Sukses

Polandia Berikan Warning: Perang Dunia III Bisa Terjadi Kalau Ukraina Kalah

Polandia memberikan pernyataan tegas terkait pembelaan negara mereka terhadap Ukraina melawan Rusia.

Liputan6.com, Berlin - Pemerintah Polandia terus memberikan dukungan kepada Ukraina di tengah Rusia. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki bahkan berpesan Perang Dunia III bisa terjadi apabila Ukraina.

Oleh sebab itu, Polandia mendukung pengiriman bantuan militer ke Ukraina, termasuk tank Leopard 2 dari Jerman. 

"Kekalahan Ukraina mungkin menjadi awal dari Perang Dunia III, jadi hari ini tidak ada alasan untuk memblokir dukungan untuk Kyiv dan menunda-nundanya tanpa kejelasan," ujar PM Morawiecki saat berkunjung ke Jerman, dikutip Firstpost, Selasa (17/1/2023).

Ada wacana pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina masih tertunda. Situs France24 menyebut Kanselir Jerman Olaf Scholz khawatir akan terjadi eskalasi konflik apabila Jerman mengirim tank tersebut ke Ukraina. 

Polandia pun mendorong Jerman agar tank-tank tersebut tidak diparkirkan di tempat penyimpanan saja, tetapi dikirimkan. 

"Hari ini rakyat Ukraina tak hanya bertempur untuk kemerdekaan mereka, tetapi juga mempertahankan Eropa. Saya menyerukan kepada pemerintah Jerman untuk bertindak dengan tegas dan mengirimkan semua tipe senjata ke Ukraina," ujar PM Polandia Morawiecki.

Polandia dan Finlandia sebenarnya memiliki tank Leopard 2, tetapi mereka juga tak bisa mengirimkan tank-tank tersebut ke Ukraina tanpa lampu hijau dari pemerintah Jerman. 

Sementara, pihak Rusia tidak gentar dengan potensi kehadiran Leopard 2 dan menyebut siap membakarnya. 

Namun, saat ini Jerman sedang memiliki masalah lain karena mundurnya Christine Lambrech sebagai menteri pertahanan. Pakar pertahanan dari King's College London, Rod Thornton, menyebut mundurnya Lambrech dikhawatirkan melemahkan respons Barat. 

"Rusia telah mencoba melemahkan kohesi Barat, dan dengan kabar mundurnya ini, Barat terlihat kurang bersatu," ujar Thornton.

2 dari 4 halaman

Menhan Jerman Christine Lambrecht Mundur

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengundurkan diri menyusul serangkaian blunder. Keputusan Lambrecht diambil di tengah tekanan yang meningkat terhadap Berlin untuk mengirimkan peralatan tempur ke Ukraina.

Salah satu yang membuat Lambrecht diolok-olok adalah pengumumannya bahwa Jerman menawarkan Ukraina bantuan 5.000 helm militer. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (16/1).

Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko menolak tawaran Lambrecht tersebut, menyebutnya sebagai lelucon. Kepada surat kabar Jerman, Bild, Klitschko bahkan mengisyaratkan dia tidak bisa berkata-kata untuk merespons pernyataan Lambrecht.

Selain itu, Lambrecht juga dikritik secara luas karena dianggap gagal meningkatkan perlengkapan angkatan bersenjata Jerman. Sorotan lain terhadap perempuan usia 57 tahun tersebut adalah saat ia membawa serta putranya dalam perjalanan dengan helikopter militer.

"Fokus media selama berbulan-bulan pada pribadi saya hampir tidak memungkinkan pelaporan dan diskusi objektif tentang tentara, angkatan bersenjata, dan arah kebijakan keamanan bagi kepentingan warga Jerman," ungkap Lambrecht dalam pengumuman pengunduran dirinya seperti dikutip dari CNBC.

"Pekerjaan yang penting oleh para prajurit dan banyak orang dalam industri ini harus menjadi yang terdepan. Karena itu saya memutuskan untuk mundur," tambahnya. "Saya berterima kasih kepada semua orang yang melibatkan diri mereka demi keamanan kita setiap hari dan dengan tulus mendoakan yang terbaik untuk mereka di masa depan."

3 dari 4 halaman

Tak Paham Perang?

Kontroversi terkait Lambrecht tidak berhenti sampai di situ saja. Belum lama ini, politikus senior Partai Demokrat Sosial Jerman itu dikritik habis-habisan menyusul video tahun barunya.

Dalam video itu, ia bicara soal Perang Ukraina, namun dengan latar belakang pesta kembang api. Suaranya bahkan sulit didengar jelas. Oposisi mengecam video tersebut, mencapnya tidak pantas dalam konteks perang.

Belum jelas siapa yang akan menggantikan Lambrecht.

Pengunduran diri Lambrecht terjadi beberapa hari sebelum rekannya sesama menteri pertahanan dari sekutu Barat Ukraina bertemu di pangkalan militer Amerika Serikat di Ramstein pada Jumat untuk membahas dukungan lebih lanjut bagi Kyiv.

4 dari 4 halaman

Desakan untuk Membantu Ukraina

Pada Sabtu (14/1), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan agar sekutu Barat mengirimkan lebih banyak persenjataan berat. Dia menegaskan bahwa teror Rusia hanya bisa dihentikan di medan perang.

"Lantas apa yang dibutuhkan? Senjata-senjata yang ada di gudang sekutu kami," kata Zelensky.

Zelensky menyampaikan hal tersebut tidak lama setelah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berjanji akan mengirimkannya tank Challenger 2.

Polandia dan Finlandia juga telah mengisyaratkan kesediaan mereka untuk membantu Ukraina dengan mengirimkan tank Leopard 2 pabrikan Jerman.

Di lain sisi, komitmen negara-negara tersebut meningkatkan tekanan pada Kanselir Jerman Olaf Scholz dan pemerintahan koalisinya untuk mengirim tank Leopard 2.

Video Terkini