Sukses

Dubes Ukraina: Tidak Benar Kota Soledar dan Bakhmut Jatuh ke Tangan Rusia

Ukraina mengatakan opsi melepas Kota Soledar dan Bakhmut tak terelakkan jika memang risikonya terlalu besar.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menegaskan bahwa kabar yang menyebutkan Kota Soledar dan Bakhmut jatuh ke tangan Rusia tidak benar.

"Soledar punya penduduk asli sekitar 10 ribu warga dan Bakhmut kira-kira 75 ribu. Keduanya ini memang kota kecil. Tapi tidak mungkin Rusia menguasainya dalam satu bulan," ujar Dubes Vasyl saat melakukan jumpa pers secara virtual bersama media, Kamis (12/1/2023).

"Apalagi kondisinya diperparah setelah puluhan ribu tentara Rusia terbunuh," jelasnya.

Dubes Vasyl menambahkan, "Lagi pula, bagi Ukraina tidak ada gunanya mempertahankan kendali atas Soledar atau Bakhmut: jika (risikonya) terlalu mahal, kami akan mundur untuk menyelamatkan nyawa tentara. Saat ini kita bisa menahannya, menggagalkan ribuan penyerbu setiap hari."

Dalam kesempatan yang sama, Dubes Vasyl juga menekankan bahwa Ukraina tidak akan pernah dan mau berdamai dengan Rusia.

"Ukraina tidak pernah dan sudi berdamai (dengan Rusia) ," ujar Dubes Vasyl.

"Negosiasi apapun, diskusi apapun hingga upaya membangun langkah konkret untuk membangun kembali Ukraina, hanya dapat dilakukan setelah pembebasan semua wilayah pendudukan, tidak terkecuali termasuk Krimea dan Donbas," jelasnya.

Dubes Vasyl juga menegaskan bahwa Ukraina tidak membutuhkan mediasi perdamaian dalam format "mari duduk dan bicara, mari kita bekukan konflik, tidak."

"Sangat naif jika masih ada yang percaya bahwa Rusia mampu bernegosiasi. Saya akan katakan pada semua orang. Jangan naif. Mereka (Rusia) tidak mampu melakukan negosiasi dan tidak menginginkan formula damai," tegas Vasyl.

"Ide mereka adalah untuk menghancurkan Ukraina dan mendapatkan wilayah kami. Itu saja. Jadi jangan terkejut."

 

2 dari 4 halaman

Vasyl: Banyak yang Ingin Jadi Juru Damai

Vasyl mengakui bahwa ada banyak pemimpin dunia, aktivis maupun politikus yang mencoba menjadi juru damai.

"Sayangnya, masalah ada pada subjek dari upaya tersebut. Seperti membujuk Ukraina menyerahkan tanah kami ke Rusia, demi menyelamatkan nyawa rakyat," kata Vasyl.

"Ini seakan-akan ingin membujuk hyena untuk tidak makan daging. Artinya, mereka mencoba membujuk penyerbu untuk menghentikan invasi."

Ketimbang bernegosiasi dan cari duduk perkara, Dubes Vasyl menyebut bahwa Ukraina lebih memilih untuk berdiskusi bersama dengan negara mitra (Barat).

3 dari 4 halaman

Ukraina Dapat Bantuan Tank Dari Prancis

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan akan mengirimkan kendaraan tempur lapis baja ringan AMX-10 RC buatan negara itu untuk membantu upaya pertahanan Ukraina. Hal ini disampaikan Macron kepada Presiden Volodymyr Zelenskyy via telepon pada Rabu (4/1/2023).

"Ini adalah kali pertama kendaraan lapis baja buatan Barat dikirimkan untuk mendukung tentara Ukraina," terang seorang pejabat Prancis seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (5/1/2023).

Tidak dijelaskan lebih lanjut terkat volume atau waktu pengiriman, tetapi pejabat yang sama mengungkap potensi dukungan kendaraan militer lainnya.

Amerika Serikat (AS) juga tengah mempertimbangkan pengiriman kendaraan tempur Bradley ke Ukraina. Hal ini terungkap saat Presiden Joe Biden menjawab pertanyaan wartawan.

"Ya," ungkap Biden ketika ditanya apakah AS mempertimbangkan untuk mengirimkan kendaraan tempur lapis baja ke Ukraina.

Bradley adalah kendaraan pengintai yang dapat juga berfungsi sebagai pengangkut pasukan. AS sendiri memiliki ribuan Bradley, yang bisa membantu Ukraina memiliki lebih banyak daya tembak di medan perang dan memperkuat kemampuan negara itu dalam perang parit.

4 dari 4 halaman

Presiden Ukraina: Agresi Rusia Harus Diakhiri Tahun Ini

Melalui twit dan video, Zelensky berterima kasih atas komitmen Presiden Macron. Dia mengatakan, hal itu menunjukkan pentingnya bagi sekutu Ukraina lainnya untuk mendukung persenjataan berat dalam upaya memerangi Rusia.

"Ini mengirimkan sinyal yang jelas ke semua mitra kami. Tidak ada alasan rasional mengapa Ukraina belum dipasok dengan tank-tank Barat," kata Zelenskyy.

"Kita harus mengakhiri agresi Rusia tahun ini," ungkap dia seraya menambahkan bahwa kendaraan lapis baja modern dan tank-tank Barat adalah aset utama yang dibutuhkan Ukraina.

Di Twitter, Zelenskyy mentwit, "Terima kasih teman! Kepemimpinan Anda mendekatkan kemenangan kami."

Tank AMX-10 RC buatan Prancis ringan dan beroda enam. Mereka dirancang untuk misi pengintaian dan telah dikerahkan dalam operasi militer luar negeri terbaru Prancis di wilayah Sahel Afrika Barat dan Afghanistan.

"Mereka sangat mobile… mungkin tua tapi memiliki performa tinggi," ungkap seorang pejabat Prancis.