Liputan6.com, Pidie Jaya - Momen tak terlupakan dalam sejarah Indonesia tercatat hari ini tepatnya tujuh tahun tahun yang lalu: gempa Pidie Aceh terjadi.
Tanah Kabupaten Pidie Jaya, Aceh berguncang hebat Rabu 7 Januari 2016 pagi. Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 menggoyang wilayah tersebut.
Baca Juga
Hasil analisis peta tingkat guncangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan dampak gempa berupa guncangan kuat terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Pidie Jaya.
Advertisement
"Daerah yang terkena dampak yaitu Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com saat itu.
Menurut Sutopo, seluruh wilayah tersebut diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempa berupa kerusakan ringan, seperti retak dinding dan atap rumah bergeser. Menurutnya, gempa sangat kuat sempat dirasakan warga selama 15 detik di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie.
"Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. Laporan sementara dari BPBD ada beberapa rumah dan bangunan roboh," kata dia.
Ia menyebutkan bangunan yang roboh terdapat di Kecamatan Bandarbaru, Kabupaten Pidie Jaya. Selain itu, sebuah rumah di perbatasan antara Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, yaitu di Kecamatan Gelumpang Tiga Kabupaten Pidie juga roboh dan menimpa penghuninya.
"Juga ada 1 orang luka, 10 ruko roboh, 4 rumah roboh, beberapa tiang listrik roboh di Pidie Jaya. Ada beberapa bangunan di Ulle Glee Kabupaten Pidie roboh. Di Kabupaten Bireuen, terdapat masjid yang rusak akibat gempa," ucap Sutopo.
Ia mengatakan, melalui BPBD Provinsi Aceh, hingga kini pihaknya masih terus mendata dan memantau apakah ada kemungkinan terjadinya gempa susulan. Selain itu, pihaknya juga terus melakukan penyisiran di lokasi terdampak gempa.
"BNPB masih terus melakukan kajian dan koordinasi dengan BPBD. Tim Reaksi Cepat BPBD sudah berada di lokasi untuk melakukan pendataan dan memberikan bantuan pada masyarakat," kata dia.
Setara Bom Atom
Gempa menguncang wilayah Pidie Jaya, Aceh, Rabu 7 Desember 2016, pukul 05.03 WIB. Gempa terjadi tepatnya di Jalan Banda Aceh-Medan, sekitar 200 kilometer dari pusat Ibu Kota Provinsi Aceh.
Hingga Kamis 8 Desember 2016, korban meninggal akibat gempa mencapai 102 orang, dan 700-an warga luka-luka. Sementara 3,267 warga mengungsi. Terkini, total korban dilaporkan sejumlah media mencapai 104, 857 luka dan 4.500 oran mengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan kala itu, bangunan yang rusak berjumlah 559 unit. Bangunan rusak tersebut meliputi, ruko, rumah, masjid, musala, dan rumah sakit.
"Seratus lima ruko roboh, 19 ruko rusak berat, 5 ruko rusak ringan, 429 rumah rusak (348 rusak berat, 42 rusak sedang, 39 rusak ringan), 14 Masjid rusak berat, 6 unit musala/meunasah rusak, 1 unit bangunan RSUD Pidie rusak berat, 1 unit bangunan Kampus STAI AL-Azziziyah Mudi Mesra Roboh, 3 unit bangunan pesantren rusak," beber Sutopo.
Banyaknya masyarakat yang mengungsi, kata Sutopo, karena rumah warga tergolong rusak berat akibat gempa Aceh. Bahkan, sebagian rumah warga tidak mungkin lagi ditempati.
Meski kekuatannya magnitudp 6,4, namun Perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebut, kekuatan gempa di Pidie Jaya, Aceh, setara dengan kekuatan empat hingga enam kali bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang, pada Agustus 1945.
"Gempa dangkal dekat bibir pantai, tapi secara magnitude tidak sampai sebabkan tsunami. Kekuatannya setara empat hingga enam kali bom Hiroshima. Karenanya bisa ratusan bangunan rusak," kata Manager Teknik Uji Numerik Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BPPT Widjo Kongko di Yogyakarta.
Advertisement
Darurat Bencana
Guna mempercepat pemulihan, Gubernur Aceh telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana skala provinsi selama 14 hari, dari 7-20 Desember 2016.
Penetapan status darurat skala provinsi dikarenakan dampak gempa yang terjadi di tiga Kabupetan yaitu Pidie Jaya, Bireun, dan Pidie.
Sebanyak enam langkah dilakukan dalam masa tanggap darurat gempa Aceh. Pertama, pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya. Kedua, penentuan status keadaan darurat bencana.
Kemudian ketiga, penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana. Keempat, pemenuhan kebutuhan dasar. Kelima, perlindungan terhadap kelompok rentan, dan keenam pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan sejumlah petinggi di Tanah Air juga sudah tiba di Aceh untuk melihat langsung dampak yang ditimbulkan gempa Aceh. Saat tiba di Banda Aceh, sekitar pukul 17.30 WIB, Jokowi langsung menjenguk korban gempa yang dirawat di Rumah Sakit Zainal Abidin, Kota Banda Aceh.
Dunia Soroti Gempa Pidie Jaya Aceh
Sejumlah media asing menyoroti gempa yang mengguncang Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Lindu tersebut berkekuatan 6,4 skala Richter (SR).
Terkait dengan peristiwa tersebut, media Australia, ABC memuat artikel berjudul Magnitude-6.4 quake hits near Indonesian city Banda Aceh. Mengutip pernyataan dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mereka menuliskan gempa tersebut terasa sangat keras.
"Banyak orang yang panik dan berlarian keluar dan banyak rumah yang hancur," ucap pernyataan Sutopo yang dikutip dari ABC, Rabu 7 Januari 2016.
Sementara, salah satu media Jepang, Japan Times terkait gempa Aceh menuliskan berita berjudul, M6.4 Aceh temblor causes coastal panic but no tsunami alert.
Dalam tulisannya, Japan Times memberikan data bahwa kedalaman gempa tersebut 10 kilometer. Bencana ini pun terjadi pada pukul 05.03 waktu setempat.
Japan Times juga menyebut, meski gempa cukup kuat, tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan.
Media China, Xinhua juga menyoroti lindu di Aceh ini. Dengan mengambil judul Powerful quake hits Aceh of western Indonesia, triggering damages, pemberitaan mereka menitikberatkan pada efek gempa besar itu.
"Sebuah gempa dengan kedalaman dangkal dan berkekuatan besar 6,4 SR menyebabkan kerusakan terhadap beberapa rumah dan bangunan," tulis Xinhua.
Sementara itu, media ternama Inggris menulis soal adanya korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Mereka mengaitkan kejadian tersebut dengan tsunami Aceh 2004 lalu.
"Gempa di Aceh, salah satu provinsi di Indonesia, sampai saat ini menyebabkan satu orang tewas dan puluhan rumah hancur," sebut BBC.
"Pada 2004, tsunami meninggalkan kesedihan di Aceh. Peristiwa ini dipicu gempa bumi di bawah laut, dan menyebabkan 120 ribu orang tewas," tulis BBC.
Advertisement