Liputan6.com, Los Angeles - Lisa Marie Presley, putri dari Elvis Presley dan Priscilla telah meninggal akibat serangan jantung. Ia meninggal dalam usia yang relatif muda, yakni 54 tahun.
Namun, hingga akhir hayatnya, permasalahan hukum yang meninggalkan utang dengan mantan suaminya, masih menjeratnya.
Baca Juga
Mengutip Daily Mail, Jumat (13/1/2023), kematian Lisa Marie Presley meninggalkan pertempuran hukum yang belum terselesaikan atas keuangannya, dan pertanyaan tentang bagaimana dia kehilangan kekayaan US$ 100 juta (Rp 1,5 triliun) yang ditinggalkan oleh ayahnya, Elvis Presley.
Advertisement
Lisa masih berjuang melawan mantan suaminya yang keempat dan terakhir, yakni Michael Lockwood ketika dia meninggal.
Lockwood, ayah dari putri kembarnya Harper Vivienne dan Finley, menuntut $40.000 (Rp 606 juta) per bulan untuk tunjangan anak. Ia bersikeras menyatakan bahwa Lisa memiliki lebih banyak uang daripada yang dia klaim dalam dokumen pengadilan.
Dalam persidangan, Michael menyatakan bahwa Lisa memiliki lebih banyak uang dari yang dilaporkan. Namun, Lisa mengatakan dia masih memiliki hutang sebesar US$16 juta (Rp 424 miliar).
Hutang tersebut diakibatkan oleh kegagalan bisnis yang disebabkan manajernya, Barry Siegel. Dia menggugatnya pada tahun 2018, dan menuduhnya salah mengelola warisannya.
Warisan dari Sang Ayah
Karena hanya memiliki anak tunggal yakni Lisa, Elvis meninggalkan seluruh harta miliknya dalam wasiatnya untuk Lisa ketika dia meninggal pada tahun 1977, dalam usia 42 tahun.
Pada saat kematiannya, kekayaan Elvis hanya bernilai $5 juta (Rp 75 miliar), tetapi Priscilla, istrinya yang dengan cerdik mengubah Graceland menjadi objek wisata dan mendirikan Elvis Presley Enterprises, memanfaatkan citra dan fandomnya yang besar.
Pada saat Lisa Marie mengambil kendali, dana tersebut bernilai $100 juta (Rp 1,5 triliun).
Lisa menunjuk Barry Siegel pada tahun 2003 untuk mengelola uangnya, dan pada tahun yang sama dia meluncurkan karir musiknya sendiri yang nahas.
Siegel sendiri merupakan direktur pelaksana senior Provident Financial Management dan seorang manajer bisnis hiburan terkemuka.
Namun pada tahun 2005 Siegel menjual 85 persen sahamnya di Elvis Presley Enterprises, yang membuat Lisa justru kehilangan kendali atas nama dan hak citra ayahnya.
Siegel mengatakan kesepakatan itu akan membebaskan Lisa dari hutang senilai lebih dari $20 juta utang.
Lisa mengatakan kehilangan jutaan dolar berkat investasi selanjutnya di Core Entertainment, perusahaan di belakang American Idol yang bangkrut pada 2016.
Dia kemudian diduga mulai melikuidasi aset Lisa Presley untuk menambah pendapatan perwaliannya. Selain itu juga mengklaim keputusan bisnisnya meninggalkannya terlilit hutang kartu kredit senilai $500.000.
Advertisement
Terlilit Hutang
Lisa Presley kemudian menceraikan suami keempatnya, Michael Lockwood pada tahun 2016. Dalam proses perceraian mereka, Lisa mengklaim dia berhutang $16 juta - yang menurut Lockwood tidak benar.Â
Menurut dokumen tersebut, Presley pada saat itu berutang pajak lebih dari $10 juta dari tahun 2012 hingga 2017 dan telah gagal membayar utangnya lebih dari $6 juta dari rumahnya di Inggris.Â
Dia juga berutang $263.050 untuk professional fee (jasa layanan tertentu), $47.844 dalam hutang kartu kredit dan perkiraan $250.000 dalam berbagai tagihan yang belum dibayar.
Lisa Presley mengungkap kesulitan keuangannya merupakan akibat dirinya membantu Lockwood membantu membayar sebagian dari $450.000 untuk biaya pengacara.
Menggugat Siegel
Pada 2018, Lisa Presley menggugat Siegel dan menuduhnya karena salah mengatur keuangannya.Â
Siegel dan perusahaannya, Providence Financial Management, membalas, dan menuduh 'pengeluaran di luar kendali' Presley menyebabkan kesulitan keuangannya.
Leon Gladstone, seorang pengacara yang mewakili Barry Siegel, mengatakan pada saat itu: "Jelas bahwa Lisa Marie mengalami masa sulit dalam hidupnya dan ingin menyalahkan orang lain daripada bertanggung jawab atas tindakannya."Â
Namun, Presley bersikukuh bahwa keruntuhan finansial adalah kesalahannya.
Advertisement