Liputan6.com, Brasil - Presiden Brasil Lula da Silva memecat 40 tentara dari unit di kediaman resmi presiden setelah dia bersumpah akan bersih-bersih menyusul kerusuhan antipemerintah pada 8 Januari.
Beberapa hari setelah serangan di istana kepresidenan, mahkamah agung, dan kongres oleh para pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro, Lula da Silva mengatakan bahwa para perusuh kemungkinan mendapat bantuan "orang dalam". Lula kemudian memerintahkan peninjauan kepegawaian secara menyeluruh, dia mengatakan yakin bahwa pintu Istana Planalto sengaja dibuka karena tidak ditemukan pintu yang rusak.
Baca Juga
Dalam pengumuman melalui surat kabar pada Selasa (17/1/2023), disampaikan bahwa 40 tentara telah disingkirkan dari Istana Alvorada, kediaman resmi para presiden Brasil. Demikian seperti dikutip dari france24, Rabu (18/1).
Advertisement
Lula Menang Atas Bolsonaro
Lula da Silva yang berhaluan kiri mengalahkan Bolsonaro yang berhaluan kanan ekstrem dengan selisih tipis dalam pemilu Oktober yang memecah belah.
Seminggu setelah Lula da Silva menjabat, ribuan pendukung Bolsonaro memicu kerusuhan dengan menyerbu gedung-gedung pemerintahan, meninggalkan grafiti yang menyerukan kudeta militer terhadap Lula da Silva.
Presiden Lula da Silva pekan lalu menegaskan bahwa "Bolsonarista radikal" yang ditemukan di lingkungan pemerintahan akan segera ditangani.
"Bagaimana mungkin saya menjaga orang-orang yang bisa saja menembak saya," tanya Lula da Silva seraya mengatakan bahwa anggota dinas keamanan mungkin terlibat dalam kerusuhan.
Advertisement
Bolsonaro Dalam Penyelidikan
Sementara itu, Bolsonaro, yang meninggalkan Brasil dua hari sebelum pelantikan Lula da Silva dan saat ini diketahui berada di Amerika Serikat, tengah diselidiki atas dugaan menghasut pemberontakan. Dia sendiri membantah keterkaitannya dengan kerusuhan yang ditimbulkan para pendukungnya.
Dalam sebuah video yang beredar, Bolsonaro menyatakan penyesalan atas peristiwa tersebut, yang digambarkannya "luar biasa".