Sukses

Brasil Rusuh, Pendukung Eks Presiden Jair Bolsonaro Mengepung Istana dan Menyerbu Kongres

Para pendukung mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro dilaporkan menyerbu kongres, mahkamah agung, dan mengepung istana kepresidenan pada Minggu (8/1/2023) waktu setempat.

Liputan6.com, Brasilia - Para pendukung mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro dilaporkan menyerbu kongres, mahkamah agung, dan mengepung istana kepresidenan pada Minggu (8/1/2023) waktu setempat. Aksi yang memicu kerusuhan ini terjadi hanya sepekan setelah pelantikan presiden baru negara itu Lula da Silva.

Presiden Brasil Lula da Silva telah berjanji akan menghukum para perusuh. Garda nasional diturunkan untuk memulihkan ketertiban. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (9/1).

Merespons kerusuhan, Presiden Lula da Silva memerintahkan penutupan pusat ibu kota, termasuk jalan utama di mana gedung-gedung pemerintahan berada, selama 24 jam. Media lokal melaporkan bahwa pasukan keamanan telah mengambil alih kembali wilayah tersebut, namun para pejabat belum mengonfirmasi hal ini.

Bolsonaro telah berulang kali menolak menerima kekalahannya dalam pemilu yang berlangsung pada Oktober 2022. Pekan lalu, ia memilih meninggalkan negara itu alih-alih mengambil bagian dalam upacara pelantikan Lula da Silva, di mana ia seharusnya menyerahkan selempang presiden yang ikonik.

Bolsonaro yang diyakini berada di Florida belum berkomentar terkait kerusuhan di dalam negeri.

Sementara itu, Presiden Lula da Silva menegaskan tidak ada preseden dalam sejarah Brasil untuk adegan yang terjadi saat ini. Ia menyebut kekerasan sebagai "aksi para pengacau dan fasis".

Presiden Lula da Silva juga membidik pasukan keamanan yang ia sebut "tidak kompeten, beritikad buruk atau jahat" atas kegagalan menghentikan demonstran mengakses kongres.

"Anda akan melihat dalam gambar bahwa mereka (petugas polisi) sedang memandu orang-orang dalam perjalanan ke Praca dos Tres Powers," katanya. "Kami akan mencari tahu siapa pemodal para pengacau yang pergi ke Brasilia ini dan mereka semua akan membayar dengan kekuatan hukum."

Video yang dibagikan oleh Brasil O Globo menunjukkan beberapa petugas tertawa dan berfoto bersama saat para demonstran menduduki kampus kongres sebagai latar belakang.

2 dari 4 halaman

AS Mengutuk Kerusuhan

Kerusuhan yang terjadi di Brasil menuai respons dari berbagai pihak, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Biden mentwit, "Saya mengutuk serangan terhadap demokrasi dan transfer kekuasaan secara damai di Brasil. Institusi demokrasi Brasil mendapat dukungan penuh kami dan keingin rakyat Brasil tidak boleh dirusak."

Sejumlah pengunjuk rasa dilaporkan merusak jendela, sementara sebagian lainnya dapat menembus ruang senat Brasil.

Tidak jelas apakah pengunjuk rasa masih berada di dalam gedung, tetapi rekaman yang disiarkan oleh media nasional menunjukkan polisi menahan puluhan pengunjuk rasa berseragam kuning di luar istana presiden.

Para pengunjuk rasa dilaporkan telah berkumpul sejak pagi di halaman depan parlemen dan jalan Esplanada, yang dipenuhi dengan kantor-kantor kementerian dan monumen nasional. Keamanan disebut diperketat, dengan jalan ditutup sekitar satu blok di sekitar area parlemen dan polisi bersenjata berjaga di setiap pintu masuk ke area tersebut.

3 dari 4 halaman

Demonstran Sebut Pemilu Curang

Para demonstran membela tindakan mereka saat ditanya oleh wartawan. Lima, seorang insinyur berusia 27 tahun menuturkan, "Kita perlu menegakkan kembali ketertiban setelah pemilihan yang curang ini."

"Saya di sini untuk sejarah, untuk putri saya," katanya kepada AFP.

Namun, warga lainnya di ibu kota Brasilia mengungkapkan kemarahan atas kekerasan tersebut dan mengatakan serangan itu menandai hari yang menyedihkan.

"Saya memilih Bolsanaro tapi saya tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan," kata Daniel Lacerda kepada BBC. "Jika Anda tidak setuju dengan presiden, Anda harus mengatakannya dan move on, Anda tidak boleh mengadakan protes dan melakukan kekerasan seperti yang mereka lakukan."

Banyak yang membandingkan kerusuhan di Brasil ini dengan penyerbuan Capitol Hill pada 6 Januari 2021 oleh pendukung Donald Trump, yang merupakan sekutu Bolsonaro.

Dalam aksinya, para pendukung Bolsonaro menyerukan intervensi militer dan pengunduran diri Presiden Lula da Silva. Mereka telah membuat sejumlah kamp, yang beberapa di antaranya berada di luar barak militer.

Belakangan, pergerakan mereka dibatasi menyusul pelantikan Presiden Lula da Silva. Kamp-kamp dibongkar dan tidak ada gangguan pada hari dia dilantik.

Menteri Kehakiman dan Keamanan Publik Brasil Flavio Dino menyebutkan bahwa aksi kerusuhan ini merupakan "upaya absurd untuk memaksakan kehendak (para pengunjuk rasa) dengan paksa".

"Ini tidak akan menang," twitnya.

4 dari 4 halaman

Para Pemimpin Amerika Latin dan Eropa Mengutuk Kekerasan

Tidak hanya Amerika Serikat, namun dukungan terhadap pemerintahan Presiden Lula da Silva pun datang dari sejumlah pemimpin Amerika Latin dan Eropa. Presiden Chile Gabriel Boric mengatakan Brasil mendapat "dukungan penuh negaranya dalam menghadapi serangan pengecut dan keji terhadap demokrasi".

Sementara itu, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengatakan "fasisme (telah) memutuskan untuk melakukan kudeta".

Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengungkapkan Meksiko menyatakan "dukungan penuh untuk pemerintahan Presiden Lula, yang dipilih atas kehendak rakyat".Pejabat tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan ia "terkejut" dengan serangan itu.

"Demokrasi Brasil akan menang atas kekerasan dan ekstremisme," sebut Borrell.

Dari Prancis, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan "keinginan rakyat Brasil dan institusi demokrasi harus dihormati". Macron menjanjikan "dukungan penuh" kepada Presiden Lula da Silva.