Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa utang nasional negaranya mencapai RM 1,5 triliun (Rp 5,2 kuadriliun). Ia mendesak tindakan segera harus cepat diambil.
Dilansir Channel News Asia, Selasa (17/1/2023), angka tersebut juga menunjukkan bahwa defisit anggaran negara akan melebar lebih jauh dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,8 persen dari PDB untuk tahun 2022.
Baca Juga
“Masalah utang kita sudah menyentuh RM 1,2 triliun dan jika bunganya dimasukkan, utangnya menjadi RM 1,5 triliun,” kata Anwar pada Dialog Anggaran 2023 di Kementerian Keuangan.
Advertisement
Pada 2018, perdana menteri saat itu Mahathir Mohamad mengungkapkan bahwa Malaysia dibebani utang lebih dari RM 1 triliun menyusul kemenangan koalisi oposisi dalam Pemilihan Umum 2018.
Mahathir kemudian menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh mantan anak didik Najib Razak atas masalah tersebut.
Dan tahun lalu, mantan menteri keuangan Tengku Zafrul Abdul Aziz mengatakan bahwa utang negara mencapai RM1,045 triliun pada akhir Juni 2022. Ini sesuai dengan 63,8 persen dari PDB Malaysia saat itu.
Anwar mengatakan bahwa ekonomi berstatus "lemah", demikian laporan dari kantor berita nasional Bernama.
“Terkait juga dengan perkembangan internasional, baik terkait konflik Rusia-Ukraina maupun pasca-COVID-19, dan belum menunjukkan kekuatan ekonomi,” ujarnya.
Menteri keuangan mengatakan bahwa warga Malaysia tidak boleh berpuas diri dan hidup "seolah-olah tidak ada masalah".
Tak Ada Rencana Bangun Gedung Peninggalan
Selama dialog, Anwar juga mengatakan bahwa ia tidak ada rencana untuk membangun gedung pencakar langit di Malaysia.
“Saya rasa sudah cukup banyak landmark di Kuala Lumpur seperti Menara Kembar (Petronas) dan TRX (Bursa Tun Razak).
"Di bawah pemerintahan Anwar, saya tidak ingin menambah masalah ini dan saya tidak berencana untuk bersaing dengan mereka," katanya seperti dikutip Malay Mail pada sesi dialog.
Advertisement
Bakal Bikin Kebijakan
Sebaliknya, Anwar mengatakan bahwa dia berencana untuk membuat kebijakan yang akan membantu usaha kecil dan menengah mengatasi lingkungan ekonomi yang menantang.
Dia berkata: "Satu-satunya fokus saya adalah memastikan kebijakan kami sehat, kebutuhan rakyat terpenuhi ... Dengan melakukan hal-hal ini dan lebih banyak lagi, kami dapat mengembalikan kepercayaan investor di Malaysia."
Pembahasan APBN
Menurut Malay Mail, dialog itu untuk membahas APBN yang diajukan pemerintahan sebelumnya pada Oktober tahun lalu.
Anggaran itu, bagaimanapun, tidak diperdebatkan karena pembubaran Parlemen yang berujung pada Pemilihan Umum pada 19 November tahun lalu.
Sementara pemerintah persatuan Anwar dijadwalkan untuk mengajukan anggaran nasional pertamanya ke Parlemen pada 24 Februari.
Advertisement