Sukses

Selain Yeti Airlines Jatuh di Nepal, Ini 11 Kecelakaan Pesawat Mematikan dengan Korban Capai 583 Orang

Tidak hanya Yeti Airlines Nepal, terdapat beberapa kecelakaan pesawat mematikan lainnya yang pernah tercatat dalam sejarah.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Yeti Airlines yang terjatuh di Pokhara, Nepal, pada Minggu, 15 Januari 2023 kini menjadi berita utama secara global. Setidaknya 70 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.

Kejadian tersebut juga menjadi kecelakaan udara terburuk dalam 30 tahun di Nepal, terhitung sejak 1992. 

Pesawat jenis ATR-72 yang mengudara dari Kathmandu itu terjatuh ke sebuah jurang di Pokhara sebelum mendarat di tengah cuaca cerah. Untuk penyebab terjatuhnya pesawat yang membawa 72 orang itu, masih dalam penyelidikan otoritas Nepal.

Bagaimana pun, peristiwa tersebut bukan pertama kalinya kecelakaan udara menjadi pusat tragedi. Sebelumnya, sudah ada sejumlah kecelakaan pesawat terbang mematikan. 

Berikut ini 11 kecelakaan pesawat mematikan yang terjadi di berbagai dunia, dilansir dari Gulf News, Jumat (20/1/2023):

1. Turkish Airlines Penerbangan 981

Pada 3 Maret 1974, pesawat Turkish Airlines terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan 346 orang. 

Pesawat tersebut membawa 335 penumpang dan 11 awak kabin. Pesawat jatuh di Hutan Ermenonville di bagian utara Paris, setelah lepas landas dari Bandara Orly, Prancis.

Tujuan utama penerbangannya adalah menuju London Heathrow, melewati Istanbul. Sepuluh menit setelah penerbangan, pintu kargo kiri belakang meledak karena ada masalah dengan palka (lubang pada pesawat).

Penyelidik keselamatan penerbangan menemukan bahwa pintu kargo tidak dikencangkan dengan aman, sehingga menyebabkan dekompresi eksplosif di kabin. Kemudian hal ini memutus kabel yang menghubungkan dek penerbangan dengan elevator, kemudi, dan dua mesin pesawat.

2 dari 4 halaman

2. Bencana di Bandara Tenerife

Bencana yang terjadi di Bandara Tenerife, Spanyol, terjadi pada 27 Maret 1977. Bencana tersebut menewaskan 583 jiwa.

Kecelakaan mematikan ini melibatkan tabrakan dua pesawat, yakni KLM Penerbangan 4805 dan Pan Am Penerbangan 1736 di landasan pacu bandara. Kedua pesawat adalah jenis Boeing 747.

Saat kejadian, cuaca kala itu sedang berkabut. Tabrakan terjadi saat pesawat KLM melakukan lepas landas, sedangkan pesawat Pan Am, yang tidak terlihat oleh KLM karena kabut, masih berada di landasan pacu dan sedang berbelok keluar menuju landasan gelinding.

3. American Airlines Penerbangan 191

Pada 25 Mei 1979, American Airlines jatuh di Chicago, Amerika Serikat (AS) dan menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 272 orang.

Kecelakaan tersebut terjadi akibat mesin kiri pesawat terlepas dari sayapnya. Pesawat pun jatuh, berguling di udara, dan kemudian jatuh satu mil dari landasan. Pesawat langsung terbakar dan mengeluarkan banyak asap.

4. Saudia Penerbangan 163

Kejadian ini sebenarnya bukan kasus tabrakan pesawat baik di darat maupun udara. Namun, seluruhnya, 301 penumpang di dalam pesawat itu meninggal di landasan pacu di Riyadh, Arab Saudi pada 19 Agustus 1980. 

Penerbangan Saudia 163 saat itu lepas landas dari Riyadh, menuju Jeddah, tetapi kembali ke Riyadh beberapa menit kemudian untuk pendaratan darurat setelah terjadi kebakaran di departemen kargo.

Namun, saat pesawat mendarat, alih-alih melakukan evakuasi darurat, pilot mengarahkan pesawat kembali ke bandara, berhenti di landasan selama hampir tiga menit.

Butuh sekitar 23 menit untuk mengakses pesawat setelah mesin dimatikan. Pada saat pintu dibuka, semua penumpang telah meninggal karena menghirup asap. Sumber api berasal dari dua kompor butana di dalam kargo.

Proses evakuasi terhadap penumpang tak sempat dilakukan.

3 dari 4 halaman

5. Air India Penerbangan 182

329 orang meninggal dalam Air India Penerbangan 182 yang seharusnya berangkat dari Montreal, Kanada menuju London, Inggris pada 23 Juni 1985. Namun, pesawat tersebut malah meledak dan jatuh di Samudra Atlantik di Irlandia Selatan.

Kecelakaan ini terjadi akibat sebuah bom ditempatkan di ruang kargo oleh ekstremis Sikh Babbar Khalsa. Bom pun meledak di atas udara.

