Liputan6.com, Toulon - Suster Andre yang merupakan wanita tertua di dunia telah dinyatakan meninggal pada usia 118 tahun. Suster Andre tutup usia pada Selasa malam (17/1) waktu setempat.
Terlahir dengan nama Lucile Randon, Suster Andre lahir pada 11 Februari 1904. Randon merupakan remaja ketika Perang Dunia I berkecamuk. Ia pun hidup ketika masa Perang Dunia II hingga pandemi COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan Switzerland Times, Rabu (18/1/2023), kabar meninggalnya Suster Andre diungkap oleh pihak rumah pensiunan tempat ia tinggal di Toulon, Prancis. Ia meninggal menjelang ulang tahunnya yang ke-119 di 11 Februari mendatang.
Suster Andre telah buta dan bergerak dengan kursi roda. Namun, ia terus bekerja sampai usia 108 tahun. Suster Andre memiliki passion yang kuat terhadap pekerjaannya sebagai suster dan bekerja membuatnya tetap hidup.
"Orang-orang bilang pekerjaan bisa membunuh, tetapi pekerjaan membuat saya tetap hidup, saya bekerja hingga saya berusia 108," ujarnya dalam wawancara pada tahun lalu.
Suster Andre mulai masuk ordo Vincentian ketika berusia 40 tahun, kemudian ia bekerja selama lebih dari 30 tahun di rumah sakit yang berloasi di Vichy. Ia merawat anak yatim piatu dan orang tua. Kemudian, ia pindah ke Toulon.
Pesan lainnya yang disampaikan Suster Andre adalah agar orang-orang saling menyayangi antar satu sama lain agar dunia ini menjadi lebih baik.
Suster Andre dinyatakan sebagai wanita tertua di dunia oleh Guinness World Record pada April 2022. Ia meraih gelar itu setelah meninggalnya wanita Jepang bernama Kane Tanaka pada usia 119 tahun.
Olahraga Rutin 2 Menit Kurangi Risiko Serangan Jantung dan Bikin Panjang Umur
Terkait kesehatan tubuh, makan makanan sehat dan berolahraga akan selalu menjadi kunci untuk umur panjang dalam hidup Anda. Ketika berbicara tentang olahraga dan mengurangi risiko kematian dini, ternyata aktivitas dua menit yang dilakukan secara teratur dapat membuat semua perbedaan.
Penelitian baru yang diterbitkan dalam European Heart Journal menemukan latihan singkat yang dilakukan selama sekitar 15 menit seminggu akan sangat membantu dalam hal panjang umur seseorang.
Ini berarti untuk berumur panjang, Anda tak harus menghabiskan waktu berjam-jam di gym seperti yang banyak dikira orang.
“Hasilnya menunjukkan bahwa mengumpulkan aktivitas berat dalam latihan singkat sepanjang minggu dapat membantu kita hidup lebih lama,” jelas Dr Matthew Ahmadi dari University of Sydney seperti dilansir dari Mirror.
Dia melanjutkan: “Mengingat bahwa kurangnya waktu adalah hambatan yang paling sering dilaporkan untuk aktivitas fisik secara teratur, mengumpulkan jumlah kecil latihan secara sporadis di siang hari mungkin menjadi pilihan yang sangat menarik bagi orang-orang sibuk.”
Penelitian ini menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana intensitas latihan - daripada panjangnya - lebih penting dalam hal kesehatan kardiovaskular. Ini ditemukan setelah melihat orang dewasa berusia antara 40 dan 69 tahun menggunakan data dari Biobank Inggris.
Dengan mengukur gerakan berkonsentrasi pada kegiatan sporadis, peserta dipantau menggunakan pelacak di pergelangan tangan mereka.
Advertisement
Kurang Risiko Penyakit Jantung
Para peneliti mencatat bahwa risiko dari kelima hasil kesehatan yang merugikan seiring bertambahnya usia berkurang karena aktivitas singkat yang kuat. Hasil penyakit kardiovaskular dan risiko kanker juga terlihat berkurang.
Risiko kematian juga diturunkan dengan latihan singkat yang intens
Disimpulkan bahwa risiko seseorang meninggal tanpa aktivitas berat adalah 4% dalam lima tahun, tetapi risiko itu berkurang setengahnya menjadi 2% dengan aktivitas berat mingguan kurang dari 10 menit, dan turun menjadi 1% dengan 60 menit atau lebih.
Dibandingkan dengan hanya dua menit aktivitas berat per minggu, 15 menit dikaitkan dengan risiko kematian 18% lebih rendah dan kemungkinan penyakit kardiovaskular 15% lebih rendah, sementara 12 menit dikaitkan dengan penurunan risiko kanker 17%.
Bahkan lebih baik dari itu, bagi mereka yang mampu meningkatkan intensitasnya, perolehan lebih lanjut diamati di luar angka-angka itu.
Berjalan
Studi lain juga menemukan tingkat penyakit kardiovaskular adalah 14% lebih rendah ketika aktivitas sedang hingga berat menyumbang 20% daripada 10% aktivitas - setara dengan mengubah jalan kaki 14 menit menjadi jalan cepat tujuh menit.
"Hasil kami menunjukkan bahwa meningkatkan volume total aktivitas fisik bukan satu-satunya cara untuk mengurangi kemungkinan mengembangkan penyakit kardiovaskular," kata Dr Dempsey.
Latihan intensif, tidak peduli durasinya, juga terbukti berdampak positif pada tekanan darah, sensitivitas insulin, massa otot, dan komposisi tubuh.
Dr Dempsey menyimpulkan: “Meningkatkan intensitas sangat penting, sementara meningkatkan keduanya akan menjadikannya optimal."
“Ini menunjukkan bahwa meningkatkan intensitas aktivitas yang sudah Anda lakukan baik untuk kesehatan jantung."
“Misalnya, menambah kecepatan saat berjalan kaki setiap hari ke halte bus atau menyelesaikan pekerjaan rumah tangga lebih cepat.”
Advertisement