Indonesia terlibat dalam program pelatihan tersebut, di antaranya adalah Asma Azizah, Arief Husein Lubis, Risa Triarisanti, dan Ashanti Widyana.

Selain itu, Profesor Choi Bo Mi dan Profesor Choi Su Jeong yang merupakan pengajar dari Korea University juga ikut andil dalam program pelatihan tersebut.

Profesor Pyeon Jay Gil selaku ketua King Sejong Institute Bandung memberikan selamat kepada para peserta yang lulus, “Saya sebagai Ketua King Sejong Institute Bandung 1, mengucapkan selamat kepada para peserta yang Lulus,”

“Semoga dengan mengikuti program pelatihan ini, para peserta bisa lebih siap untuk menjadi guru Bahasa Korea yang mampu menyebarkan dan memperkenalkan budaya dan Bahasa Korea lebih baik lagi ke masyarakat Indonesia, dan diharapkan menjadi langkah awal dalam menata karir menjadi seorang guru Bahasa Korea,” pungkasnya.