Liputan6.com, Jakarta - Dibandingkan jagoan dalam film laga, apa yang dilakukan Valeri Polyakov jauh lebih 'gila' di zamannya. Pada 8 Januari 1994, pesawat Soyuz-TM 18 yang membawanya mengangkasa dari Baikonur. Meninggalkan Bumi.
Kosmonaut sekaligus dokter spesialis angkasa luar Uni Soviet itu menawarkan diri sebagai 'kelinci percobaan', untuk mencari tahu apa yang terjadi pada tubuh manusia dalam waktu lama di luar Bumi.
Baca Juga
Tak cuma sekali, tapi dua kali.
Advertisement
Yang pertama, pada tahun 1988, Polyakov pernah tinggal 240 hari di stasiun luar angkasa Mir. Misi kali ini lebih lama. Padahal, tinggal di kaleng sempit selama lebih dari setahun, di luar Bumi, tanpa interaksi dengan manusia lain adalah horor psikologis, namun ia ingin membuktikan bahwa pikiran manusia bisa dikondisikan untuk itu.
Dan tak hanya bisa sakit jiwa, terlalu lama hidup dalam kondisi nol gravitasi berisiko menyebabkan hilangnya massa otot dan berkurangnya kepadatan tulang.
Namun, ia berhasil. Setelah tinggal 437 hari, 17 jam, dan 58 menit, Polyakov kembali ke Bumi pada 22 Maret 1995. Kali itu ia ngotot berjalan dari kapsul ke sebuah kursi. Untuk membuktikan ketahanan tubuhnya.
Astronot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Norman Thagard yang menyaksikan adegan itu melaporkan, Polyakov terlihat besar dan kuat. "Sepertinya dia masih mampu bergulat lawan beruang," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari Wired.com.
Â
Pencapaian Besar
Philip Baker, dalam bukunya, 'The Story of Manned Space Stations' mengisahkan, adalah pencapaian besar bagi Polyakov mampu berjalan dari kapsul yang baru mendarat di Kazakhstan.
"Setelah duduk di kursi ia mengambil sebatang rokok milik rekan yang ada di dekatnya, tak ada yang bisa menyalahkan kelakuannya itu. Lalu, ia menyesap brandy dan merayakan misinya," tulis Baker.
"Rekornya (sebagai orang yang paling lama tinggal di luar angkasa dalam sekali jalan) akan terus bertahan, mungkin baru bisa dipecahkan sampai manusia bisa bertualang ke Mars."
Polyakov dilaporkan mengatakan ini pada rekan sesama kosmonot, "Kita bisa terbang ke Mars."
Â
Advertisement
Data yang Dihasilkan
Data dari penerbangan Polyakov digunakan para peneliti untuk menentukan bahwa manusia mampu mempertahankan kondisi mental dalam waktu lama di angkasa luar.
Polyakov menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum, selama, dan setelah petualangannya di luar Bumi. Ia juga menjalani pemeriksaan lebih lanjut 2 kali, 6 bulan setelah kembali.
Diketahui, meski tidak ada gangguan fungsi kognitif, Polyakov mengalami penurunan suasana hati (mood) dan merasa beban kerjanya meningkat selama beberapa minggu di awal misi dan beberapa minggu setelah kembali di Bumi.
Untungnya, Polyakov tidak menderita gangguan kinerja berkepanjangan setelah kembali ke Bumi. Dari hasil pemeriksaan, peneliti menyimpulkan suasana psikologis dan fungsi tubuh secara keseluruhan bisa dikondisikan selama misi antariksa jangka panjang.
Polyakov benar. Kita mungkin mampu menuju Mars...
Selain misi berani Valeri Polyakov, sejumlah peristiwa penting terjadi pada tanggal 8 Januari. Pada 1963, untuk kali pertamanya Mona Lisa dipamerkan di Amerika Serikat.
Sementara, pada 2009, gempa dengan kekuatan 6,1 skala Richter mengguncang wilayah utara Kosta Rika. Sebanyak 15 orang tewas, 32 lainnya luka.