Penumpang yang bertanggung jawab diyakini sebagai "M Singh" yang mendaftarkan diri ke dalam penerbangan bersama dengan sebuah koper, tetapi penumpang tidak naik.

6. Japan Airlines Penerbangan 123

Bencana Japan Airlines Penerbangan 123 terjadi pada 12 Agustus 1985 dan mengakibatkan kematian pada 520 orang.

Pasalnya, bagian ekor pesawat lepas yang kemudian merusak seluruh sistem hidraulis pesawat secara keseluruhan. 

Pesawat pun terjatuh di Gunung Takamagahara di Jepang Tengah. Hanya 4 yang selamat ketika pesawat berputar di luar kendali, sebelum membalik dan mendarat di punggungnya, mengikuti dekompresi eksplosif ke bagian belakang pesawat.

7. Iran Air Penerbangan 655

Pada 3 Juli 1988, Iran Air Penerbangan 655 ditembak jatuh oleh rudal militer AS USS Vincennes. Kejadian ini menewaskan 290 orang.

Saat itu, penerbangan berada di wilayah Iran, di atas perairan teritorial Iran dan di jalur penerbangan yang biasa. Namun, menurut pemerintah AS, Vincennes mengira itu adalah pesawat tempur F-14A Tomcat. Awak kapal AS melakukan 10 upaya untuk menghubungi pesawat Iran Air pada frekuensi radio militer dan sipil, tanpa tanggapan, sebelum menembak.

 

4 dari 4 halaman

8. Tabrakan Udara Charkhi Dadri

Pada 12 November 1996, Saudi Arabian Airlines Penerbangan 763 melintasi rute Delhi, India menuju Dhahran, Arab Saudi. Namun, pesawat tersebut mengalami kecelakaan mematikan dalam sejarah dunia karena bertabrakan di udara dengan Kazakhstan Airlines Penerbangan 1907.

Memakan korban sebanyak 349 jiwa, tragedi ini terjadi di atas Kota Charkhi Dadri di India Utara.

Tabrakan terjadi setelah pesawat Kazakhstan Airlines diizinkan untuk turun ke ketinggian 15.000 kaki, tetapi kemudian turun melewati level tersebut hingga ketinggian 14.500 kaki sementara Saudi Arabian Airlines naik ke arah yang berlawanan.

Pada saat pengawas lalu lintas udara memperingatkan tentang kedekatan antara kedua pesawat, semuanya sudah terlambat.

9. Malaysia Airlines Penerbangan 370

Malaysia Airlines Penerbangan 370 hilang pada 8 Maret 2014.

Saat itu, pesawat tersebut dijadwalkan untuk berangkat dari Bandara Internasional Kuala Lumpur ke Bandara Internasional Ibu Kota Beijing. Misteri seputar penerbangan ini telah menjadi fokus penyelidikan lanjutan dan menjadi sumber banyak spekulasi publik.

Pencarian ekstensif telah dilakukan untuk pesawat dan penumpang, tetapi tidak membuahkan hasil yang positif. Puing-puing utama ditemukan terdampar di pantai pulau Réunion di barat daya Samudra Hindia pada 2017, tiga tahun setelah pesawat menghilang.

Penyelidik penerbangan mengonfirmasi setidaknya 3 bagian yang ditemukan mengambang berasal dari pesawat, sementara 5 lainnya tetap sangat mungkin terjadi, tetapi tidak meyakinkan.

Di dalamnya ada 239 orang, 227 penumpang dan 12 awak.

10. Malaysia Airlines Penerbangan 17

Pada 17 Juli 2014, Malaysia Airlines Penerbangan 17 yang seharusnya terbang dari Amsterdam, Belanda ke Kuala Lumpur, Malaysia, terjatuh karena ditembak di dekat perbatasan Rusia.

Kejadian ini menewaskan 298 penumpang. Pesawat ditembak oleh pasukan pro-Rusia yang menguasai wilayah tersebut selama Perang di Donbass antara pemberontak separatis dan pemerintah Ukraina.

Beberapa maskapai penerbangan sudah mulai menghindari wilayah udara Ukraina karena krisis Krimea yang dimulai pada awal 2014, dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional memperingatkan risiko jet penumpang di daerah tersebut.

Namun, tidak semua maskapai mengubah rute mereka. Pada September 2016, jaksa penuntut Belanda pun menyimpulkan bahwa rudal yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat telah diangkut ke Ukraina Timur dari Rusia.

11. Angkatan Udara Iran Ilyushun II-76

Terjadi kecelakaan di udara pada 19 Februari 2003.

Pesawat militer yang jatuh di Pegunungan Sirach dekat Kerman di Iran ini disebabkan oleh cuaca buruk, termasuk angin kencang dan kabut. Alhasil, membunuh 275 penumpang yang semuanya adalah anggota Pengawal Revolusi.

The Aviation Safety Network mengklasifikasikan kecelakaan itu sebagai Controlled Flight into Terrain.